MEDAN – Peningkatan standar pendidikan dilakukan Kementerian Pariwisata. Tepatnya melalui Workshop Review Kurikulum ke-4. Kegiatan ini dilakukan 13-14 Juni 2019 di Hotel Santika Premiere Dyandra, Medan. POltekpar Medan ditunjuk menjadi tuan rumah.

Menurut Direktur Politeknik Pariwisata Medan Anwari Masatip, nantinya seluruh perguruan tinggi pariwisata akan memiliki standar yang mumpuni.

“Seluruh PTNP kedepannya akan memiliki standar dan pedoman yang mumpuni dalam pelaksanaan pendidikan pariwisata. Hal ini merupakan tujuan dari seluruh kegiatan workshop review kurikulum yang dilaksanakan secara bertahap,” sahut Anwari Masatip, Senin (17/6).

Workshop sendiri dibuka Asdep SDM Pariwisata dan Hubungan Antar Lembaga Wisnu Bawa Tarunajaya.

“Melalui workshop, diharapkan agar seluruh PTNP dapat segera menuntaskan review kurikulum dan menghasilkan buku pedoman untuk dapat difinalisasi pada pertemuan selanjutnya,” sahut Wisnu, yang juga Koordinator Perguruan Tinggi Negeri Pariwisata Kementerian Pariwisata.

Dijelaskannya, buku tersebut akan berisi tentang plan, do, check, dan action. Dan akan menjadi pegangan semua perguruan tinggi pariwisata.

“Dengan demikian, kita akan lebih mudah mengarahkan mahasiswa dan ada keseragaman pedoman pelaksanaan pendidikan di seluruh PTNP,” tambahnya.

Tugas utama dalam workshop tahap 4, adalah membuat pedoman tata cara pelaksanaaan praktek kerja lapangan (PKL) dan praktek kerja nyata (PKN).

Hal tersebut dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Pedoman ini akan di berikan kepada industri dan para mahasiswa terkait.

Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Pariwisata Kemenpar, Ni Wayan Giri Adnyani mengatakan, hal ii akan membuat para mahasiswa paham. Mereka akan mengerti apa yang dibutuhkan dan yang akan diberikan saat pelaksanaan PKN dan PKL.

“Selain pembahasan terkait kurikulum, kita juga harus mempertimbangkan hal terkait dengan karier dosen. Kita juga harus menciptakan pedoman untuk memberikan peluang kepada dosen dalam meningkatkan kompetensi mereka di industri pariwisata. Terutama para dosen muda yang nantinya akan membimbing para mahasiswa. Dosen yang kompeten akan menghasilkan mahasiswa kompeten juga,” pesan Giri Adnyani.

Kegiatan ini diikuti oleh 80 peserta. Mereka berasal dari Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung, Politeknik Pariwisata Bali, Politeknik Pariwisata Medan, Politeknik Pariwisata Makassar, Politeknik Pariwisata Lombok, dan Politeknik Pariwisata Palembang.

Narasumber yang hadir dalam kegiatan ini adalah Dr. Elidjen dari Universitas Bina Nusantara. Beliau membawa materi Kurikulum Berbasis Digital. Ada juga Dr. Ir. Sudi Ariyanto, M.Eg yang membawa materi tentang pembelajaran berbasis e-learning.

Giri Adnyani menambahkan, PTNP harus menciptakan ide-ide agar para dosen dapat berkecimpung dalam dunia industri. Misalnya dengan menempatkan salah satu dosen menjadi manager di sebuah hotel selama 3 bulan. Sehingga, pengetahuan tentang industri hotel semakin meningkat dan up to date.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menuturkan, people are the real differentiator. Artinya, yang membedakan antara 1 bangsa dengan bangsa lainnya adalah manusianya. Yang membedakan antara satu perusahaan dengan perusahaan lain adalah manusianya.

“Begitu pun yang membedakan antara 1 keluarga dengan keluaga lain adalah manusianya. Dan yang membedakan antara 1 manusia dengan manusia lain adalah karakter dan kompetensinya,” ujar Menpar Arief Yahya.

Dalam dunia pendidikan, pelatihan dan sertifikasi menjadi salah satu tugas utama yang harus diemban oleh PTNP. Tujuannya adalah untuk memastikan dan memelihara kompetensi yang telah didapat melalui proses pembelajaran. Baik formal, non formal, pelatihan kerja, ataupun pengalaman kerja.

“Karena dalam dunia kerja, kompetensi harus dipelihara. Bukan hanya pernah kompeten, tetapi kompeten dan terus kompeten, sehingga benar-benar menghasilkan sumber daya manusia yang professional,” tegasnya.(**)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here