JAKARTA – Pasar nusantara terus diperkuat Kemenpar seiring masa transisi New Normal. Formatnya memakai Virtual Sales Mission, Senin (29/6) pukul 09.00-14.30 WIB. Medianya dengan aplikasi Zoom. Misi Penjualan Daring Pariwisata Nusantara tersebut akan menawarkan beragam paket, produk, hingga atraksi wisata menarik di era New Normal.

“Fase New Normal menjadi momentum terbaik untuk menggerakan industri pariwisata. Mengacu pada protokol kesehatan, maka konsep virtual kami tawarkan kepada publik. Ada beragam informasi penting terkait aktivitas pariwisata yang bisa diakses,” ungkap Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf Nia Niscaya.

Virtual Sales Mission-Misi Penjualan Daring Pariwisata Nusantara ini mempertemukan seller dan buyer. Sedikitnya ada ada 3 buyer yang bergabung. Terkenal sebagai Online Travel Agent (OTA), slot buyer diisi Traveloka, Klook, hingga Travel Square. Jumlah seller ada 45 perusahaan dari berbagai produk wisata yang berbeda.

Unit usaha seller meliputi TA/TO, Hotelier, hingga Resort. Mereka menawarkan beragam produk Wisata Alam dan Petualangan, Kapal Pesiar, Museum, Atraksi, hingga Angkutan Wisata. Sebaran asalnya dari 14 daerah di Indonesia. Ada Sumatera Barat, kepulauan Riau, Sumatera Utara, Lampung, dan Jawa Barat. Bergabung juga Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Sulsel, Sulut, dan Kalteng.

Dari aktivitas Virtual Sales Mission tersebut diharapkan adanya geliat bisnis. Perekonomian di daerah kembali berdenyut hingga memberikan kesejahteraan bagi masyarakatnya. Apalagi, pandemi Covid-19 telah menggerus terlalu banyak devisa. Pada 3 bulan awal kemunculannya, pariwisata kehilangan devisa sekitar Rp140 Triliun. Slot itu separo dari realisasi devisa Rp280 Triliun di sepanjang 2019 silam.

“Kami tawarkan destinasi-destinasi wisata terbaik yang ada di tanah air. Produk yang dikemas di dalam paket ini lalu ditawarkan pada pasar secara online. Kami manfaatkan fasilitas platform dari para buyer. Kami optimistis treatment ini akan menggerakkan pasar kembali. Sebab, buyer memiliki akses kuat di pasar. Aktivitas bisnis pasti akan cepat naik, lalu memberikan manfaat secara ekonomi,” terang Nia.

Menaikan tone promosinya, Virtual Sales Mission memang mengacu tema besar #Indonesiacare juga #diIndonesiaaja. Menjamin kebersihan, kesehatan, dan keamanan wisatawan, produk-produk yang ditawarkan sesuai protokol kesehatan. Apalagi, Protokol Kesehatan Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sudah direlease. Sasarannya menyentuh 3 aspek, yaitu Atraksi, Amenitas, dan Aksesibilitas.

Gambaran protokol kesehatan itu diantaranya mengatur hotel/penginapan/homestay/ asrama dan sejenisnya, termasuk rumah makan/restoran, lokasi daya tarik wisata, moda transportasi, jasa ekonomi kreatif, jasa penyelenggara event/pertemuan, serta tempat dan fasilitas umum lainnya yang terkait erat dengan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Selanjutnya, protokol dapat digunakan sebagai acuan bagi seluruh pihak, yakni kementerian/lembaga, pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota, dan masyarakat. Termasuk asosiasi, pengelola, pemilik, pekerja, dan pengunjung pada tempat dan fasilitas umum.

“Pandemi Covid-19 memberikan impact besar. Nantinya akan ada perubahan pola berwisata dan hal ini sudah kami antisipasi. Kapasitas destinasi akan berkurang 50%. Kondisi tersebut minimal jadi gambaran pergeseran kuantitas dalam pariwisata menjadi kualitas,” jelas Nia lagi.

Menyempurnakan kontennya, Virtual Sales Mission juga menggelar dialog. Keynote Speakernya adalah Direktur Pemasaran Nusantara, ASEAN, dan Oceania Kemenparekraf Vinsensius Jemadu. Adapun slot untuk Speaker dan Buyer diisi District Head of Strategic and International Partnership Traveloka Nafisah Wulandari. Ada juga Klook Business Development Director Henry Hooper dan Travelsquare Founder, Chairman, & CEO Patric Olenczak.

Sebagai Presenter ditunjuk Founder Kelana Anantara Nusa dan Indonesia Cultural of Heritage Tendi Nuralam. Adapun Host-nya adalah Kasubdit Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenparekraf Taufik Nurhidayat. “Kami tetap memberikan inspirasi kepada publik. Melalui kegiatan ini diharapkan akan terjadi kontak maupun kontrak bisnis antara seller dan buyer,” tutup Nia.(***)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here