www.INDONESIATRAVEL.NEWS-Target Kota Ambon menjadi Kota Musik Dunia ke-18 tahun 2019 mendapat dukungan besar. Dukungan datang dari Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI.

Melalui ketuanya Bambang Soesatyo, DPR Ambon harus diakui oleh Organisasi Pendidikan, Keilmuan dan Kebudayaan (Unesco) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

“Pada tahun 2019 harus ditargetkan Ambon sebagai Kota Musik Dunia. Namun, harus ada kegiatan kreatif lainnya sebagai pertanda bahwa Ambon adalah Kota Musik Dunia,” kata Bambang, dalam pembukaan press gathering Koordinatoriat Wartawan Parlemen Mensukseskan Ambon Sebagai Kota Musik Dunia di Ambon, Sabtu (17/3).

Tema yang diangkat adalah Sinergi DPR RI, Pemerintah RI, Pemkot Ambon, dan Wartawan Parlemen Menyukseskan Ambon sebagai Kota Musik Dunia.

Turut hadir dalam gathering Anggota DPR RI Michael Wattimena, PLT Gubernur Provinsi Ambon, Wali Kota Ambon, Anggota DPRD Provinsi Maluku dan Kota Ambon, Deputi V Badan Ekonomi Kreatif Ary Julianto Gema, Forkopimda Provinsi Maluku dan Kota Ambon, PLT Sekjen DPR RI Damayanti, Koordinator Wartawan Parlemen Romdhoni Setiawan serta 140 Peserta Press Gathering.

Ditambahkan Bambang, Ambon sebagai kota musik dunia juga harus didukung oleh infrastruktur dan elemen lainnya. Sehingga, ketika ada wisatawan lokal maupun dari mancanegara datang, mereka tidak hanya menikmati musik saja.

Bambang menilai potensi wisata di Ambon tidak kalah dengan daerah lain. Pariwisata Ambon potensi untuk dikembangkan. Caranya dengan menawarkan paket wisata.

“Infrastruktur harus dibangun. Sehingga, wisatawan bukan hanya nonton musik namun juga bisa menikmati paket wisata unggulan yang ada di Ambon,” ujarnya.

Dikesempatan yang sama Asisten Deputi Strategi dan Komunikasi Pemasaran I Kemenpar Hariyanto menambahkan, dari segi pemasaran, Kemenpar terus mendukung berbagai kegiatan atau festival yang ada di Provinsi Maluku salah satunya Kota Ambon. Seperti Festival Teluk Ambon, Pesta Rakyat Banda, Festival Budaya Banda, Festival Musik Jalur Rempah.

Tahun 2018 sendiri ditargetkan kunjungan wisatawan mencapai 25.000 wisatawan mancanegara (wisman) dan 150 ribu wisatawan nusantara (wisnus).

“Serta perlu inovasi istimewa termasuk agenda musik dunia di Ambon. Perlu perhatian serius Bekraf dan Kemenpar. Diharapkan Java Jazz tahun depan (2019) dapat terlaksana di Kota Ambon tidak di Jakarta terus. Agenda musik internasional tersebut selayaknya digelar di destinasi pariwisata sekitar Ambon,” ujarnya.

Lebih lanjut, Hariyanto mengatakan, Kemenpar akan mendukung dan memaksimalkan serta mempromosikan Ambon baik destinasi maupun lewat Calendar of Event.

Sebab, warga Ambon bukan saja memiliki DNA bermusik saja. Tetapi juga memiliki sebagai daerah dengan indeks kebahagiaan tertinggi di Indonesia (BPS) dimana itu selaras dengan pariwisata.

“Kerjasama pentahelix yang meliputi 5 unsur itu tidak bisa diremehkan. Yakni Academician, Business, Community, Government, dan Media. Kelimanya harus tampil dalam satu barisan, satu tujuan, memajukan pariwisata di Provinsi Maluku khusunya kota Ambon, dengan konsep pentahelix,” ujar Hariyanto.

Menteri Pariwisata Arief mengapresiasi percepatan Kota Ambon untuk ditetapkan sebagai Kota Musik Dunia. Menurutnya, keindahan alam dan budaya Maluku itu sudah kelas dunia.

Teluk Ambon misalnya, memiliki seni musik dan kalau dijual akan laku. Jadi bisa digabung dengan Festival Teluk Ambon dan musik, untuk Ambon jadi kota musik sedunia.

“Untuk mewujudkan itu semua, Semua unsur harus berperan aktif. Dan yang paling utama ialah masyarakatnya. Agar seluruh masyarakat Ambon turut berkontribusi dalam mewujudkan Ambon sebagai Kota Musik bertaraf internasional,” pungkas Menpar Arief Yahya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here