www.INDONESIATRAVEL.NEWS– Menko Maritim Luhut Pandjaitan dan Direktur Pelaksana International Monetary Fund Christine Lagarde, mengajak peserta Annual Meeting IMF-World Bank untuk investasi laut. Menurutnya, investasi bukan di wilayah berbasis lahan saja.

Menurut Luhut, menanam terumbu karang sebagai aset dunia di masa depan sangat penting. Karena, 27 persen terumbu karang di dunia terletak di wilayah perairan Indonesia. Maka, harus menjaga potensi bahari tersebut.

“Yang ramai dibicarakan saat ini bagaimana pemerintah dan masyarakat dapat mengalihkan risiko kepada pihak ketiga untuk melindungi lingkungan laut. Yang artinya, mengasuransikan wilayah laut kita. 95% lautan dunia belum dieksplorasi,” ajak Menko Luhut, Senin (8/10).

Menko Luhut bersama panitia IMF-World Bank Group melakukan penanaman terumbu karang di kawasan Nusa Dua, Bali. Dijelaskannya, di Nusa Dua mencakup 204 hektare dari garis pantai yang merupakan bagian dari Program Taman Terumbu Karang Indonesia.

“Di tempat ini pula beragam terumbu karang dari perairan Indonesia akan ditransplantasikan. Kami berharap dapat menciptakan akuarium laut skala besar yang unik,” jelas Menko Luhut.

Menko Luhut mengatakan, pertemuan IMF-Bank Dunia ini juga ingin menunjukkan bahwa ada banyak hal yang dilakukan. Seperti kegiatan merawat ekosistem, juga kunjungan ke wilayah yang terkena bencana.

“Kemarin kami dan perwakilan Bank Dunia serta IMF telah berkunjung ke Palu untuk menyampaikan bantuan dan simpati kami. Besok saya dan Ibu Lagarde juga akan pergi ke Lombok untuk menyampaikan rasa simpati kami terhadap mereka,” ujar Menko Luhut.

Di kesempatan yang sama, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bahwa kegiatan ini memberi ide baru. Yakni memberi asuransi untuk ekosistem sebagai salah satu aset dunia.

“Seperti diketahui populasi terumbu karang kita adalah yang terbesar di dunia. Dan aktivitas kita bisa merusak terumbu karang tersebut. Kegiatan ini membuat saya berpikir bagaimana kalau kita membuat asuransi terhadap terumbu karang-terumbu karang ini,” jelasnya.

Pihaknya akan mendiskusikan ini sebagai asuransi terhadap aset dunia. Menurutnya, karena terumbu karang ini bukan saja milik Indonesia.

“Kita juga harus mulai memikirkan untuk merubah perilaku dan gaya hidup untuk tidak memperburuk keadaan terumbu karang tersebut,” kata Menkeu Sri Mulyani.

Lagarde menyambut baik kegiatan ini. Di tengah kekhawatiran bahwa sebagian besar karang dunia akan lenyap pada tahun 2050, kegiatan ini menumbuhkan harapan akan pemulihan terumbu karang.

“Ini untuk membuat lingkungan kita lebih baik. Dimulai dari sesuatu, membuat kita sadar, menghormati lingkungan kita dan melindungi lingkungan kita,” ujarnya.

Lagarde juga setuju bahwa ada hubungan antara perilaku manusia terhadap alam. Termasuk dengan bencana alam terutama pada masa perubahan iklim saat ini.

“Atas nama IMF, saya sangat bangga berada di sini di Indonesia dan dapat berkontribusi untuk yang pertama terhadap perlindungan lingkungan dengan menanam terumbu karang,” ujarnya.

Dirinya juga memberikan dukungan kepada masyarakat Indonesia yang menderita karena bencana alam. Terutama yang baru saja terjadi di Lombok dan Sulawesi.

“Perwakilan saya kemarin telah berkunjung ke Palu bersama Pak Luhut. Dan saya akan pergi ke Lombok untuk menyampaikan sumbangan,” ujar Lagarde.

Sebelumnya, The Nature Conservancy dan Pusat Pemantauan Konservasi Dunia (UNEP), melakukan studi yang menyatakan, lebih dari 90 persen karang dunia akan lenyap pada tahun 2050. Indonesia memiliki 27,95% dari total karang terumbu karang di dunia, dengan lebih dari 569 jenis karang.

Menteri Pariwisata Arief Yahya turut merespon isu ini. Dia mengaku akan melakukan tindak tegas terhadap siapapun wisatawan yang merusak lingkungan ataupun alam di Indonesia.

Seperti kasus-kasus sebelumnya, Menpar Arief Yahya langsung berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah setempat untuk segera mengambil tindakan bila ada pengrusakan.

“Kami bersama Pemerintah Daerah terus mengingatkan kepada wisatawan agar tak terjadi lagi pengrusakan terumbu karang,” pungkas Menpar Arief Yahya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here