NUNUKAN – Festival Crossborder Nunukan 2019 membawa banyak berkah bagi para pelaku UMKM. Dari data Panpel lokal dan Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kab Nunukan, jumlahnya mencapai Rp 400 juta – Rp 600 juta. Nominal sebesar itu didapat di periode 20-28 April 2019.

“Data dari Panitia Pelaksana dan Disparpora Kab Nunukan memang sebesar itu. Nominalnya ada di kisaran Rp 400 juta – Rp 600 juta,” tutur Sekda Kabupaten Nunukan Seefianus, Senin (29/4).

Dalam event ini, ada 17 stand kuliner yang disediakan panitia. Setiap stand, rata-rata mendapatkan penghasilan sebesar Rp 2 juta – Rp 3 juta/hari. Sehingga, selama rangkaian kegiatan berlangsung, rata-rata per stand mendapat Rp 16 juta – Rp 24 juta. Dengan demikian, proyeksi awal terkait transaksi keseluruhan stand selama rangkaian kegiatan terpenuhi, yaitu Rp 272 juta – Rp 408 juta.

Untuk bazaar, ada 24 tenant yang berpartisipasi dalam 2 hari kegiatan, tanggal 27-28 April. Dalam 2 hari tersebut, rata-rata pendapatan harian per tenant sebesar Rp 1 juta – Rp 1,5 juta.

Pendapatan rata-rata per tenant selama rangkaian kegiatan sebesar Rp 2 juta – Rp 3 juta, sehingga proyeksi transaksi keseluruhan tenant bazaar selama rangkaian kegiatan juga terpenuhi yaitu Rp 48 juta – Rp 72 juta.

“Untuk para PKL, ada 41 titik yang terdata sepanjang Festival Cross Border Nunukan 2019 berlangsung. Pendapatan rata-rata harian per PKL yaitu Rp 300 ribu – Rp400 ribu, pendapatan rata-rata selama rangkaian kegiatan sebesar Rp 2,4 juta – Rp 3,2 juta, dengan proyeksi transaksi keseluruhan PKL selama rangkaian kegiatan mencapai Rp 98,4 – Rp 131,2 juta,” ungkapnya.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani menambahkan, proyeksi transaksi untuk seluruh kategori pedagang selama rangkaian kegiatan Festival Crossborder Nunukan pada April 2019 ini diperkirakan sekitar Rp 418,4 juta – Rp 611,2 juta.

“Data ini dihimpun berdasarkan rangkuman yang dilakukan Panpel Lokal Festival Cross Border Nunukan bersama Tim Disparpora Nunukan.” terangnya.

Tenaga Ahli Menteri Pariwisata Bidang Pemasaran dan Kerjasama Pariwisata I Gde Pitana menyatakan, Festival Crossborder Nunukan 2019 sendiri ditutup dengan penampilan pedangdung asal Banyuwangi, Fitri Carlina, Sabtu (27/4) malam. Venue di GOR Dwikora, Nunukan, dipenuhi lautan manusia. Sekitar 7000 orang dibuat terpana selama 1,5 jam.

”Ini persembahan luar biasa. Event ini sukses besar. Masyarakat terhibur dengan konser Fitri Carlina yang digelar Kemenpar. Semua puas. Para pedagang pun meraup untung yang tak sedikit. Ini salah satu tujuan kita. Menggerakkan perekonomian masyarakat sekitar,” jelasnya.

Kabid Kabid Pesanan I Area III Sapto Haryono menambahkan, Musik menjadi kata kunci yang dimainkan. Seni budaya dan kuliner menjadi pemanisnya. Ada perputaran uang yang tercipta. Endingnya, membangun Indonesia dari wilayah pinggiran.

“Fitri Carlina menjadi pilihan yang tepat untuk dihadirkan. Dia sangat ngetop di Nunukan. Basis fansnya besar. Lihat saja, ribuan orang sampai rela nonton hingga mendekati tengah malam,” bebernya.

Menpar Arief Yahya langsung mengangkat emoji tiga jempol. Kebetulan, dia memang berusaha menghidupkan crossborder dengan memperbanyak event dan acara yang bisa dinikmati oleh tetangga negara seperti Tawau di Malaysia.

“Kegiatan rutin seperti festival Crossborder bisa menaikkan ekonomi di perbatasan. Rumusnya, perpindahan orang itu sama dengan perpindahan uang,” tandasnya. (*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here