DENPASAR – Bali kembali menjadi salah satu destinasi wisata favorit di Asia sepanjang 2018. Salah satu obyek wisata yang selalu dikunjungi wisatawan adalalah kawasan Garuda Wisnu Kencana (GWK) Cultural Park. Kawasan dengan keindahan panorama dinding kapur dan kemegahan patung Dewa Wisnu itu juga menjadi sasaran peserta Famtrip Filipina untuk memuaskan hasrat wisata mereka.

Usai terbang dari Manado, peserta Famtrip Filipina memang banyak menghabiskan waktu di kawasan GWK. Tak mau menyia-nyiakan kesempatan, peserta Famtrip Filipina itupun berfoto ria di bawah kemegahan patung Garuda Wisnu Kencana (GWK). Patung ini membutuhkan waktu hampir tiga dekade agar menjulang kokoh sempurna.

Terletak di GWK Cultural Park di Badung, Bali, patung tertinggi di Indonesia dan ketiga di dunia ini menggambarkan sosok Dewa Wisnu dalam agama Hindu yang sedang menunggangi burung Garuda. Mahakarya setinggi 121 meter ini bahkan kabarnya mengalahkan tinggi Patung Liberty di New York, Amerika Serikat.

Di lahan seluas 60 hektar, tempat wisata ini memiliki beberapa area menarik, seperti Wisnu Plaza, lokasi berdirinya patung Garuda Wisnu. Dari tempat tertinggi di GWK ini, pengunjung dapat melihat panorama keindahan alam sekitar. Lalu tebing kapur Lotus Pond yang merupakan area terluas, dengan kapasitas hingga 7000 orang. Ada pula Indraloka Garden yang memiliki pemandangan tak kalah indahnya, kemudian lokasi pertujukan Amphitheatre, Street Theater, dan Tirta Agung. Di sini, para wisatawan akan dimanjakan seharian penuh dengan berbagai acara dan atraksi, seperti pertunjukan tarian tradisional Legong atau menyewa Segway untuk menikmati seluruh penjuru taman.

“Pemandangan yang luar biasa. Kemegahan tak hanya dari patungnya, dinding-dinding kapur yang menjulang tinggi berbentuk persegi ini juga sangat mengagumkan,” ujar Gilbert Alvarez dari CTOURZ.Inc, Selasa (2/4/2019).

Gilbert bersama Medy C Gonzales Holili (GM Ticketianda Travel and Tours), April Rose T (GM Golden Sunrise Travel and Tours), Jose AR ( Ambik Travel and Tours), Gregorio Sarita (GIS Travel and Tours), dan Charisse (GM One World Travel and Tours) merupakan peserta Famtrip dari Filipina yang bakal mempromosikan wisata Indonesia di negara mereka. Apalagi mereka semua merupakan travel agent yang tentunya berpeluang besar mendatangkan wisman-wisman Filipina.

Tak hanya ke GWK, Famtrip Filipina juga mengunjungi kawasan indah Uluwatu. Kawasan ditepi laut yang merupakan Pura Luhur ini sangat terkenal sampai ke mancanegara. Pura Uluwatu Bali, memiliki status sebagai Pura Sad Kahyangan Jagat atau penyangga poros mata angin pulau Bali. Lokasi pura terletak di atas sebuah bukit karang dengan ketinggian sekitar 97 meter di atas permukaan laut. Karena lokasi pura yang berada di atas tebing batu karang, maka pura ini di beri nama Uluwatu, yang dalam bahasa Sansekerta berarti puncak batu karang. Di sini pula wisatawan bisa menikmati sunset dari sisi tebing yang berdiri kokoh di tepi laut.

Di kawasan Uluwatu peserta Famtrip tak hanya sekedar mengeksplor keindahan alam Uluwatu, tetapi mereka juga sempat menikmati tarian khas Bali, Tari Kecak. Tari ini melibatkan sekitar 50 – 100 penari dan mereka duduk melingkar memakai kain sarung berwarna hitam putih.

Para penari Kecak sebagian besar adalah laki-laki dan lakon yang diceritakan biasanya cerita Ramayana. Ciri khas tari Kecak adalah suara cak,cak, cak yang diucapkan oleh penari laki-laki yang saling bersahut-sahutan. Waktu pertunjukan tari kecak Uluwatu di lakukan di sore hari menjelang sunset.

Usai menikmati panorama GWK dan Uluwatu, peserta Famtrip Filipina pun diajak menikmati santap malam di kawasan Jimbaran. Sambil menyantap menu ikan laut yang mengundang selera itu, mereka dapat memandang luas ke lautan lepas dengan deburan ombak pantai jimbaran. Tak ketinggalan alunan musik dan tembang-tembang cinta dari grup musik pengamen setempat melengkapi suasana mengasyikan malam itu.

Menurut Gilbert menjual Bali ke wisman di negaranya lebih mudah karena Bali sudah mendunia, selain adanya penerbangan langsung Filipina – Bali.

Sementara itu dikesempatan berbeda, Menpar Arief Yahya mengakui posisi Bali sudah cukup mantap di mancanegara. “Saya rasa positioning Bali sebagai pariwisata alam dan budaya sudah sangat kuat. Kalau sudah kuat seperti itu, tinggal bagaimana kita menjaganya. Artinya kita wajib terus kreatif dalam berpromosi agar Bali tetap mampu bersanding dengan lokasi-lokasi wisata lain di dunia,” ujar Arief Yahya.

Arief Yahya ingin agar branding destinasi wisata budaya Bali itu terus dipertahankan dan dilestarikan sehingga wisatawan, termasuk dari mancanegara terus datang liburan ke Bali.

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here