BANYUWANGI – Salah satu destinasi wisata yang patut dikunjungi kala berlibur ke Banyuwangi adalah Boom Beach. Pantai yang dikelola oleh Pelindo III menawarkan ragam atraksi yang bisa dinikmati pengunjung. Salah satunya adalah menyaksikan matahari yang muncul dari peraduannya. Uniknya, matahari pagi tersebut muncul dari Pulau Bali. Ya, Boom Beach memang menghadap Pulau Bali di arah timur.

Awalnya, Boom Beach merupakan pelabuhan bongkar muat ikan bagi para nelayan usai melaut. Namun seiring berjalannya waktu, pantai ini disulap menjadi destinasi wisata. Hal itu utamanya setelah investor masuk membangun pelabuhan yacht. Sejak itu Boom Beach berubah menjadi destinasi wisata yang ramai dikunjungi masyarakat Banyuwangi.

Dari sekedar jogging hingga berkeliling pantai menggunakan kapal nelayan. Di sini juga banyak sekali permainan yang cocok untuk anak-anak seperti trampolin hingga menunggang kuda di bibir pantai. Sore itu, sejumlah awak media dan Key Opinion Leader (KOL) berkesempatan mengunjungi Boom Beach program kerja sama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) dan Garuda Indonesia.

Mengambil tema “Famtrip Perjalanan Wisata Pengenalan Destinasi Prioritas Pasar Domestik/Nusantara”, program ini dimaksudkan untuk mengedukasi pengelola destinasi wisata dan masyarakat mengenai protokol kesehatan. Mengampanyekan hastag #TerbangAman dan #DiIndonesiaAja, Kemenparekraf/Baparekraf dan Garuda Indonesia mempromosikan perjalanan wisata aman dan nyaman di dalam negeri.

Bukan tanpa alasan program yang dilangsungkan pada 27-30 November 2020 diselenggarakan. Pemasaran Area 2 Regional 1 Kemenparekraf/Baparekraf, Nailis Sa’adah menuturkan, program famtrip ini diselenggarakan untuk memastikan destinasi wisata Banyuwangi yang dikunjungi telah memenuhi unsur keselamatan dan kesehatan dalam hal protokol kesehatan. Nailis ingin memastikan protokol kesehatan berjalan dengan baik di destinasi wisata. “Kita juga ingin melihat bagaimana kepatuhan dan kedisiplinan masyarakat terhadap protokol kesehatan. Jadi dua hal itu yang ingin kita lihat lebih dekat dari program ini,” kata Nailis saat berbincang dengan awak media, Minggu (29/11/2020).

Pada era adaptasi kebiasaan baru saat ini, Nailis menilai destinasi wisata harus mengedepankan disiplin penerapan protokol kesehatan sebagai kebutuhan baru bagi wisatawan dalam melakukan perjalanan wisata. “Sebagaimana kita ketahui, era adaptasi kebiasaan baru ini mengubah pola perilaku wisatawan dalam melakukan perjalanan wisata. Penerapan protokol kesehatan menjadi pedoman penting yang dijadikan acuan oleh wisatawan untuk menentukan perjalanan wisata mereka ke suatu destinasi,” terang Nailis.

Pada sisi yang lain, Nailis menegaskan program famtrip ini juga dilakukan untuk mensosialisasikan destinasi wisata yang telah menerapkan protokol kesehatan dengan baik. Nailis bersyukur seluruh destinasi wisata dan fasilitas pendukungnya seperti hotel dan restoran telah menerapkan standar protokol kesehatan dengan baik dan disiplin. “Dari perjalanan yang kita lakukan di beberapa destinasi di Banyuwangi ini seluruhnya telah menerapkan protokol kesehatan dengan baik. Hotel dan restoran serta fasilitas pendukung lainnya di Banyuwangi ini juga disiplin menjalankan protokol kesehatan,” tuturnya.

