YOGYAKARTA: Rasanya bukanlah hal yang berlebihan jika Yogyakarta disebut sebagai Kota Budaya dengan berbagai peninggalan sejarah budaya masa lampau. Di kota ini terdapat istana raja atau kraton yang menjadi pusat kebudayaan Jawa. Tempat wisata ini pula yang menjadi kunjungan pertama kegiatan famtrip indochina. setelah sebelumnya mereka tiba di Yogyakarta, Senin (22/4) sore.

Famtrip Indochina, Selasa (23/4), kali ini diikuti 23 peserta dari Myanmar, Laos dan Kamboja. Mereka tampak antusias mengelilingi kawasan kraton Yogyakarta. Setiap ada view bagus mereka pun berselfi. “Kami suka bangunannya, penuh ornamen seni dan budaya Jawa. Begitu masuk kita langsung merasakan suasana Jawa di masa lalu. Di sini pikiran kita langsung menerawang ke masa kerajaan Jawa masa lalu,” kata Kim Lorn peserta famtrip asal Kamboja.

Di kraton Yogyakarta ini peserta famtrip Indochina mulai mengeksplor sederat peninggalan sejarah di kawasan kraton. Selain sebagai tempat tinggal raja bersama permasuri dan keluarganya, Kraton Yogyakarta memang menjadi tempat wisata yang boleh dikunjungi siapa pun.

Ada begitu banyak hal menarik yang bisa wisatawan saksikan saat berkunjung ke Kraton Yogyakarta ini. mulai dari bangunannya yang megah dan kental dengan nuansa Jawa, aneka benda koleksi raja dan keluarganya, pertunjukan seni, hingga kehidupan para abdi dalem. Jika datang pada saat yang tepat, wisatawan beruntung juga bisa menyaksikan beragam upacara adat atau prosesi yang di gelar di kraton seperti Nyebar Udhik-udhik, Caos Dahar, Grebeg, dan masih banyak lagi.

Di kompleks Keraton Yogyakarta terdapat berbagai ruang pamer benda-benda kuno seperti kursi, meja, keramik, batik kuno, gamelan, lukisan, dan benda-benda pribadi raja lainnya yang masih tersimpan dengan baik.

Menurut Amirul cucu Hamengkubuwono VIII setiap Selasa Wage di lapangan Kemandungan Kidul (bagian belakang) selalu dilaksanakan lomba jemparingan alias lomba panahan gaya Mataraman. Semua pemanah akan mengenakan busana tradisional Jawa dan memanah dengan posisi duduk.

Selain menyaksikan koleksi benda-benda milik keluarga kerajaan, wisatawan yang berkunjung ke Kraton Yogyakarta pada waktu-waktu tertentu juga bisa menyaksikan aneka pertunjukan seni seperti macapat, gamelan, wayang orang, wayang golek menak, wayang kulit dsn lain-lain

Usai mengelilingi kraton, peserta famtrip Indochina lantas diajak mengeksplor situs Tamansari yg terletak masih di kawasan kraton. Tamansari Ngayogyakarta merupakan situs bekas taman atau kebun istana. Kebun ini dibangun pada zaman Sultan Hamengku Buwono I (HB I) pada tahun 1758.

Awalnya, taman yang mendapat sebutan “The Fragrant Garden” ini memiliki luas lebih dari 10 hektare dengan sekitar 57 bangunan baik berupa gedung, kolam pemandian, jembatan gantung, kanal air, maupun danau buatan beserta pulau buatan dan lorong bawah air. Kebun yang digunakan secara efektif antara 1765-1812 ini pada mulanya membentang dari barat daya kompleks Kraton sampai tenggara. Namun saat ini, sisa-sisa bagian Taman Sari yang dapat dilihat hanyalah yang berada di barat daya kompleks Kraton saja

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani mengatakan, tujuan pelaksanaan Famtrip adalah untuk meningkatkan awareness tentang paket wisata destinasi prioritas Borobudur dan sekitarnya. Khususnya bagi pasar Indochina yang memiliki persamaan kultural serta heritage dengan Indonesia.
“Dengan beroperasinya New Yogya International Airport (NYIA) pada tahun 2019, maka industri pariwisata harus bersiap untuk menyongsong dan memanfaatkan momen pembukaan bandara baru tersebut. Termasuk aktif berpromosi mendatangkan wisman,” ujarnya.

Kegiatan Famtrip kali ini memperkenalkan kawasan Candi Borobudur dan sekitarnya. Seperti Taman Sari, Keraton Yogyakarta, Museum Ulun Sentalu, dan Wisata Lava Tour. Serta menyaksikan proses pembuatan batik dan atraksi lainya yang berlangsung sejak tanggal 22-26 April 2019.

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here