MANILA – Pembukaan World Travel Lifestyle Expo (WTLE) 2019 Filipina, Jumat (5/4), terasa spesial. Sebab, Kemenpar langsung tancap gas disaat pembukaan acara WTLE 2019, dimana pada saat Asisten Deputi Pemasaran 1 Regional 3 memberikan sambutan, dijeda dan diisi dengan tarian Bali.

Hal ini dilakukan usaha Kemenpar untuk menampilkan atau mendisplay beragam kekayaan seni dan budaya nusantara. Parade ini direspon positif oleh publik Filipina, termasuk kaum milenialnya.

Penyelenggaraan WTLE 2019 digelar 5-7 April. Lokasinya di SMX Convention Center, Mall of Asia, Pasay City, Manila, Filipina. Demi mengoptimalkan market Filipina, Indonesia menyertakan 13 TA/TO. Industri itu diantaranya SIM O Travel & Tour, BIC, Royal Destination, BMW, juga Travelfront Tours. Ada juga Bidadari Tour, Everyjoe Travel and Tours.

“Antusiasme publik Filipina harus kita raih dengan baik. Kita harus membuat media value yang baik. Maka dari itu kita ambil momentum yang tepat di pembukaan. Alhamdulillah semua merespon baik. Kemeriahan di pembukaan dan di paviliun Indonesia ini tentu menjadi start bagus. Kami optimistis bisa menarik sebanyak mungkin wisatawan Filipina hingga akhir event nanti,” ungkap Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Kemenpar Muh. Ricky Fauziyani.

Kemenpar mendapatkan kehormatan memotong pita. Bahkan, logo branding Wonderful Indonesia ada dalam bahan promosi di pameran tersebut.
Saat opening ceremony WTLE 2019, waktu speech milik Kemenpar pun dibagi dengan parade seni budaya dan karnaval. Nuansa eksotis Bali disajikan secara masif. Memuaskan rasa penasaran, Tari Kembang Girang ditampilkan. Begitu mendengar alunan musik khas Bali dan melihat penari masuk, pengunjung langsung merangsek maju. Mereka mengabadikan momen melalui kamera handphonenya.

“Pengunjung di sini sangat tertarik dengan beragam tarian nusantara. Sebagai pembuka, kami memang menampilkan Tarian Bali yang sebenarnya disiapkan untuk di Booth. Komposisi rundown dari pembukaan sedikit diubah. Dan, ini ternyata justru membuat suasana semakin meriah. Mereka sangat antusias dengan warna budaya Bali itu,” kata Ricky.

Tari Kembang Girang memang eksotis. Kostumnya didesain sangat kekinian. Meski demikian, tarian ini memiliki story luar biasa. Tari Kembang Girang menjadi representasi karakter gadis Bali yang dinamis. Nuansa itu semakin kental dengan gerakan selendang dan kipas yang terus digerakan hingga seperti sebuah sayap. “Tarian ini sangat dinamis. Gerakannya unik menjadi daya tarik tersendiri,” ujarnya lagi.

Pesan besar kebahagiaan memang ditebarkan Indonesia di WTLE 2019. Secara harfiah, Kembang berarti Bunga dan Girang bermakna Bahagia. Tari Kembang Girang ini memang mengajak seluruh pengunjung untuk bergembira. Energi kebahagiaan ini ditampilkan melalui liukan gerakan ke samping dan berputar. Konstumnya juga indah dengan lengkap dengan mahkota keemasannya.

Memamerkan eksotisnya Pulau Dewata Bali, karnaval kostum pun diberikan. Kostum yang ditampilkan kuat mengekplorasi ornamen budaya Pulau Dewata. “Kami ingin memberikan kesan terbaik. Parade budaya ini juga menjadi penegas betapa kayanya bumi nusantara. Bila berkunjung langsung ke Indonesia, wisatawan akan mendapatkan experience terbaik. Hal ini jadi paket lengkap,” tegas Ricky.

WTLE 2019 menjadi media branding terbaik. Event 2 tahunan ini pun menyajikan sekitar 33 kanal bisnis industri pariwisata. Diantaranya, terdapat maskapai, hotel, travel agencies, kapal pesiar, telekomunikasi, dan lainnya. Total ada 200 booth, lalu areanya 48% adalah tour package. Pameran ini diprediksi dikunjungi 10.000 orang. Ada trade buyers, trade partner, individu, juga para pengusaha.

“Konten terbaik harus disajikan dalam WTLE 2019. Pasar Filipina ini sangat menjanjikan. Profil calon wisatawannya bagus dengan sebaran merata. Sebab, wisatawan milenial Filipina juga juga sangat besar potensinya. Beragam experience yang dicari para milenial Filipina ini juga banyak dimiliki oleh destinasi Indonesia,” terang Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizky Handayani.

Menawarkan sebaran market besar, slot wisatawan milenial Filipina mencapai 42 Juta. Angka ini lebih besar dari slot milenial milik Vietnam sebesar 26 Juta, apalagi Thailand yang berkisar 19 Juta orang. Dan, slot terbesar memang masih didominasi Tiongkok dengan pasar 333 Juta orang. Menariknya lagi, pasar Asia (rentag usia 15-34 tahun) ini didominasi milenial dengan slot 57%.

“Dengan WTLE 2019 ini, arus kujungan wisatawan Filipina ke Indonesia akan semakin besar di beberapa waktu mendatang. Event ini diharapkan memiliki impact jangka panjang yang bagus. Artinya, ada banyak peluang bisnis yang bisa dioptimalkan para industri pariwisata ini. Lalu, pada akhirnya masyarakat juga bisa ikut merasakan inkam dari aktivitas pariwisata,” tegas Rizky.

Progress positif dimiliki pergerakan wisatawan Filipina sepanjang 2018. Realisasi dari arus wisatawanya mencapai 217.582 orang. Angka ini surplus 104% dari target 210 Ribu orang wisatawan Filipina. Lalu, mengacu realisasi tahun lalu, target besar dipancang 2019. Wisatawan Filipina ditarget 280 Ribu orang. Artinya, dibutuhkan penambahan slot wisatawan Filipna hingga 33%.

“Publik Filipina ini menyukai warna budaya nusantara. Nantinya juga ada proses edukasi melalui aneka informasi yang diberikan. Jadi, masyarakat Filipina punya gambaran jelas dan lengkap terkait destinasi wisata di Indonesia lalu menetapkan tata waktu kunjungan. Silahkan datang ke Indonesia. Selain atraksi, aksesibilitas dan amenitas di Indonesia sangat luar biasa,” tutup Menteri Pariwisata Arief Yahya. (*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here