www.INDONESIATRAVEL.NEWS, TANJUNGPINANG – Kerajaan Riau identik dengan nuansa oktagon, alias segi-8. Simbol astakona tersebut mendominasi arsitektur hingga detail ornamennya. Menariknya, belum ada artefak atau literatur yang menerangkan maknanya. Asumsi pun berkembang. Mengarah kepada arti dan filosofi lambang tersebut. Oktagon juga mewarnai Festival Penyengat 2019.

Jaman dahulu, Kerajaan Riau selalu memakai tanda astakona dalam setiap obyek yang dibangun. Juga di pondasi dan tiangnya, panggung penobatan sultan, sumur, hingga gerbang kerajaan.

Berdasarkan sejarah, Kerajaan Riau kemudian dipindahkan di Pulau Penyengat, Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Pulau ini menjadi saksi jatuh bangunnya Imperium Melayu yang berkembang di Kasultanan Johor, Pahang, Siak, dan Lingga.

Sejak Kerajaan Riau berdiri di tahun 1722, sejarah hebat dimiliki Pulau Penyengat selama 120 tahun.

“Sejarah dan peradaban luar biasa dimiliki Pulau Penyengat sejak dahulu. Hal ini terlihat dari bangunan dan tata kota di jaman dahulu. Terlepas dari itu semua, situs ini menyisakan teka teki makna dari tanda segi-8 yang banyak dijumpai. Istana Kedaton jadi contohnya,” ungkap Plt Kepala Dispar Tanjungpinang Syafaruddin, Kamis (14/2).

Pulau Penyengat kaya akan situs arkeologi. Banyak tersebar benda-benda dengan nilai sejarah tinggi. Sebut saja, Gedung Hakim Mahkamah Syariah dengan bentuk utuh. Komplek ini juga terdapat Tapak Raja Ali Haji yang menjadi pencipta Gurindam XII. Tapak ini tinggal menyisakan tembok, tapi detail pagar dan gerbangnya masih utuh.

Ada juga Istana Kedaton. Bangunan ini masih menyimpan banyak obyek. Ada panggung untuk penobatan sultan, gerbang barat, pondasi tiang, hingga sumur yang bisa dilihat. Sumurnya bahkan aktif dan digunakan oleh masyarakat. Menariknya, bentuk utama dari obyek itu adalah oktagon.

Syafaruddin menambahkan, asumsi simbol oktagon berkembang dan mengarah kepada implementasi Bintang Segi-8.

“Istana Kedaton ini segi-8. Sejauh ini latar belakang munculnya banyak simbol belum digali secara detail. Namun, ini adalah kerajaan Islam. Jadi, simbol segi-8 ini sepertinya mengarah kepada simbol tertentu dari Islam. Apalagi, Islam ini dominan dengan bentuk obyek segi-8,” lanjut Syafaruddin lagi.

Obyek oktagon yang dimaksud adalah bintang segi delapan. Bentuk ini familiar juga sebagai bintang Al-Quds yang diadopsi dari Rub el Hizb. Rub el Hizb merupakan bentuk 2 bujungsangkar yang disatukan, tapi tidak segaris. Menguatkan literatur Islam, Al-Quds ini desain bintang oktagon versi Bani Umayyah. Bentuknya berupa Dome of the Rock yang diarahkan sebagai kiblat pertama.

“Festival Penyengat beserta Pulau Penyengat ini menyimpan banyak keunikan. Saat berada di Festival Penyengat, wisatawan bisa mengeplorasi banyak destinasi dengan kekuatan historinya. Wisatawan pun bisa belajar dari filosofi dan konsep peradaban masa silam yang dibangun di Pulau Penyengat,” terang Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani.

Sebagai gambaran, pengaplikasian konsep oktagon ini general. Selain Islam, konsep oktagon ini berlaku dalam literatur Budha. Oktagon ini menjadi gambaran 8 jalur perjalanan Budha dan keabadian. Untuk literatur Hindu, oktagon dikenal sebagai Bintang Lakshmi. Isyarat Dewi Kekayaan dengan 8 emanasi. Bentuknya diantaranya, moneter, kemakmuran, kemenangan, kesabaran, juga pengetahuan.

“Keberadaan simbol oktagon memang menarik di Pulau Penyengat. Hal ini menjadi kekayaan yang luar biasa. Ada banyak inspirasi yang didapat wisatawan dari Festival Penyengat 2019,” ujar Asdep Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional I Kemenpar Dessy Ruhati yang didampingi Kabid Pengembangan Pemasaran Area II Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional I Kemenpar Trindiana M Tikupasang.

Lekat dengan identitas oktagon, harapan juga doa besar pasti terselip. Dan, astakona tersebut jadi simbol kemakmuran. Acuannya, Kekhalifahan Al-Andalus yang lekat dengan astakona ini. Kekhalifahan itu sukses membawa kemakmuran Islam. Hal serupa tersirat di Pulau Penyengat. Meski berganti waktu dan konsep pemerintahan, Pulau Penyengat tetap memberikan kemakmuran bagi penghuninya.

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya pun mengatakan, konsep pembelajaran terbaik diberikan Festival Penyengat.

“Festival Penyengat ini destinasi terbaik. Ada banyak input pengetahuan yang didapat oleh wisatawan selama berada di sana. Pulau Penyengat juga punya sisi sejarah luar biasa. Destinasi ini sangat lengkap. Selain alan dan budaya, ada juga wisata sejarah hingga religi,” tutup Menpar. (*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here