www.INDONESIATRAVEL.NEWS, PADANG – Pemerintahan Daerah Sumatera Barat (Sumbar) membagi pariwisatanya menjadi 5 kawasan. Masing-masing kawasan ini memiliki karakter dan keunggulan yang berbeda-beda.

Hal ini disampaikan Kepala Bidang Destinasi dan Daya Tarik Pariwisata Dispar Sumbar Doni Hendra dalam Rapat Koordinasi Dalam Rangka Pemberian Dukungan Fasilitasi Pengembangan Destinasi Regional I Area II di Provinsi Sumbar yang digelar Kementerian Pariwisata di Rocky Hotel, Padang, Rabu (13/2).

Kelima kawasan tersebut meliputi wilayah I Padang dan sekitarnya, wilayah II Bukittinggi dan sekitarnya, wilayah III Tanah Datar dan sekitarnya, wilayah IV Sawahlunto dan sekitarnya, dan wilayah V Kepulauan Mentawai dan sekitarnya.

Doni mengatakan, pembagian kawasan ini untuk memfokuskan pihaknya dalam pembangunan pariwisata sesuai karakternya. Dalam hal ini, akan diketahui mana yang sudah berkembang, mulai berkembang, dan yang baru potensial.

“Wilayah Padang misalnya, ada Kawasan Wisata Terpadu Kota padang dan Kawasan Wisata Mandeh di Kabupaten Pesisir Selatan. Sedangkan wilayah Bukittinggi, yang dikembangkan Kawasan Jam Gadang Pasar Atas dan Bukittinggi sebagai Kota Pusaka dan Geopark,” ujar Doni.

Sementara, wilayah Tanah Datar yang dikembangkan Istano Baso Pagaruyung sebagai Kawasan Wisata Budaya. Wilayah Sawahlunto yang dikembangkan Wisata Tambang di Kawasan Wisata Kota Tua. Sedangkan yang dikembangkan di Kepualauan Mentawai adalah Desa Wisata, yakni Dusun Jati dan Dusun Mapadegat.

“Di masing-masing wilayah itu juga banyak sekali destinasi yang potensial. Namun kita fokuskan pada destinasi yang peluangnya besar mendatangkan wisatawan,” tambahnya.

Asisten Deputi Pengembangan Destinasi Regional I Lokot Ahmad Enda mengatakan, untuk mengembangkan pariwisata Sumbar, diperlukan koordinasi intensif antar lintas sektor. Khususnya perihal 3A-nya (Aksesibilitas, Amenitas, dan Atraksi) untuk wilayah Sumbar.

“Memang diperlukan persamaan persepsi, kerjasama yang baik, dan komitmen yang kuat antar stakeholder dalam pengembangan pariwisata di Sumbar. Selain itu, perlu juga pengaturan event-event yang ada di Sumbar, khususnya 19 Kabupaten Kota,” kata Lokot didampingi Kepala Bidang Destinasi Area II (Sumbar dan Kepri) Desty Murniati.

Dengan adanya pembagian wilayah ini, lanjut Lokot, akan memudahkan Kemenpar dalam memberikan dukungannya. Apalagi, di Kemenpar juga punya banyak Tim Percepatan.

“Kita ada Tim Percepatan Bahari, Tim Percepatan Bahari Wisata Budaya, Tim Percepatan Bahari Belanja dan Kuliner serta Tim Percepatan Bahari lain-lain. Dengan begitu semuanya akan bisa lebih fokus lagi,” ungkap Lokot.

Khusus aksesibilitas, Lokot berharap jalur kereta Padang-Bukittinggi direaktivasi. Menurutnya, dengan aktifnya kereta api, penyebaran wisatawan akan lebih merata.

“Kita tahu di Sumbar hanya ada satu bandara, yaitu Bandara Minangkabau. Dengan adanya kereta api dari Padang ke Bukittinggi, akan memicu peningkatan wisatawan ke wilayah Sumbar,” ujarnya.

Desty menambahkan, pariwisata Sumbar juga perlu memperhatikan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) juga. Karena itu, perlunya pembahasan lebih lanjut perihal tindak lanjut dari hasil sertifikasi kompetensi.

“Perlunya pembahasan lebih lanjut mengenai kriteria dari pemilihan peserta sertifikasi kompetensi. Sehingga SDM pariwisata yang ada di Sumbar akan lebih berkualitas. Dan kami siap untuk memfasilitasinya, ujar Desty.

Ditambahkannya, Dana Alokasi Khusus (DAK) non fisik bisa melaksanakan kegiatan sadar wisata dan pengembangan SDM. Atau bisa juga untuk mengadakan pelatihan-pelatihan.

“Kami selalu menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) atau sertifikasi SDM. Kami akan siap mendukung peningkatan SDM pariwisata di Sumbar,” pungkas Desty.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengapresiasi adanya sinergi antara pusat dan daerah ini. Namun, dibutuhkan komitmen Kepala Daerah untuk menjadikan pariwisata lebih maju.

“Sumatera Barat punya potensi yang berlimpah, mulai dari alamnya yang sangat bagus serta budaya yang berlimpah. Semuanya akan bisa dimaksimalkan bila Kepala Daerahnya komitmen,” kata Menpar Arief Yahya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here