www.INDONESIATRAVEL.NEWS– Selama ini, Larantuka yang berada di Kabupaten Flores Timur, NTT, dikenal dengan wisata religi perayaan Semana Santa. Namun, Larantuka memiliki lebih dari itu. Berupa keindaham alam. Seperti Pasir Timbul di Mekko hingga pemandangan sunset yang indah di Pantai Kawaliwu.

“Memang wisata religi menjadi andalan. Tapi Larantuka juga mempunyai budaya dan ritual. Dan, itu menjadi potensi pariwisata. Potensi alam juga dikami banyak, seperti di Mekko dan juga sunset terbaik di Kawaliwu yang menarik untuk di jual,” kata Kepala Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Flores Timur, Apolonia Corebima di Larantuka, Sabtu (22/12).

Nia, sapaan akrab Apolonia Corebima, menjelaskan, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan sudah mendata destinasi-destinasi potensial untuk dikembangkan di Flotim.

“Kami mendata 15 destinasi wisata yang potensial untuk dikembangkan. Sementara untuk kebudayaan terdapat rumah adat dan benda-benda bersejarah lainnya. Total ada 115 yang bisa dikembangkan untuk aset pariwisata,” ujarnya.

Namun, Nia mengakui jika waktu terbaik untuk ke Larantuka memang saat Semana Santa. Karena, wisatawan mencari wisata religi di sini.

“Tahun ini kami mengembangkannya untuk menawarkan beberapa paket wisata, semisal kami akan membuat festival titi jagung. Dan beberapa kegiatan lainnya, tujuannya, agar wisatawan bisa berlama-lama di Larantuka,” ujarnya.

Secara aksesibilitas, Larantuka sudah bisa dijangkau dengan dua penerbangan dari Kupang, pada Pagi dan Sore. Terkait Amenitas atau fasilitas pendukung pariwisata seperti hotel dan restoran yang memberikan keamanan dan kenyamanan bagi para wisatawan juga sudah tumbuh berkembang.

Yang menjadi masalah, adalah sampah yang masih banyak. Masyarakat belum begitu sadar tentang pentingnya kebersihan di destinasi wisata. Menurutnya, sekecil apa pun kepedulian masyarakat agar menjaga kebersihan tempat wisata, akan sangat mendukung pertumbuhan pariwisata di NTT.

“Kami juga akan mengadakan gerakan sadar wisata di sini. dan akhir pekan ini kami akan bersih-bersih pantai. Semoga bisa menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pariwisata di Larantuka,” pungkas Nia.

Terpisah Kepala Bidang Pemasaran Regional III Area II Kemenpar Hendry Noviardi mengatakan, destinasi wisata jika ingin menjadi kelas dunia harus memperhatikan kesiapan 3A (Atraksi, Amenitas, Aksesibilitas).

“Larantuka untuk atraksi sudah tidak diragukan lagi. Alamnya juga potensial untuk di jual. Aksesibilitas memang perlu di Kembangkan untuk menjadi destinasi kelas dunia,” ujar Hendri Noviardi.

Menteri Pariwisata Arief Yahya pun langsung ikut angkat suara. Berulang kali Menpar mengatakan jika budaya itu semakin dilestarikan semakin menyejahterakan. Menurutnya kemajuan budaya Indonesia merupakan tanggung jawab bersama. Terlebih budaya itu merupakan salah satu komponen penting dalam kepariwisataan.

“Pariwisata kita basisnya budaya. Budaya bukan hanya maksudnya tari menari atau pertunjukan saja. Tapi juga tata nilai dasar yang menjadi falsafah hidup Indonesia. Tata nilai itu yang menjadi inti. Makanya budaya itu semakin dilestarikan semakin menyejahterakan. Kekayaan budaya kita lah yang selalu menjadi buruan wisatawan mancanegara,” ujar Menpar Arief.(*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here