KEEROM – Festival Crossborder Keerom 2019 dibuat meriah oleh aksi Ras Muhamad, Minggu (5/5). Jumlah pengunjung optimal, meski cuaca di venue selalu berubah. Mereka terlihat larut bersama energi positif yang ditularkan Sang Duta Reggae Indonesia.

Festival Crossborder Keerom 2019 telah ditutup Minggu (5/5). Lokasinya ada di Lapangan Swakarsa, Arso, Keerom, Papua. Sebagai pembuka, tampil Kalacakti Band dengan genre Ska. Mereka membawakan lagu-lagu seperti Di Sayidan dan Salam Rindu. Kalacakti merupakan anggota Satgas Batalyon Infanteri 126/Kala Cakti.

Berikutnya, ada sajian tradisional Tari Pergaulan Pangkur Sagu dari Sanggar Absawo. Tari Pergaulan Pangkur Sagu merupakan tarian perang khas Keerom. Ada juga Tari Tortor dari Sumatera Utara. Tarian ini dibawakan oleh Gerakan Seni Masuk Sekolah (GSMS). Kemudian, Tari Kreasi Papua Baru dari GSMS.

Setelah itu, giliran Ras Muhamad yang beraksi. Ras Muhamad membuka penampilannya dengan intro Easy Skankin, lalu disusul Peace in Liberia. Total ada 12 lagu yang dibawakan Ras Muhamad. Berinteraksi dengan publik Keerom, Ras menyambungnya dengan lagu Live Up Right. Ras Muhamad mengungkapkan, cuaca bukan halangan untuk bergembira bersama.

“Konser di Festival Crossborder Keerom 2019 baru saja selesai. Jalannya konser sangat keren dan oke bangat. Tampil di sini selalu memberi kesan mendalam. Semuanya semangat dan menampilkan energi yang positif,” ungkap Ras Muhamad pasca tampil di Festival Crossborder Keerom 2019, Minggu (5/5).

Melanjutkan pesta reggae, Ras Muhamad melempar hits Learn & Grow. Ada juga lagu Farmerman, Satu Rasa, Lion Roar, dan Kenapa Mesti Dipikirkan. Tampil energik, Ras Muhamad pun tidak henti-hentinya meminta pengunjung untuk berjingkrak. ‘Keerom masih hidup? Ayo, Berjingkrak’. Ras pun menambahkan, cuaca hujan bukan halangan untuk menikmati kemeriahan pesta reggae.

“Cuaca bukan halangan untuk tidak bergembira di Keerom. Semuanya tetap memiliki semangat tinggi. Ini kali kedua saya tampil di Keerom. Selalu menyenangkan tampil di sini. Memang butuh energi besar untuk tampil maksimal. Tapi, saya mensikapinya dengan istirahat cukup,” lanjut Ras Muhamad.

Yang menarik, Ras Muhamad sempat menyelipkan lagu Di Radio. Lagu Di Radio ini pernah dipopulerkan oleh Gombloh. Ada juga lagu No Woman No Cry milik Bob Marley. Berikutnya, Ras Muhamad menampilkan lagu Bambu Keras, Emansipasi, dan Musik Reggae Ini. Sempat terjeda untuk membagikan cenderamata dari Kemenpar, show ditutup lagu Salam.

“Ras Muhamad selalu tampil energik. Lagu dibawakannya secara marathon. Menariknya lagi, dia juga terus bergerak sehingga merangsang penonton untuk ikut berjingkrak. Apa yang ditampilkan oleh Ras Muhamad ini luar biasa. Festival Crossborder Keerom 2019 terasa lebih bergairah,” terang Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Kemenpar Muh. Ricky Fauziyani.

Energi yang ditampilkan oleh Festival Crossborder Keerom 2019 memang sangat positif. Selain konser yang berjalan tertib, event juga memberikan penghargaan bagi peserta pameran. Ada 2 kategori yang diberi penghargaan, yaitu Status Booth Terbaik dan Booth Terbersih. Untuk Boot Terbaik menjadi milik @Wadomu Art asal Sentani. Kategori Booth Terbersih jatuh ke Sukirno asal Arso 2 yang jual minuman.

“Semua bergembira di Festival Crossborder Keerom 2019. Cuaca memang menjadi tantangan terbesar di sana, tapi itu tidak menyurutkan antusiasme publik. Secara keseluruhan penyelenggaraan event lancar, meski evaluasi akan dilakukan. Tujuannya, agar event tahun depan lebih meriah lagi,” tegas Kabid Area IV Pemasaran I Regional III Syukurni.

Sukses menggelar Festival Crossborder Keerom 2019, apresiasi diberikan Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya. Menpar mengatakan, event itu telah mengangkat potensi pariwisata di Keerom.

“Event ini digelar sukses, meski dengan berbagai tantangan. Yang jelas, penyelenggaraan Festival Crossborder Keerom memberi porsi branding yang optimal bagi pariwisata Keerom,” tutup Menpar.(*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here