Direktur Pemasaran Pariwisata Regional 1, Kemenparekraf/Baparekraf, Vinsensius Jemadu menambahkan, program famtrip Kemenparekraf/Baparekraf sebagai bentuk dukungan kepada destinasi wisata agar dapat segera bangkit usai terdampak COVID-19. Melalui kegiatan ini nantinya Kemenparekraf/Baparekraf akan mensosialisasikan kepada masyarakat bahwa kebutuhan mereka akan keselamatan dan kesehatan di tengah pandemi telah diperhatikan dengan baik oleh pelaku wisata di destinasi yang mereka kelola. Ia berharap informasi ini dapat menjadi pedoman wisatawan untuk melakukan perjalanan wisata setelah pandemi COVID-19 usai.

“Kami berharap informasi destinasi yang telah memenuhi standar protokol kesehatan menjadi pedoman informasi bagi wisatawan dalam menentukan destinasi yang akan mereka tuju usai pandemi berakhir,” tutur dia.

“Famtrip Perjalanan Wisata Pengenalan Destinasi Prioritas Pasar Domestik/Nusantara” melihat secara detail penerapan protokol kesehatan tak hanya di destinasi dan akomodasi wisata, namun juga saat pertama kali hendak melakukan penerbangan dengan Garuda Indonesia melalui Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta. Protokol kesehatan berjalan cukup ketat. Jarak antrean tertera di setiap sudut, tak terkecuali counter check-in Garuda Indonesia. Pun halnya ketika hendak memasuki pesawat, petugas mengarahkan dengan tertib penumpang dengan jarak aman minimal 1,5 meter. Seluruh kru Garuda Indonesia juga menggunakan face shield dan sarung tangan sebagai standar protokol yang mereka terapkan.

Perwakilan Garuda Indonesia pada kegiatan ini, Gita Indriyani Savitri menerangkan, kelas bisnis yang terdiri dari dua kursi berbanjar, namun yang dipakai hanya satu seat saja. Begitu juga untuk kelas ekonomi, meski dalam satu baris terdiri dari tiga kursi, namun Garuda Indonesia mengosongkan kursi tengah. Di sisi lain, Garuda Indonesia juga menggunakan teknologi HEPA (High Efficiency Particulate Air) Filter untuk sirkulasi di dalam kabin pesawat. “HEPA (High Efficiency Particulate Air) Filter merupakan sistem penyaringan udara di kabin pesawat di mana teknologi ini dapat menyaring partikel terkecil di udara seperti virus, bakteri dan kontaminan lainnya hingga 99,97 persen. Kami juga rutin melakukan penyemprotan disinfektan pada pesawat kami,” kata Gita.

Selain dilengkapi dengan teknologi HEPA Filter, Gita menyebut sistem sirkulasi udara di kabin pesawat mengalir vertikal dari atas ke bawah. Hal ini tentu saja menjadikan potensi penyebaran virus atau bakteri di kabin pesawat dapat semakin terminimalisir dengan baik karena udara tidak menyebar, namun langsung diserap melalui perputaran udara secara vertikal. “Dengan perputaran udara yang bergerak dari atas ke bawah atau vertikal tersebut menjadikan sirkulasi udara lebih sehat, sehingga penumpang tidak perlu khawatir akan potensi penularan COVID-19 di kabin pesawat,” tuturnya.

Selain itu, sebagai bentuk upaya perusahaan dalam mencegah penyebaran COVID-19, Gita menyebut Garuda Indonesia menerapkan protokol Kesehatan yang diimplementasikan secara menyeluruh pada layanan penerbangan seperti penyediaan hand sanitizer pada seluruh touch points layanan, penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) standard oleh seluruh awak kabin, serta penerapan prosedur jaga jarak antara penumpang serta berbagai penerapan protokol kesehatan lainnya sesuai dengan ketentuan otoritas terkait. Garuda Indonesia pun menggaungkan hastag #BecauseYouMatter untuk menunjukkan betapa pedulinya maskapai Garuda Indonesia kepada pengguna jasanya. (*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here