BINTAN – Untuk kesekian kalinya, Kapal Pesiar Genting Cruise merapat di perairan Lagoi Bintan, Provinsi Kepulauan Riau. Kali ini Genting merapat Sabtu (6/4). Kapal tersebut membawa tak kurang dari 2.679 wisatawan. Sekitar 400 penumpang turun dari kapal untuk menikmati destinasi wisata yang eksotik di Bintan.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bintan, Wan Rudy mengatakan, kembalinya Kapal Genting Cruise menjadi kegembiraan dan kebanggaan tersendiri. Ini juga menjadi pertanda positif bahwa keberadaan Bintan cukup diperhitungkan.

Untuk perjalanan kali ini, lanjut Wan Rudy, wisatawan yang diangkut Genting Cruise masih didominasi turis asal Singapura sebanyak 2.180 orang. Disusul Malaysia (169 orang), India (164 orang), Indonesia (43 orang), RRC (38 orang), Taiwan (19 orang), dan Jepang (15 orang). Selebihnya ada dari Australia, Bangladesh, Brunei Darussalam, Canada, Hong Kong, Myanmar, Filipina, Thailand, dan lain-lain.

“Kami bangga karena banyak kapal pesiar yang singgah di perairan Bintan. Ini menjadi penyemangat bagi kita untuk bekerja lebih maksimal lagi dalam mengembangkan pariwisata Bintan. Kita tidak boleh berhenti dan berpuas diri sampai di sini. Harus membuat sesuatu yang lebih baik lagi,” ujarnya.

Lagoi sendiri adalah kawasan pariwisata pantai eksotis yang namanya sudah cukup tersohor di kalangan wisatawan mancanegara. Beragam fasilitas tersedia di sini, salah satunya Bintan Lagoon Resort yang siap memanjakan tamu. Pantai di sini juga sangat menarik, dengan pemandangan laut biru yang menghadap Negeri Jiran.

Pesona Bintan yang bahkan mampu menarik sejumlah kapal pesiar, diacungi jempol oleh Kepala Dinas Pariwisata Kepulauan Riau Boeralimar. Menurutnya, ide dari Bintan Resort Cakrawala perlu dicontoh.

“Ini baru keren. Walau Bintan tidak punya Benoa (seperti di Bali), tapi Genting Cruise tetap bisa sandar 2 km dari dermaga. Mereka senang. Tidak perlu terlalu banyak keluar modal, tapi cukup siapkan ferry jemputan pulang-pergi untuk bawa wisman tersebut. Sukses Untuk Bintan,” ungkapnya.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menuturkan, pembangunan pariwisata harus dilakukan bersama-sama. Tidak mungkin mampu dikerjakan sendiri. Harus kolaborasi, incorporated, dan sinergy. Basis pariwisata tetap budaya sebagai prioritas. Diikuti religi, alam dan baru manmade. Perlu juga dilakukan pertemuan atau pelatihan SDM pariwisata.

Menpar Arief menegaskan, tahun ini pihaknya masih akan meningkatkan potensi pariwisata perbatasan (crossborder tourism). Salah satu daerah prioritas adalah Kepulauan Riau. Menurutnya, ini sebagai upaya mencapai target kunjungan 20 juta wisman dan 275 juta wisnus di tahun 2019.

“Untuk merealisasikan target tersebut, harus diikuti kesiapan 3A. Yaitu akses, atraksi, dan amenitas. Bintan sudah memiliki semua itu. Jika pariwisata itu celana, Bali menjadi kantung kanan, Jakarta sebagai kantung kiri, dan Kepri di posisi kantung belakang. Bintan dengan segala potensinya, diharapkan bisa mendatangkan wisman di perbatasan,” tandasnya. (*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here