www.INDONESIATRAVEL.NEWS– Training On Trainer (TOT) pengembangan destinasi digital, Sabtu (21/4), di Semarang, Jawa Tengah, akan mengajarkan banyak hal untuk Generasi Pesona Indonesia (GenPI). Khususnya bagi para calon pengelola destinasi digital. Selain berkomunitas, TOT juga mengajarkan manajemen dalam destinasi digital.

Menurut pengelola Pasar Karetan, Mei Kristanti, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam manajemen pasar GenPI, atau destinasi digital.

“Ada sistem mekanisme operasional pasar, konten acara pasar yang harus dirancang setiap minggunya. Yang juga harus diperhatikan adalah sistem dan pola keuangan pasar,” papar Mei, yang juga menjadi salah satu pembicara dalam TOT nanti.

Dijelaskannya, yang tidak kalah penting adalah mengelola keuangan pasar. “Harus ada sistem laporan keuangan dan mengetahui omzet pasar setiap minggunya. Juga mengenai sharing profit dengan pedagang. Pengeluaran seperti biaya operasional, pengisi acara dan lainnya harus diperhatikan juga,” papar Mei.

Sedangkan Staf Ahli Menteri Bidang Komunikasi Kementerian Pariwisata Don Kardono menambahkan, GenPI sebagai komunitas juga harus belajar berkorporasi. Hal ini akan memiliki keuntungan tersendiri.

“Kita belajar berkorporasi selain berkomunitas. Sekarang, semua anggota GenPI, khususnya calon pengelola destinasi digital, harus bersiap menjadi influencer. Semua harus bisa menginspirasi semua orang. Terutama setelah mengikuti TOT,” tutur Don Kardono, Rabu (18/4).

Dijelaskan Don Kardono, TOT akan memberikan gambaran teknis mengenai kebutuhan untuk membentuk destinasi digital.

“Dalam mengelola destinasi digital ada banyak bagian yang harus ditangani. Ada yang concern memikirkan SDM lewat TOT. Ada yang concern mengurus pasar, dan lokasi. Tapi yang tidak kalah pentingnya adalah hubungan dengan pemda atau swasta. Juga membership GenPI dan market atau kostumernya,” paparnya.

Menurut Don Kardono, semua itu menjadi bagian dari manajemen destinasi digital yang harus dipelajari. Ditambahkannya, manajemen yang baik akan menghasilkan hasil yang baik juga. “Pasar Karetan dan Pasar Pancingan adalah contoh destinasi digital yang memiliki manajemen baik. Mereka sukses setiap pekan. Bahkan, mereka mampu mendatangkan sponsor,” paparnya.

Untuk menginspirasi kisah sukses itu, pengelola Pasar Karetan, Mei Kristanti, akan tampil sebagai salah seorang pembicara. Mei akan membahas manajemen pasar.

Pasar Karetan memang salah satu pilot project dari destinasi digital Kementerian Pariwisata. Pasar ini selalu ramai tiap pekannya. Pengunjung pasar di Kendal, Jawa Tengah, berkisar 3.000 hingga 4.000 orang tiap pekannya.

Saat ini, omset Pasar Karetan mencapai Rp 30 juta hingga Rp 40 juta per pekan. Kalau ditotal, per tahun omset pasar ini bisa mencapai Rp 1,6 miliar-Rp 1,9 miliar.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menilai langkah Pasar Karetan layak diikuti destinasi digital lainnya.

“Sejak Triwulan ke-IV tahun 2017, kita punya 7 Pasar Genpi yang kita juluki sebagai Destinasi Digital. Diawali sukses Pasar Karetan Kendal Jawa Tengah. Lalu dikembangkan di tempat lain, Pasar Pancingan Lombok, Pasar Siti Nurbaya Padang, Pasar Baba Boen Tjit Palembang, Pasar Tahura Lampung, Pasar Kaki Langit Jogja dan Pasar Mangrove Batam,” paparnya.

Menurut Menpar, Destinasi Digital bisa menjadi incubator buat GenPI untuk belajar 2C sekaligus, yakni memperkuat Creative Values sekaligus Commercial Values.

“Anak-anak muda millennials itu akan belajar bermedia sosial yang keren, positif, mengangkat dan mempromosikan kekuatan pariwisata Indonesia. Sekaligus belajar bisnis, menciptakan peluang, dan menggerakkan ekonomi masyarakat. Untuk itu mereka juga harus dibekali pengetahuan mengenai manajemen untuk menjaankan destinasi digital,” tutur Menteri Arief.

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here