JAKARTA – Kelam Tourism Festival 2019 menjadi sajian memukau yang layak dijadikan atraksi wisata nasional. Ragam atraksinya banyak. Bahkan, bisa dibilang lengkap. Namun bukan hanya itu saja. Keindahan Tanah Borneo menjadi bonus tersendiri bagi wisatawan yang datang di acara yang digelar 8-14 Juli itu. Apalagi acara ini digelar di Bukit Kelam Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat (Kalbar).

Bagi yang belum tahu, Bukit Kelam bukanlah sebuah bukit biasa. Ia adalah sebuah batu raksasa setinggi 1.002 mdpl. Lebih tinggi dari Ayery Rock di Australia yang memiliki ketinggian 863 mdpl. Sebuah batu monolit atau batu tunggal raksasa yang menantang untuk ditaklukan.

“Kelam Tourism Festival 2019 memang dirancang untuk mengangkat potensi dari Bukit Kelam. Keindahannya dijamin mampu membuat kagum wisatawan yang datang,” ujar Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kementerian Pariwisata Rizki Handayani, Senin (8/7).

Menurut Rizki, Bukit ini menawarkan sensasi petualangan yang tak berkesudahan. Bukit ini terletak di antara dua sungai besar, yaitu Sungai Melawi dan Sungai Kapuas. Dimana bukit ini memiliki kemiringan hanya 15 hingga 40 derajat. Hal ini membuatnya relatif lebih mudah untuk didaki oleh wisatawan. Biasanya, waktu yang ditempuh untuk mendaki bukit ini sekitar 4 jam perjalanan. Tapi ada alternatif lain. Pihak pengelola menyediakan tangga untuk sampai ke puncak.

“Tangga tersebut memiliki kemiringan 90 derajat. Meski jarak tempuhnya menjadi lebih cepat dibandingkan jalur normal yakni hanya 2 jam, mungkin adrenalin akan lebih terpacu saat menggunakan tangga ini,” kata Rizki.

Bukan cuma keberadaannya saja yang menakjubkan. Bukit Kelam juga menjadi tempat hidup beragam flora fauna langka. Salah satunya tanaman kantung semar. Tak tanggung-tangunggung, Bukit Kelam memiliki tanaman kantung semar dari 14 spesies berbeda. Terdapat pula anggrek hitam dan jenis angkrek-angkrek lainnya.

Sementara untuk fauna, Bukit Kelam menjadi tempat hidup bagi beruang madu, armadilo dan berbagai macam jenis burung. Salah satunya burung walet yang tinggal di beberapa gua di kawasan Bukit Kelam.

Soal pemandangan sudah pasti keren. Menurut Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional II Kementerian Pariwisata Adella Raung, pemandangan indah disuguhkan Bukit Kelam bahkan sebelum sampai ke puncak. Hutan tropis khas Kalimantan akan menjadi pemandangan pertama. Bukan hanya itu saja di sana juga terdapat air terjun serta gua-gua raksasa yang bisa dikunjungi bagi pencinta adventure.

“Apalagi jika wisatawan melakukan camping di Bukit Kelam. Nuansanya keren banget. Wisatawan disuguhkan pemandangan langit yang menakjubkan ketika malam tiba. Panorama sunrise-nya pun juara. Dijamin akan membuat betah,” kata Adella.

Terpisah, Kepala Bidang Pemasaran Area III Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional II Kemenpar Sapto Haryono pun ikut angkat suara. Menurutnya masih sangat sedikit wisatawan yang mengetahui keindahan Bukit Kelam. Karena itu dibutuhkan peran aktif dari semua pihak untuk mengangkat destinasi tersebut.

Apalagi akses ke Bukit Kelam cukup mudah. Wisatawan bisa menempuhnya menggunakan pesawat dari Kota Pontianak ke Kota Sintang. Tapi jika ingin menikmati keindahan alam Kalimantan, wisatawan dapat memilih memakai jalur darat menggunakan mobil atau bus sekitar 6 jam.

“Karena itu Kemenpar mendukung penuh perhelatan Kelam Tourism Festival 2019. Destinasi ini sangat memenuhu syarat sebagai destinasi unggulan Kalbar,” ujar Sapto.

Menteri Pariwisata Arief Yahya pun seirama. Atraksi wisata terbukti efektif mempromosikan berbagai destinasi di Indonesia. Seperti halnya Bukit Kelam. Keunikan dan keistimewaan Bukit Kelam masih kalah bersaing dengan Negara tetangga, Australia. Bukit ini belum dikenal secara maksimal. Masih belum banyak orang mengetahui dan sadar akan potensi yang dimiliki bukit batu raksasa ini.

“Experience yang ditawarkan Bukit Kelam ini luar biasa. Apalagi ditambah dengan kuatannya budayanya. Selainnitua ada banyak spot lain yang tak kalah menariknya di seantero Kalbar. Silahkan kunjungi dan buktikan sendiri eksotisme Borneo,” pungkas Menpar Arief. (*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here