www.INDONESIATRAVEL.NEWS- Provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki kekayaan budaya yang sangat beragam. Termasuk yang ada di Kabupaten Flores Timur (Flotim). Berbagai upaya dilakukan untuk melestarikannya. Termasuk mendukung Festival Nagi Tana yang digelar Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Flores Timur, Kamis (20/12).

Festival budaya ini digelar di Taman Felix Fernandez Larantuka. Festival Nagi Tana sendiri digelar dalam rangka memperingati HUT ke-60 Kabupaten Flores Timur dan Pemilihan Oa (Putri) Pariwisata Flores Timur.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Flotim, Apolonia Corebima, menjelaskan festival ini digelar untuk menanamkan rasa cinta warga pada nagi tanah Flores Timur.

“Konsep kita adalah perlombaan fashion show dengan dua kategori perlombaan yakni fashion show pakaian adat asli (Lamaholot) dan fashion show. Nantinya akan nada modif pakaian kerja yang diikuti oleh 19 kecamatan. Yang mau kita tonjolkan adalah cinta terhadap khasana budaya kita Lamaholot Flotim,” kata Apolonia.

Bukan tanpa alasan, Budaya Lamaholot dan kain tenun NTT ditonjolkan kata Apolonia, Motif daerah pakaian Flores Timur itu sudah mendunia. Terlebih sering dibawa oleh karya desainer dari management Levico.

“Khusus untuk perlombaan fashion show kategori modif pakaian kerja, perlombaan ini akan dimeriahkan dengan tampilan pakaian kerja motif khas Flotim hasil karya desainer dari Levico. Salah satu di antaranya adalah mencintai hasil karya tenunan kita sendiri, dan mendukung Peraturan Bupati Flores Timur tentang Pemakaian Pakaian Motif Daerah Flotim,” ujarnya.

Tak cuma Festival Nagi Tana, perayaan HUT Kabupaten Flotim ke-60 akan dilanjuti dengan persembahan acara pemilihan Oa Pariwisata Flores Timur 2019 dan acara hiburan sepanjang masa oleh D’Rippen Production pada tanggal 30 Desember 2018.

Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran I Regional III Kementerian Pariwisata, Ricky Fauziyani menjelaskan, Menteri Pariwisata selalu mendorong agar kebudaayan harus dilestarikan dan dikembangkan untuk menjadi komersial, sehingga bisa mensejahterakan masyarakat.

“Perlu adanya kerja sama dari semua pihak, terutama pemerintah daerah kabupaten dan kota di NTT. Karena budaya semakin dilestarikan semakin mensejahterakan,” kata Ricky Fauziyani.

Pihak Kemenpar juga mengajak masyarakat NTT khususnya di Flores Timur untuk terus menekuni dan mencintai budaya dan tradisi lokal serta terus berkreasi, khususnya tenun untuk memintal benang, memberi warna asli, menenun dan menjadikan bahan yang siap pakai.

“Kami bangga karena masyarakat Flores Timur selalu mengenakan kain tenun dan menjadi peraturan Bupati. Ini menunjukkan identitas diri orang Flotim sebagai warisan dari budaya leluhur,” pungkasnya.

Menteri Pariwisata juga ikut angkat suara terkait Festival Nagi Tana di Larantuka. Menurutnya ini potensi yang tak boleh disepelekan. Motif tenun Flotim sangat khas. Desain ragamnya simetris.

“Jangan takut bosan menyaksikan acara ini. Warna dan desain tenun Flotim seakan menghipnotis pengunjung untuk tidak mudah berpaling,” ujar Menpar Arief.

Kain tenun asal Flotim diwarnai dengan berbagai daun dan akar. Semua warna menggunakan warna alami. Dengan cara seperti itu, warna pada kain tenun Sumba akan semakin menarik dan tidak pudar.

“Ada filosofinya, ada sejarahnya, punya story telling yang kuat. Ini sangat matching dengan pariwisata,” tambah Menpar Arief Yahya.(*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here