PEKANBARU – Tertidur sepanjang 10 tahun, Malacca Strait Jazz pun terbangun di penghujung 2018. Moment kebangkitannya ditandai aksi memikat 7 performer di Sabtu (15/12) malam. Mereka berasal dari berbagai lintas generasi.

Para musisi jazz Bumi Lancang Kuning merayakan kembalinya Malacca Strait Jazz. Digelar Sabtu (15/12) mulai pukul 21.00 WIB, Bandar Seni Raja Ali Haji, Pekanbaru, Riau jadi monumen Malacca Strait Jazz reborn. Energi besar ditiupkan 7 performer. Comeback positif ini menghadirkan 220 pengunjung. Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Riau Fahmizal Usman mengungkapkan, Malacca Strait Jazz event terbaik.

“Kami berterima kasih atas dukungan yang diberikan Kemenpar. Setelah vakum lama, kini Malacca Strait Jazz bisa reborn. Kami membutuhkan event ini untuk meningkatkan promosi pariwisata. Sebab, kami harus menarik kunjungan wisman. Kami optimistis, event ini akan menjadi ikon jazz di Indonesia,” ungkap Fahmizal, Sabtu (15/12).

Memasuki event ke-4, Malacca Strait Jazz ini kembali menghidupkan segitiga emas SIJORI. Kekuatan ini terbangun oleh poros Singapura-Johor (Malaysia)-Riau. Ketiga wilayah kental dengan kesamaan budaya Melayu. “Event jazz akan mengangkat kembali kekuatan SIJORI. Budaya Melayu ketiganya kuat. Melalui jazz, Singapura dan Malaysia bisa dirangkul kembali,” terang Fahmizal lagi.

Menegaskan status comeback, musisi terbaik pun ditampilkan. Mereka menampilkan 2 lagu. Ramah bagi lintas generasi, Achiever’s pun disajikan. Selain senior, band ini juga dihuni oleh milenials. Sebab, musisi muda jazz ini tercatat sebagai siswa SMA Darma Yudha Pekanbaru. Membawakan 2 lagu, salah satunya Hip Hip Hura milik Chryse. Fahmizal menambahkan, event ini memiliki diversitas musisi besar.

“Episode reborn ini banyak menampilkan musisi jazz dari lintas usia. Kehadiran musisi muda ini tentu sangat menarik. Mereka berkolaborasi dengan para seniornya hingga membuat event ini semakin kaya. Dengan kehadiran musisi muda, ini bagus untuk dorong ekonomi kreatif. Event ini bagus bagi mereka untuk mengembangkan kreativitasnya,” lanjut Fahmizal.

Meniupkan inspirasinya, pesta comeback Malacca Strait Jazz dilanjutkan suara khas Diana V. Memiliki nama asli Halmayana, Diana V memiliki karir positif dan namanya besar di Singapura. Kini, Diana V ini meniti karir di Uni Emirates Arab (UEA). Membuka karir sejak 1987, Diana V ini sudah memiliki mini album ‘Ketika’ yang rilis 2014. Album ini terdiri dari 5 lagu, seperti Janji Kasih, The Sun, juga Ketika.

“Saya bangga bisa tampil di Malacca Strait Jazz. Ini event besar. Umur bukan masalah di event ini, yang penting bisa terus berkarya. Diberi slot 2 lagu, saya sengaja membawakan lagu-lagu karya Beny Riau. Dia ini musisi jazz besar yang dimiliki Riau. Karyanya sangat banyak,” kata Diana V.

Nuansa fresh Malacca Strait Jazz pun dibangun oleh Kobel Jazz. Mereka ini menampilkan kekuatan instrumental jazz. Meski baru terbentuk 2017, chord-chord mereka ini sukses menghipnotis pengunjung. Para penikmati jazz pun semakin dimanjakan dengan prorforma Gubuk Jazz. Serupa dari penampilan D’Sakai, Geliga, dan penutup Cip Trio.

“Kembalinya Malacca Strait Jazz cukup menyita perhatian publik Pekanbaru. Malacca Strait Jazz ini panggung terbaik untuk menyalurkan kreativitas bermusik warga Pekanbaru. Dengan semangat barunya, event ini akan tumbuh besar tahun depan. Sebab, Malacca Strait Jazz ini kuat secara histori,” jelas Asisten Deputi Bidang Pemasaran I Regional I Kemenpar Masruroh.

Sebelum vakum, Malacca Strait Jazz ini menjadi habitat musisi besar. Nama-nama besar seperti Rieka Roslan & Troubadors, Tompi, Hendri Lamiri dkk pernah mengisi slot event episode 2008. Dari Australia bergabung Steve Hunter Trio, lalu BassGroove datang dari Malaysia. Plt Deputi Bidang Pemasaran I Kemenpar Ni Wayan Giri Adnyani mengatakan, aktivasi Malacca Strait Jazz menjadi sinyal positif.

“Kehadiran kembali Malacca Strait Jazz ini menjadi sinyal positif bagi pariwisata Pekanbaru dan Riau. Dengan sejarah besar dan energi barunya tahun ini, Malacca Strait Jazz akan jadi magnet efektif penarik wisman. Mereka sangat diuntungkan secara geografis karena dekan Singapura dan Malaysia,” kata Giri Adnyani.

Mengoptimalkan potensinya, Pekanbaru menjadi pintu potensial kunjungan wisman. Masuk melalui Bandara Sultan Kasim II, Pekanbaru sudah dikunjungi 20.827 wisman dari retang Januari-September 2018. Malaysia sebagai donatur terbesar dengan 13.305 wisman, lalu ada kunjungan 2.823 wisatawan asal Singapura. Slot terbesar berikutnya ditempati Tiongkok dengan slot 1.062 wisatawan.

Seiring arus masuk wisman, jumlah okupansi juga mengalami kenaikan. Sekarang ini, angka okupansi wisman di Pekanbaru mencapai 3,4 hari. Pada tahun sebelumnya, angka okupansi ini berada di level 2,3 hari. Menteri Pariwisata Arief Yahya menerangkan, pariwisata di Pekanbaru akan terus tumbuh seiring dengan beragamnya experience yang ditawarkan.

“Kami ucapkan selamat atas lancarnya program aktivasi Malacca Strait Jazz. Kehadiran kembali event ini akan semakin menguatkan daya tarik pariwisata di Pekanbaru dan Riau. Apabila pariwisata ini tumbuh dan berkembang, akan ada value ekonomi besar yang bisa dinikmati daerah beserta masyarakat. Selain atraksi, aksesibilitas dan amenitasnya terbaik. Secara geografis, mereka dekat Malaysia dan Singapura,’ tutupnya. (*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here