Yogyakarta – Target besar dipatok Kementerian Pariwisata (Kemenpar) terhadap kunjungan wisatawan Jerman di Tahun 2019. Totalnya sebesar 410.000 wisatawan. Angka tersebut naik signifikan dari tahun sebelumnya dimana pencapaian pada tahun 2018 adalah sebesar 273.847 wisatawan.

Hal inilah yang menjadi lecutan semangat bagi Kementerian Pariwisata (Kemenpar) untuk terus meningkatkan promosi pariwisata secara masif. Terbaru Kemenpar menggelar program famtrip bagi tiga orang pembuat opini untuk pasar Jerman. Famtrip tersebut digelar 5-12 Mei 2019. Selama 1 minggu mereka diundang untuk melihat dan menemukan langsung sensasi keajaiban alam dan budaya di destinasi kelas dunia di Yogyakarta dan Bali.

“Pelaksanaan program famtrip ini dimaksudkan untuk penguatan Branding Wonderful Indonesia di Jerman dan secara keseluruhan Eropa. Upaya branding kali ini dilakukan dengan memberikan First hand experience kepada para pembuat opini yang nantinya akan membantu mempengaruhi pasar berdasarkan pengalamannya secara langsung di destinasi Indonesia,” ungkap Asdep Bidang Pengembangan Pemasaran II Regional IV (Eropa) Agustini Rahayu, Kamis (9/5).

Ayu mengatakan, famtrip diyakini akan tepat sasaran. Pasalnya ketiganya berasal dari media yang berpengaruh di Jerman. Mereka berasal dari T-online, Pforzheimer Zeitung, dan Westfälische Nachrichten.

Apalagi famtrip kali ini diset maksimal untuk menciptakan pemberitaan perjalanan wisata yang menyenangkan. Semua akan
digiring untuk mendapatkan angle-angle menarik yang bisa menggoda
pasar Jerman untuk berwisata ke Indonesia.

Dari mulai sensasi kuliner, pembuatan wayang, semua bakal
dilahap habis. Tamu-tamu asal Jerman tadi juga akan diajak mengunjungi Candi Prambanan serta menyaksikan pagelaran Tari Ramayana. Sebuah pertunjukan yang menggabungkan seni tari dan drama tanpa dialog. Sendratari Ramayana ini yang diangkat dari cerita Ramayana dan dipertunjukkan di pelataran dengan latar belakang Candi Prambanan.

Bahkan mereka pun diajak mengeksplorasi Candi Borobudur. Candi yang sudah ditetapkan UNESCO sebagai salah satu situs warisan dunia. Kebetulan, candi Budha terbesar di dunia itu sudah banyak dikunjungi tokoh dunia. Aktor Richard Gere pernah menyambangi Borobudur. Begitu juga dengan mantan Presiden Amerika Serikat Barrack Obama.

Tak berhenti di situ, sensasi makan malam dengan latar belakang Borobudur pun ikut dipamerkan. Bahkan mereka pun diajak menikmati indahnya sunrise di Candi Borobudur.

“Kami akan ajak ke destinasi yang berkelas dunia. Destinasi yang selalu menjadi buruan tokoh dunia. Ketika sudah merasakan, mereka bisa menceritakan dan menulis serta membuat tulisan feature dengan lebih gamblang ke publik Jerman. Destinasi seperti Prambanan, Borobudur memang world class. Nature, budaya dan kuliner juga keren,” ujar Ayu.

Bagi Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran II Kemenpar Nia Niscaya, famtrip ini merupakan momentum untuk pamer kekayaan pariwisata Indonesia. Sunrise di Candi Borobudur jelas telah memberikan pengalaman berbeda dan tak terlupakan. Kenangan ini pun diabadikan dalam foto untuk dipublikasikan dalam media di Jerman. Bahkan para peserta tampak antusias mendengar story telling dari guide lokal mengenai filosofi yang tergambarkan melalui relief-relief yang menghiasi kemegahan candi Borobudur.

“Kita harapkan dengan famtrip ini semakin membuat publik Jerman terbuka dengan keindahan Indonesia. Ini baru Joglosemar. Nanti di Bali mereka pasti akan sama terpukaunya,” ujar Nia

Menteri Pariwisata Arief Yahya sendiri menilai fam trip ini juga
menjadi momentum pembuktian. Melalui pemberitaan-pemberitaan para jurnalis, Indonesia seakan ingin menunjukkan bahwa kawasan Jogja, Solo, Semarang (Joglosemar) merupakan lokasi yang aman, nyaman, dan indah luar biasa

“Kita akan terus membangun industri pariwisata. Apalagi pasar Jeman ini sangan potensial dikembangkan. Apalagi secara 3A (Akses, Amenitas, Atraksi) Joglosemar dan Bali sudah sangat mumpuni,” tuturnya.

Selain itu, Arief Yahya juga mengategorikan famtrip itu sebagai
selling. Dalam framework BAS. Branding, advertising, selling menjadi salah satu rumus strategi promosi Kemenpar. “Famtrip, mendatangkan endorser pariwisata, pelaku bisnis pariwisata, media, itu penting untuk serangan udara, efektif mempengaruhi opini publik traveler. Itu sebabnya kita mengundang media Jerman berpengaruh untuk menulis dahsyatnya Wonderful Indonesia,” kata Menpar Arief
Yahya. (*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here