BINTAN – Pariwisata Bintan terus menunjukkan perkembangan yang positif. Bukan hanya kalender event yang semakin beragam, tetapi destinasi wisata pun terus berpacu menampilkan spot-spot menarik. Salah satunya The Canopi Bintan yang mengusung konsep nomadic tourism.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani mengatakan, The Canopi Bintan merupakan amenitas berbasis camping mewah atau glamour camping. Ini dikembangkan sebagai wujud konsep nomadic tourism dan ditawarkan kepada wisatawan yang berkunjung ke Kepulauan Riau (Kepri).

“The Canopi Bintan adalah amenitas baru yang mengusung konsep nomadic tourism. Keren sekali. Dibangun menyatu dengan alam, lengkap dengan berbagai fasilitas pendukung yang memadai,” ujarnya, Senin (15/4).

Terletak di kawasan pariwisata Teluk Sebong Lagoi, The Canopi Bintan berada persis di sepanjang laguna air tawar buatan terbesar di Asia Tenggara. Selain menawarkan keindahan alam, petualangan, dan kemewahan, lokasinya pun hanya berjarak satu jam dari Singapura.

Sementara itu, Asdep Bidang Pemasaran I Regional I Kemenpar Dessy Ruhati menyatakan, Bintan menjadi salah satu daerah di Provinsi Kepulauan Riau yang cukup diandalkan untuk mendongkrak kunjungan wisatawan. Dari tahun ke tahun, jumlah turis yang datang ke Bintan mengalami peningkatan. Sejalan dengan itu, target kunjungan wisatawan pun dinaikkan menjadi 700 ribu wisman sepanjang 2019.

“Kita optimis pariwisata Bintan semakin berkibar. Terlebih, ada tiga kegiatan yang masuk dalam Calender of Event (CoE) Kemenpar 2019. Yaitu Bintan Triathlon yang masuk kategori Top 10, serta Tour de Bintan dan IronMan 70.3 Bintan yang berada di Top 100 CoE 2019,” ungkapnya.

Bagi Dessy, Bintan memang luar biasa. Selain mampu mengemas event-event bertaraf internasional, Bintan juga memiliki keindahan alam dan destinasi istimewa. Salah satunya The Canopi yang wajib dikunjungi jika berlibur ke Bintan.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menjelaskan, The Canopi Bintan merupakan bentuk bisnis nomadic tourism yang banyak diminati investor saat ini. Sebab, karakter bisnisnya terhitung murah, cepat operasional, dan cepat kembali modal sesuai dengan karakter pasar potensial yang disasar. Yaitu para wisatawan millenial.

“Saya berani membuat tagline nomadic tourism yakni solusi sementara, sebagai solusi selamanya. Ini sudah terbukti dan sesuai dengan keadaan saat ini. Ini juga bisa menggaet wisatawan millenial dari negara tetangga, karena konsepnya menyuguhkan pengalaman seru,” terangnya.(*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here