JAKARTA – Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, berharap Hari Krida Pertanian ke-48 Tahun 2020 bisa menjadi momentum untuk menjadikan pertanian Indonesia lebih modern. Serta lebih memaksimalkan penggunaan teknologi pertanian. Mentan berharap cara-cara tradisional ditinggalkan.

Ajakan tersebut disampaikan Mentan SYL saat Upacara Memperingati Hari Krida Pertanian ke-48 Tahun 2020, Selasa (23/06/2020).

Menurutnya, momentum Hari Krida Pertanian adalah penanda secara astronomi saat keadaan proses produksi tanaman berakhir, dan akan dimulai untuk persiapan produksi selanjutnya. Sehingga, para petani akan menyatakan syukur atas panen raya.

“Saya ingin semangat ini menjadi momentum bergesernya pola pertanian tradisional menjadi pola pertanian modern. Dimana inovasi dan teknologi akan menjadi panglimanya. Pertanian tidak boleh lagi dilakukan dengan cara-cara lama dan berpola tradisional,namun harus berubah menjadi lebih modern,” tuturnya.

Mentan pun berharap penggunaan teknologi dan inovasi serta alat dan mesin pertanian harus semakin digiatkan untuk meningkatkan produktivitas. Ia pun meminta pelibatan generasi muda dan start up, efisiensi tenaga kerja, dan perluasan pasar bagi industri serta bertumbuhnya ekspor.

“Negara hadir untuk meningkatkan produksi nasional berbasis pertanian rakyat dan keberpihakan pada petani kecil. Program berpihak pada petani harus diperkuat. Kementan telah alokasikan bantuan benih/bibit, program padat karya, stabilisasi stok dan harga pangan, serta distribusi dan transportasi pangan. Selain itu, pemerintah sudah menyiapkan skema bantuan untuk petani, baik KUR maupun asuransi pertanian,” urainya.

Mentan SYL pun mengajak para petani dan masyarakat untuk membangun optimisme sektor pertanian. Hal ini penting agar masyarakat sadar pangan tidak boleh terhenti berproduksi.

“Pangan menjadi prioritas bagi negara, 267 juta rakyat masih akan terus butuh makan. Sektor lain penting, namun pangan paling utama. Apalagi di masa pandemi ini, kita merasakan sekali, butuh pangan sehat, pangan yang cukup. Gizi yang seimbang dan menyehatkan,” katanya.

Dijelaskannya, peningkatan produksi menjadi sebuah kewajiban dalam menghadapi tatanan kehidupan baru atau new normal.

“Saya bersyukur ketahanan pangan nasional Indonesia saat ini terjaga dengan baik. Produktivitas sejumlah komoditas strategis tidak menunjukkan perlambatan. Hingga akhir Juni 2020, stok beras nasional diperkirakan mencapai 7,49 juta ton. Antisipasi kemarau panjang juga dilakukan dengan mendorong percepatan tanam padi untuk musim 5,6 juta hektare pada musim tanam kedua di 33 provinsi,” katanya.

Mentan mengajak seluruh pihak untuk berterima kasih pada para petani yang tanpa lelah bekerja untuk pangan. Menjaga agar makanan cukup. Menurutnya, kita harus terus bersama dan gotong royong menjaga pangan Indonesia.

“Perjuangan kita masih panjang, dan petani akan selalu hadir sebagai pahlawan bagi bangsa ini. Saya mengajak untuk terus menjaga momentum baik ini, bertumbuh dan berkembang menjaga pangan Indonesia. Terima kasih Petani, terima kasih para pejuang pangan kita,” katanya.

Sementara Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), Kementan, Sarwo Edhy, mengatakan penggunaan alat dan mesin pertanian (alsintan) menjadi keharusan di saat ini.

“Tuntutan pertanian adalah meningkatkan produktivitas. Dan hal itu bisa didukung sepenuhnya dengan penggunaan alsintan. Dari pengolahan lahan, tanam, panen, hingga pasca panen, semua bisa dimaksimalkan dengan alsintan. Tentu saja Kementan melalui Ditjen PSP akan terus mendorong agar petani Indonesia lebih maju, mandiri dan modern dengan alsintan,” tuturnya.(*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here