www.INDONESIATRAVEL.NEWS, HA LONG BAY, VIETNAM – Di sela-sela kepadatan acara di Ministrial Meeting ATF 2019, ASEAN Tourism Forum di FLC Hotel, Halong Bay City, Quang Ninh, Vietnam, Menpar Arief Yahya masih sempat mengunjungi Travex. Travel Exchange kali ini diikuti sekitar 23 industri, yang dikurasi dari 80 lebih yang mendaftar. “Saya datangi Pavilliun Wonderful Indonesia, menyapa para pelaku industry yang sedang bertemu buyers di sana,” kata Menpar Arief Yahya, di Vietnam.
 
Menpar Arief menyempatkan diri difoto-foto dengan para marketers, keliling booth, dan berkomunikasi lebih dekat dengan para Travel Agent, Tour Operator, dan lainnya. Dia juga berpose di sebuah papan promosi 100 Wonderful Calendar of Events 2019 yang juga terpampang besar di lokasi. “Sekaligus mempromosikan Calendar of Events 2019,” ungkap Arief Yahya.
 
Apalagi, CoE 2019 dan 10 Top CoE 2019 sedang akan dilombakan untuk netizen di tanah air dengan total hadiah Rp 150 juta. Dibagi dalam dua kategori, yakni perorangan dan komunitas, terutama Genpi. Mereka dilombakan interaksi di Instagram dan Facebook, dengan memilih dari 100 Wonderful CoE 2019 dan 10 Top CoE 2019. Yang lebih banyak mendapatkan likes, share, comments dialah calon pemenangnya.
 
Acara ATF Travex 2019 ini juga menggunakan tag line yang sama. “ASEAN: The Power of One”, yang bakal dihelat sejak 16 -18 Januari 2018. Spiritnya sama dalam 3 ATF Travex sebelumnya, di Chiang Mai 2018, Singapore 2017 dan Filipina 2016. Menjadikan ASEAN sebagai kawasan yang bersatu, berkolaborasi untuk mendapatkan wisman.
 
Travex itu sendiri sebenarnya sudah diluncurkan sejak 1981 di ATF Kuala Lumpur Malaysia. Nah, kali ini tetap menggunakan desain phinisi Wonderful Indonesia, ada batik yang dibikin langsung di tempat. Juga ada booth spa, agar bisa semakin fresh. “Saya sudah mencoba wedang Bir Mataram, ada banyak rasa rempah, seperti jahe,” ungkapnya.
 
Salah satu tujuan Menpar Arief keliling Kota Halong Bay itu sekaligus belajar dari Vietnam yang saat ini pertumbuhannya paling cepat di ASEAN. “Tahun 2018 ini, Vietnam bertumbuh 21%, sedangkan kita hanya 14%. Tahun 2017, Vietnam tumbuh 29%, kita hanya 22%. Dalam tiga tahun mereka bisa double. Saya menduga kuat, karena mereka menggunakan 2 strategi mendasar,” kata Menpar Arief.
 
Pertama, mereka melakukan deregulasi besar-besar, pemerintahannya socialism, tetapi cara pandang dan berpikirnya sangat modern dan lebih liberal. Maka deregulasi itu menjadi hal paling penting untuk membuat perubahan yang cepat dan smart. Kedua, pasti mereka menggunakan teknologi digital untuk campaigne.
 
Selama di ATF 2019, Menpar Arief Yahya didampingi Rizky Handayani Mustafa, Deputi Bidang Pemasaran Regional I, Sam Sriyono Nugroho Stafsus Menpar Bidang IT, Don Kardono, Stafsus Menpar Bidang Media dan Komunikasi, dan Duta Besar RI di Vietnam, Ibnu Hadi, dan lainnya.
 
Wisatawan Indocina, seperti Vietnam, Myanmar, Kamboja, Laos menjadi salah satu pasar potensial bagi industri pariwisata di tanah air. “Mereka juga peluang, sebagai pasar yang bagus,” katanya.(*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here