BOGOR – Perusahaan penyedia layanan pemesanan pesawat dan hotel secara daring, Traveloka, menggelar Focus Group Discussion (FGD) “Berwisata Sehat dan Aman dengan Adaptasi Kebiasaan Baru dan Market Update Traveloka”. FGD yang diselenggarakan di Pullman Ciawi Vimala Hills Resort Spa & Convention itu dihadiri oleh sekitar 100 orang GM hotel dan restoran.

Direktur Pemasaran Pariwisata Regional 1 Kemenparekraf/Baparekraf, Vinsensius Jemadu dalam sambutannya menuturkan, pada situasi pandemi ini pemerintah selalu berupaya memberikan yang terbaik kepada industri pariwisata agar dapat bergeliat kembali. Salah satunya yakni memfasilitasi sertifikasi CHSE (Cleanliness, Health, Safety and Environmental Sustainable) gratis di 34 provinsi.

Untuk menggairahkan kembali pariwisata, Vinsensius mengatakan Kemenparekraf menjalin kerja sama dengan Online Travel Agent (OTA) untuk menarik minat wisatawan melakukan perjalanan wisata ke sejumlah destinasi di Indonesia. “Saat ini Kemenparekraf bekerjasama dengan Online Travel Agent untuk membuat produk dan paket terjangkau dan mengakomodir produk dan paket offline travel agent yang masih terpuruk,” tutur Vinsensius, Selasa (1/12/2020).

Menurut Vinsensius, saat ini program tersebut masih dilakukan secara sporadis dan lingkup terbatas. Kendati begitu, ia berharap ke depan program ini dapat terus dikembangkan secara massif dan tingkat nasional.

“Program masih kecil dan sporadis. Diharapkan ke depan lebih besar dan nasional. Saat ini merupakan moment untuk shifting dari offline dan konvensional ke online. Trend pemasaran dan pembelian produk dan paket wisata melalui online dan FIT, kalaupun group masih keluarga,” ujarnya. Era pandemi di mana perjalanan wisatawan mancanegara ke Indonesia belum dimungkinkan, Vinsensius menilai pasar wisatawan domestik yang harus lebih dioptimalkan.

Dengan jumlah penduduk yang cukup besar, pergerakan wisatawan domestik diharapkan mampu membangkitkan kembali sektor pariwisata yang berorientasi pada bergeraknya roda ekonomi rakyat. “Fokus kita masih pada wisatawan domestik. Wisatawan domestik kini menjadi andalan, apalagi dari sisi jumlah penduduk yang cukup banyak. Program reaktivasi ini ditujukan untuk memulihkan ekonomi dari sektor pariwisata dan ekonomi kreatif,” ujarnya.

Menurut Vinsensius, faktor kesehatan masyarakat merupakan hal utama sebagaimana ditegaskan Presiden Joko Widodo. Namun di sisi lain, pemulihan ekonomi imbas COVID-19 juga terus digerakkan. Jalan tengah keduanya adalah penerapan protokol kesehatan secara disiplin di destinasi wisata dan implementasi program CHSE.

“Diperlukan adanya keseimbangan antara kesehatan masyarakat dan pemulihan ekonomi, namun dengan tetap menerapkan protokol CHSE. Disiplin protokol kesehatan dan CHSE adalah ‘vaksin’ yang paling ampuh dalam menekan laju transmisi COVID-19,” demikian Vinsenius Jemadu.(*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here