www.INDONESIATRAVEL.NEWS, MADRID – Selain soal MPD – Mobile Positioning Data, pertemuan Menpar Arief Yahya dengan Sekjen UNWTO Zurab Pololikashvili juga membahas soal dua program lain. Yakni Sustainable Tourism Development (STD), dan Homestay Desa Wisata yang tengah dikembangkan Kemenpar. “Semuanya direspons positif,” ungkap Arief Yahya Menteri Pariwisata RI, seusai pertemuan di Madrid 24 Januari 2019.

Bagaimana implementasi STD? Menpar Arief langsung mengacu pada rumus utamanya, harus memiliki ECE, Ecology, Community, Economic values-nya. Atau sering juga disebut 3P, Planet, People dan Prosperity. “Dan itu langsung diterapkan saat mengembangkan 10 Bali Baru, atau 10 Destinasi Prioritas,” ujarnya.

Sustainable Tourism itu adalah konsep pariwisata berkelanjutan. Membangun destinasi dengan memperhitungkan semua aspek, seperti menjaga lingkungan, mempertahankan budaya lokal dan kelestarian alamnya, sehingga terbangun ekosistem yang tetap otentik, berkarakter, dan menjadi kekuatan atraksi wisata. “Istilah saya, semakin dilestarikan, semakin mensejahterakan,” kata Arief Yahya.

Misalnya, di sebuah desa wisata, dipikirkan menjaga dan merawat hutan, sumber air bersih, manajemen sampah, aktivitas harian warganya, budaya local, yang ujungnya menarik sebagai kekuatan atraksi.

Saat ini, lanjut Arief Yahya, Indonesia sedang mengembangkan program STO – Sustainable Tourism Observatory di 12 titik. Tahap pertama 5 pusat pemantauan Pariwisata Berkelanjutan. Ke-5 STO itu masuk dalam network INSTO, Pangandaran bersama ITB Bandung, Sleman Jogjakarta dengan UGM, Sasaot Lombok dengan Universitas Mataram, Samosir dengan Universitas Sumatera Utara, dan Sanur Bali dengan Universitas Udayana.

Selepas 5 lokasi, dikembangkan 7 titik lagi, yang semua berada di kawasan yang sedang dikembangkan sebagai 10 Bali Baru, atau 10 Destinasi Prioritas. Diantaranya, Tanjung Lesung Banten dengan Universitas Indonesia, Tanjung Kelayang Belitung bersama IPB Bogor, Kepulauan Seribu Jakarta dengan Universitas Pancasila, Bromo Tengger Semeru – BTS dengan tim Unair Surabaya, Labuan Bajo Komodo bersama Universitas Flores, Wakatobi Sultra dengan Universitas Hasanuddin Makassar dan Morotai Maluku Utara dengan Universitas Khairun.

“Dengan begitu, 10 Bali Baru semua dibangun dengan konsep Pariwisata Berkelanjutan. Kami senang, karena Sekjen UNWTO Mr Zurab Pololikashvili akan mensupport penuh untuk mengimplementasikan STD, dengan STO dan menuju STC, Sustainable Tourism Certification,” tutur Menpar Arief Yahya.

UNWTO telah membangun “Partnerships for SDGs Online Platform” yang salah satunya mengangkat topik pariwisata berkelanjutan. Platform ini merupakan sarana pertukaran informasi bagi negara-negara anggota untuk meningkatkan pencapaian SDGs khususnya di bidang pariwisatan.

UNWTO berharap Indonesia dapat aktif dalam pertukaran informasi tersebut.
Seperti diketahui, Presiden Jokowi concern membangun Pariwisata Indonesia. Empat tahun berturut-turut menempatkan pariwisata sebagai sector prioritas, dan berbagai infrastruktur. Dari tol, bandara, menaikkan status bandara menjadi international airport dan lainnya.

Tenaga Ahli Menteri Bidang Pariwisata Berkelanjutan Valerina Daniel mengatakan Kemenpar saat ini sedang membuat microsite sustainable.indonesia.travel sebagai sarana penyebaran informasi bagi wisatawan dan pengelola destinasi terkait pariwisata berkelanjutan.

“Setelah diluncurkan, Kemenpar akan bermitra dengan UNWTO dalam hal pertukaran informasi khususnya dalam program STO,” sebut Valerina.

Dalam pertemuan dengan UNWTO itu, Menpar dan Sekjen UNWTO sepakat untuk mempererat kerjasama untuk meningkatkan pencapaian pariwisata berkelanjutan melalui penggunaan teknologi dan inovasi yang diharapkan dapat segera diimplementasikan.

Sehari sebelumnya, Rabu 23 Januari 2019, Kementerian Pariwisata yang diwakili Deputi Bidang Industri dan Kelembagaan, Giri Adnyani didampingi Kepala Bidang Hubungan Luar Negeri di Strategi dan Komunikasi Pemasaran II, Surana dan Valerina Daniel bertemu Director of Sustainable Tourism Development UNWTO (United Nations of World Tourism Organization) Dr. Dirk Glaesser. Lokasinya di UNWTO Headquarters, Madrid, Spanyol.
Ada beberapa poin penting dari pertemuan itu. Pertama, Sustainaible Tourism merupakan fokus utama pengembangan pariwisata dunia.

UNWTO mengapresiasi komitmen Indonesia menerapkan pariwisata berkelanjutan dalam pembangunan Sustainable Tourism Destination (STD) di 10 Destinasi Prioritas Pariwisata.

Kedua, Program Sustainable Tourism Observatory (STO) yang dijalankan Indonesia di 5 lokasi pusat pemantauan pariwisata berkelanjutan (Monitoring Center for Sustaianable Tourism Observatory/MCSTO) dinilai sudah berjalan konsisten. Diharapkan dapat ditingkatkan kapasitasnya dalam hal metodologi penelitian dan pelaporan yang berstandar internasional.

Pihak UNWTO bersedia melakukan kerjasama pelatihan untuk pelibatan lebih lanjut dari universitas sebagai mitra kerja Kementerian Pariwisata. “Kami akan terus berkolaborasi dengan UNWTO agar mendapatkan hasil yang optimal,” kata Giri Adnyani.

Ketiga, Kementerian Pariwisata mengajukan tambahan 2 MCSTO yang baru yakni Labuan Bajo dan Wakatobi. Dua lokasi yang sudah masuk dalam 10 Bali Baru. Kemenpar juga akan mengundang Dr. Dirk Glaesser atau delegasi UNWTO untuk hadir dalam Indonesia Sustainable Tourism Observatory Forum yang direncanakan pada tanggal 27 September 2019.

Keempat, dalam pertemuan tersebut, juga dilaporkan perkembangan 5 MCSTO di Indonesia dan profil singkat 2 MCSTO baru yang akan memperoleh dukungan dari Swiss Contact untuk diakui UNWTO sebagai bagian dari INSTO (International Network of Sustainable Tourism Observatory).

“Dr. Dirk Glaesser menyatakan ke depan metodologi survey yang akan dilakukan menggunakan salah satunya GeoReference sehingga penggunaan teknologi big data dapat lebih membantu penelitian yang lebih valid,” tandasnya.(*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here