BATAM – Memasuki hari kedua Triangel Tourim Travelmart II (3TM-II), peserta dibawa ke Bintan untuk mengunjungi beberapa destinasi wisata di daerah tersebut, Rabu (3/4). Destinasi yang dimaksud yakni Gurun Pasir dan Telaga Biru, serta Taman Safari Lagoi.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani mengatakan, Triangle Tourism Travelmart bertujuan untuk meningkatkan peluang sektor pariwisata antara Indonesia, Singapura dan Malaysia. Tidak hanya dari tiga negara ini saja, namun seluruh negara ASEAN juga memiliki potensi yang sama.

“Dari kegiatan ini, diharapkan dapat membentuk hubungan yang kuat antara pembeli dan penjual. Atau saling bekerja sama dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di antara negara-negara tersebut. Integrasi pariwisata dan kekompakan ini tentu dapat berkontribusi dalam perekonomian global yang telah disepakati oleh para pemimpin ASEAN, yakni Masyarakat Ekonomi ASEAN (AEC),” bebernya.

Berkaitan dengan destinasi yang dikunjungi peserta Triangle Tourism Travelmart, Asdep Bidang Pemasaran I Regional I Kemenpar Dessy Ruhati menyatakan, ketiganya memang cukup bisa diandalkan sebagai destinasi yang mampu mendongkrak kunjungan wisatawan.

Gurun Pasir dan Telaga Biru yang dimaksud berada di Desa Busung, Kecamatan Sri Koala Lobab, Bintan. Destinasi nomadic ini sebenarnya adalah kawasan pertambangan bauksit yang disulap dan dimanfaatkan warga setempat, sehingga menarik untuk dikunjungi.

“Kawasan pertambangan ini demikian luas, sehingga tampak seperti gurun pasir di Timur Tengah. Apalagi, pengelola juga menghadirkan karakter onta dan kuda, sehingga menjadi spot foto favorit bagi pengunjung,” ujarnya.

Gurun Pasir berada di satu kawasan dengan Telaga Biru. Keduanya sama-sama terbentuk tanpa sengaja dari aktivitas pertambangan. Penduduk lokal menyebut, awalnya yang tertampung di bekas galian hanyalah air hujan yang mengendap, berlumut, hingga akhirnya menciptakan gradasi warna hijau kebiruan.

Sementara Taman Safari Lagoi, merupakan kebun binatang yang dihuni aneka satwa seperti gajah, monyet, beruang, burung, dan lain-lain. Di sini juga terdapat kebun sayur dan buah, serta dilengkapi dengan beberapa permainan sehingga bisa mengajak anak untuk belajar dan bermain bersama.

Kepala Dinas Pariwisata Kepulauan Riau, Boeralimar, mengatakan Triangle Tourism Travelmart mempunyai potensi yang cukup besar untuk menjaring wisman ke Batam. Ia berharap kegiatan ini bisa dilakukan setiap tahun secara berkelanjutan, dengan gaung yang semakin besar.

“Event ini tidak harus selalu digelar di Batam. Mungkin selanjutnya bisa dihelat di Anambas atau Natuna. Sebab, di sana juga memiliki potensi wisata yang cukup besar. Sebagai wilayah crossborder Kepri sangat diuntungkan dengan memiliki berbagai potensi pariwisata unggulan,” ungkapnya.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menuturkan, crossborder tourism menjadi salah satu program unggulan yang akan terus digerakkan sepanjang tahun 2019 ini. Karenanya, ia akan selalu support segala bentuk kegiatan yang ada hubungannya dengan wisata perbatasan. Baik di Kepulauan Riau maupun perbatasan lain yang memiliki potensi mendatangkan wisman.

“Selain Batam (Kepulauan Riau), daerah lain yang diprediksi mampu mendongkrak kunjngan turis mancanegara adalah Atambua, NTT yang berbatasan dengan Timor Leste. Termasuk Entikong, Kalimantan Barat. Kita juga mengapresiasi inisiatif ASPPI untuk menggelar kegiatan ‘Kepri Magnificent Crossborder’ tersebut,”pungkasnya.(*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here