MEDAN – Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi menuntut perubahan dalam proses pembelajaran. Proses belajar mengajar yang sebelumnya konvensional, kini menuju pembelajaran berbasis teknologi (education based technology). Perubahan ini direspons Poltekpar Medan dengan menggelar Pelatihan Hybrid Learning, 30 – 31 Januari 2020 di Ruang Toba.

Pelatihan diikuti oleh dosen dan instruktur Poltekpar Medan yang bersentuhan langsung dengan mahasiswa. Narasumber yang hadir merupakan tim ajar.id Ikin Solikin, Edu tech Specialist for Hospitality.

“Untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan yang berbarengan dengan perkembangan teknologi yang cepat kita harus menyiapkan tenaga pendidik yang memiliki kemampuan cukup untuk mengikuti perkembangan ini,” kata Anwari Masatip Direktur Poltekpar Medan.

Ditambahkannya, salah satu upaya yang dilakukan Poltekpar Medan adalah melaksanakan Pelatihan Hybrid Learning bagi tenaga pendidik dengan menggandeng tim ajar.id sebagai trainer.

“Mode belajar pada model hybrid berbeda dengan konsep blended learning yang terdiri dari dua mode yaitu online dan offline. Konsep hybrid ini defenisi online dan offline diterjemahkan dalam beberapa mode belajar sesuai kebutuhan yang sesuai. Pada Poltekpar Medan kebutuhan disesuikan dengan industri perhotelan dan pariwisata yang merujuk pada standar ASEAN dimana proses pembelajaran harus berbasis pada proses transfer kompetensi (Competency based training),” terangnya.

Proses Blended learning merupakan pembelajaran yang berlangsung di ruang kelas tradisional, tetapi memanfaatkan teknologi untuk kegiatan belajar mengajar. Sedangkan Hybrid learning merupakan pembelajaran secara online dan tatap muka terintegrasi.

Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Ni Wayan Giri menyambut baik langkah Poltekpar Medan.

“Hybrid Learning merupakan model campuran antara sistem daring dengan sistem tatap muka. Saya yakin sistem belajar ini akan memberikan kemudahan bagai para dosen dalam proses belajar.” Katanya.

“Penerapan model ini diharapkan dapat menghasilkan dosen yang unggul dan berkarakter dan mempunyai nilai-nilai kebangsaan serta relevan dengan perkembangan era industri 4.0. Selain itu juga menghasilkan sumber daya manusia pariwisata yang mumpuni.”

Ni Wayan Giri menambahkan, era saat ini ditandai dengan kemajuan teknologi yang begitu cepat yang mengharuskan guru beradaptasi dengan mengembangkan model pembelajaran digital. Bagi dosen saat ini, kompetensi TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) menjadi suatu keharusan.

Dosen dapat memanfaatkan sumber belajar melalui: e-book, e-library, atau elaboratory. Begitu pula, guru dapat memanfaatkan aplikasi edukasi, misalnya: Televisi Edukasi, Rumah Belajar, Radio Edukasi, Mobile Learning, dan Buku Sekolah Elektronik.(*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here