Kaliurang – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menggelar Gerakan BISA (Bersih, Indah, Sehat dan Aman) secara serentak di 13 destinasi di empat kabupaten Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mulai hari ini hingga 20 Juni 2020.

Gerakan BISA merupakan program padat karya yang mengikutsertakan pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif dalam meningkatkan kebersihan, keindahan, kesehatan, dan keamanan destinasi pariwisata. Sehingga seluruh pemangku kepentingan yang terlibat di dalamnya siap memasuki masa adaptasi kebiasaan baru di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kemenparekraf/Baparekraf Kurleni Ukar saat acara pembukaan melalui video conference, Sabtu (19/7/2020) mengatakan, pandemi COVID-19 tidak dapat dipungkiri memberikan efek yang besar pada seluruh rantai nilai pariwisata. Dipastikan tren pariwisata dunia akan mengalami perubahan, dimana isu kesehatan, kebersihan serta keamanan dan keselamatan menjadi pertimbangan utama bagi wisatawan.

“Oleh karena itu penting bagi seluruh stakeholder pariwisata menerapkan protokol kesehatan sebagaimana tertuang dalam KMK Nomor HK.01.08/Menkes/382/2020 tentang Protokol Kesehatan Bagi Masyarakat di Tempat dan Fasilitas Umum dalam Rangka Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan Buku Panduan Teknis yang merupakan turunan dari keputusan tersebut,” kata Kurleni Ukar.

Sebanyak 13 titik destinasi tersebut adalah Klangon, Kaliurang, dan Watu Purbo di Kabupaten Sleman; Gunung Ireng, Watu Payung, dan Gunung Gentong di Kabupaten Gunung Kidul; Pantai Trisik, Pantai Glagah, dan Pantai Congot di Kabupaten Kulon Progo, serta Gunung Pengger, Puncak Becici, Bukit Lintang Sewu, dan Pinus Asri di Kabupaten Bantul.

Bersinergi dengan Dinas Pariwisata D.I. Yogyakarta dan 4 Kabupaten, kegiatan ini memberdayakan 600 pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif yang terdampak ekonominya selama pandemi COVID-19. Kegiatan tersebut diantaranya meliputi pengecatan, penanaman tanaman hias, penyediaan tempat sampah, serta alat kebersihan di destinasi.

Kemenparekraf/Baparekraf juga mendedikasikan 50 wastafel gerabah permanen dilengkapi dengan signage petunjuk cuci tangan sesuai anjuran WHO, serta thermogun dan face shield di titik-titik masuk pengunjung.

Pemerintah Provinsi D.I Yogyakarta telah membuka sektor pariwisata secara bertahap dengan protokol kesehatan yang ketat. Pembukaan sektor pariwisata ini harus dilaksanakan dengan bertanggung jawab dan mengutamakan kesehatan, kebersihan, keselamatan dan keamanan.

“Dengan dilaksanakannya kegiatan ini, diharapkan para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif dapat beradaptasi dengan kebiasaan baru menuju masyarakat yang produktif dan aman, serta mendukung destinasi pariwisata dalam menyongsong tatanan kehidupan baru pascapandemi COVID-19,” ujarnya.

“Kami mengharapkan Gerakan BISA ini dapat bermanfaat untuk kita semua dan juga seluruh stakeholder pariwisata dan ekonomi kreatif untuk bangkit kembali dalam mempromosikan Indonesia yang bersih, indah, sehat, dan aman di mata dunia,” kata Kurleni Ukar.(***)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here