CHICAGO – Indonesia berhasil memenangkan bidding untuk tuan rumah event CIDESCO World Congress 2020. Acara yang akan di-manage Asosiasi Pakar Terapi Kecantikan & Spa Indonesia ini bakal dihelat di Jakarta Convention Center (JCC) , Indonesia.

Sebelum Asosiasi Terapi Kecantikan dan Spa Internasional (CIDESCO) ini berhasil membawa event MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition) kelas internasional, ada event MICE lainnya yang sudah sukses digelar. Event itu digelar Ikatan Notaris Indonesia dan Ikatan Bidan Indonesia , Asosiasi Pemerintah Kabupaten Se- Indonesia.

“Event MICE ini akan di hadiri sekitar 2000 delegasi. Yang terdiri dari 300 delegasi kongress 29 negara pengurus CIDESCO dunia, dan 1700 delegasi sebagai peserta sertifikasi Cidesco. Dan peserta kompetisi kecantikan dan spa yang akan diikuti dari 56 negara di 5 benua yang memiliki CIDESCO School,” jelas Presiden CIDESCO Indonesia Lianywati Batihalim, Minggu (22/9).

Pada tahap final, Indonesia bersaing ketat dengan China yang memiliki member terbesar sejumlah 5000 orang. Akan tetapi CIDESCO Indonesia dengan kepiawaian lobbying dari Lianywati Batihalim dan tim, CIDESCO Indonesia tetap tampil solid dan optimis dengan adanya dukungan konsultasi aktif dari Indonesia Convention and Exhibition Bureau (INACEB) dan Kementerian Pariwisata (Kemenpar).

“CIDESCO Indonesia tahun 2019 ini semula akan mengikuti bidding utk event 2021. Namun dikarenakan Fiji (sebagai tuan rumah 2020) mengundurkan diri sebagai host, maka Indonesia dan China bersaing ketat untuk memajukan bidding kongres CIDESCO dunia di tahun 2020,” ungkap Lianywati.

Kemenpar dan INACEB telah melakukan audiensi dengan CIDESCO Indonesia pada tgl 15 Januari 2019 yang berlangsung di Gedung Sapta Pesona. Kemenpar dan INACEB telah memberikan dukungan-dukungan strategis kepada CIDESCO sebagai MICE Ambassador.

“Dukungan Kemenpar dan INACEPLB antara lain lebih terkait dengan memberikan konsultasi mengenai strategi presentasi, kelengkapan dokumen bidding , kekuatan isi dan materi bidding, serta dukungan surat bidding baik dari Kemenpar dan Venue Congress,” sebutnya.

Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kemenpar Ni Wayan Giri Adnyani mengatakan, kemenangan dan kesuksesan bidding ini semakin menambah kepercayaan diri dan optimisme MICE Indonesia kedepan.

“Sekaligus menjadi pola kerja sama antara stakeholders MICE dalam memenangkan Bidding MICE Internasional,” kata Giri Adnyani.

Sebagai follow up, lanjut Giri, setelah kemenangan bidding ini tentunya diperlukan komitmen pelaksanaan site inspection dan delegate boosting sebelum penyelenggaraan event di tahun 2020.

“Semua harus dipersiapkan Dengan matang. Bila perlu, jangan sampai delegasi hanya datang untuk CIDESCO World Congress 2020 saja. Tetapi juga mengunjungi destinasi-destinasi yang ada di Indonesia,” ujar Giri.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan pihaknya akan menerapkan konsep Indonesia Incorporated dalam menggarap potensi wisata MICE di Indonesia. Untuk itu, Arief Yahya berharap semangat Indonesia Incorporated dapat diimplementasikan untuk merebut pasar MICE.

“Indonesia sering kalah dalam bidding. Hal itu karena biddingnya sendiri-sendiri dan tidak terorganisasi. Kami dorong INACEB kalau mau maju harus menerapkan Indonesia Incorporated,” ujar Menpar Arief Yahya.

Persentase wisatawan mancanegara MICE baru 3% dari total jumlah wisman yang datang ke Indonesia. Padahal, pangsa pasarnya cukup besar, jadi 5 tahun ke depan harus digarap secara maksimal.

“MICE ini perlu kita dorong sebagai Quick Win. Spending wisatawan MICE minimal 3 kali lipat dari wisman biasa. Kemudian orang-orang yang datang sebagai wisatawan MICE biasanya adalah ‘influencer’ sehingga bisa jadi promosi gratis bagi pariwisata Indonesia ke depan,” kata pria asal Banyuwangi ini.

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here