JEPARA – Kebudayaan khas Karimunjawa diangkat ke permukaan. Tepatnya melalui Festival Karimunjawa 2019, 6-8 September. Kegiatan ini akan digelar di sekitar The Paradise of Java. Seperti Pelabuhan Rakyat, dan Alun-Alun Karimunjawa.

Menurut Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani, Karimunjawa menawarkan sisi lain dari budaya Jawa.

“Pulau Karimunjawa sendiri sangat eksotis. Pulau ini menjadi destinasi yang sangat menarik. Valuenya kini bertambah dengan penyelenggaraan Festival Karimunjawa 2019. Wisatawan bisa melihat sekaligus menikmati sisi lain dari budaya Jawa. Apa yang ditampilkan di Karimunjawa itu sangat khas dan unik,” ungkap Rizki, Minggu (18/8).

Berbagai agenda yang akan digelar dalam Festival Karimunjawa 2019 antara lain Aksi Karimunjawa Bersih, Live in Karimunjawa, Ritual Barikan Kubro, dan Kirab Tumpeng. Ada juga Lomba, Workshop, Transplantasi Karang, dan Penanaman Mangrove, lalu Pelepasan Tukik. Yang tidak kalah seru adalah Prosesi Larungan di Pelabuhan Rakyat.

“Pulau Karimunjawa itu sangat indah. Alam dan budayanya sangat luar biasa di sana. Warna warni dari keindahan itu dirangkum dalam Festival Karimunjawa 2019. Wisatawan yang berkunjung pasti dibuat terpukau. Kesan dan experiencenya sangat kuat. Silahkan datang ke Festival Karimunjawa 2019,” terang Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Salah satu yang dinantikan adalah Ritual Barikan Kubro, Kamis (5/9). Tradisi tersebut turun temurun dilakukan pada Bulan Suro. Hari yang dipilihnya Kamis Pon menjelang Jumat Wage. Oleh masyarakat Karimunjawa, hari menurut kalender Jawa itu dinilai sangat istimewa. Memiliki banyak filosofi, puncak Barikan Kubro adalah Kirab Tumpeng. Biasanya disajikan juga Tari Minogoro.

Kirab Tumpeng menjadi perlambang etos kerja masyarakat Jawa. Kata ‘Tumpeng’ adalah serapan dari ‘Metu Mempeng’. Artinya, dalam melakukan pekerjaan harus dilakukan dengan penuh kesungguhan. Pucuk Tumpeng lalu diarak meunju laut dan dilarung. Setelah pucuknya dilarung, badan Tumpeng biasanya dibawa ke Alun-Alun Karimunjawa.

Di alun-alun, Tumpeng lalu diperebutkan masyarakat dan dinikmati bersama. Muara dari seluruh rangkaian tersebut adalah kehidupan sejahtera dan tentram. Sebab, doa dan tolak bala sudah dilakukan. Adapun Tari Minogoro menjadi representasi kehidupan masyarakat Karimunjawa. Garis besar ceritanya, berisi berbagai aktivitas produktif wanita pesisir sembari menunggu suaminya pulang dari melaut.

“Festival Karimunjawa 2019 digelar semakin menarik. Tahun ini menjadi penyelenggaraan ke-2. Semua potensi destinasi wisata Karimunjawa ditampilkan. Konten budaya yang disajikan itu selalu ditunggu publik. Kami optimistis, penyelenggaraan Festival Karimunjawa 2019 semakin banyak menarik arus wisatawan, khususnya mancanegara,” kata Kadisporapar Jawa Tengah Sinoeng Nugroho Rachmadi.

Kemeriahan festival semakin lengkap dengan kegiatan yang digelar di Alun-Alun Karimunjawa. Ada Gelar Pameran UMKM, Atraksi Seni Budaya Karimunjawa, hingga Lomba Menyanyi. Ikut digelar juga Hiburan & Pagelaran Seni, Lomba Merangkai Sayur, Lomba Mancing, Band, dan Kesenian Rakyat.

Staf Khusus Menpar Bidang Media dan Komunikasi Don Kardono menegaskan, festival jadi branding ideal.

“Festival Karimunjawa 2019 tentu menjadi media branding yang sangat ideal. Kehadiran wisatawan ini akan memberi banyak keuntungan. Apalagi, mereka senang memproduksi konten menarik dan ditaruh di media sosialnya masing-masing. Selain alam dan budayanya, kuliner di Karimunjawa sangat enak dan otentik. Ini juga konten dengan potensi like dan comment positif banyak di media sosial,” tutur Don.

Experience wisatawan lengkap dengan beragam kuliner khas Paradise of Java. Beberapa makanan yang ditawarkan khas, seperti Pindang Serani, Lontong Krubyuk, atau Tongseng Cumi. Minumannya otentik yaitu, Wedang Blung, Wedang Jahe, hingga Es Kelapa Rainbow. Jajanannya semakin berwarna dengan kenikmatan Klepon Alang-Alang, jenang Karimun, hingga Pisang Panggang.

“Karimunjawa sangat lengkap. Semuanya masih sangat otentik di sana. Festival Karimunjawa 2019 jadi moment terbaik menikmati semua. Sebab, semua keindahan Karimunjawa ditampilkan. Dan, aktivitas ini membawa pengaruh positif. Konservasi alam dan budaya berjalan, lalu masyarakat mendapat value secara ekonomi. Kami tunggu Anda di Festival Karimunjawa 2019,” tutup Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya.(****)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here