JAKARTA – Gedung D Galeri Nasional akan semakin berwarna, 8-27 Januari 2020. Sebab, pameran seni Excursion akan digelar. Pameran ini diselenggarakan oleh Jakarta Illustration Visual Art (JIVA) bersama Galeri Nasional Indonesia. Sekaligus menandai lima tahun JIVA art management yang diinisiasi oleh Ghanyleo.

Pameran ini rencananya dibuka secara resmi oleh Dr. Melani Setiawan, Rabu 8 Januari 2020, pukul 19.00, dengan dimeriahkan penampilan oleh Kaylea Bondjol dan Satriaji.

Pameran juga dilengkapi dengan program publik berupa Gallery Tour yang akan dilaksanakan pada 16 Januari 2020, pukul 13.00.

Asisten Deputi Pengembangan Destinasi Pariwisata Regional II Kemenparekraf Wawan Gunawan, mengatakan pameran ini wajin dikunjungi para pecinta seni, khususnya seni rupa.

“Ini event berkualitas buat pecinta seni. Bisa menjadi referensi. Apalagi karya-karya yang dipamerkan ada yang hasil kolaborasi. Event ini sangat wajib dikunjungi pecinta seni, khususnya seni rupa,” paparnya.

Ada 19 seniman yang terlibat dalam pameran ini, di antaranya Ponk-Q Hary Purnomo, Tomy Faisal Alim, Deddy PAW, Ghanyleo, I Dewa Made Mustika, Syis Paindow.

Ada juga beberapa seniman yang berkolaborasi antara lain Sri Hardana x Rengga Satria x Jason Ranti, Agustan x Kana Fuddy Prakoso, Fitrajaya Nusananta x Sohieb Toyaroja, Jono Sugiartono x Krismarliyanti, RB Ali x Yayat Lesmana, serta Hendrikus David Arie x Teguh Hadiyanto.

“Para seniman tersebut mengemas berbagai perjalanan berkesenian mereka ke dalam karya-karya visual berupa lukisan, patung, dan instalasi yang masing-masing memiliki keunikan serta ciri khas tersendiri,” tutur Wawan.

Menurut kurator pameran Frigidanto Agung, Excursion, merupakan padanan kata journey.

“Kata yang dipaparkan menjadi perjalanan, tetapi dalam excursion kata perjalanan menjadi bertambah dalam pengertiannya. Juga mempunyai arti yang spesifik dalam setiap bidang, termasuk bidang seni. Excursion merupakan perjalanan hidup bidang seni seseorang, atau journey seniman yang tertuju pada artistik,” jelasnya.

eran ”EXCURSION” mengusung tiga bagian yang dapat dijadikan wacana untuk mengembangkan sudut pandang. Pertama, misi ragawi, diwujudkan dalam rangkaian seni instalasi. Misi ragawi lebih memperlihatkan wujud tubuh dalam memberi arah nyata imajinasi, perwujudan tubuh dalam boneka merupakan representasi, menjelaskan sisi imajiner seniman dalam bekerja mengisi ruang dialog.

“Kedua, menjiwai raga, lebih menekankan bentuk yang sudah ada atau terlukis pada rentang waktu terdahulu, atau proses seniman terdahulu dan memberi arti baru pada masa kini. Ketiga, jiwa (dalam) raga, proses interpretasi bagaimana melihat jiwa yang ada dalam raga, lalu dituangkan di atas kanvas,” jelasnya.

Melalui ketiga bagian tersebut, karya seni dalam pameran ini dapat menunjukkan bagaimana raga digunakan untuk menjembatani subjektivitas sehari-hari dengan permasalahan artistik karya seni yang dihadapi dengan lebih jernih dan fundamental yang jelas.

Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Kemenparekraf Dadang Rizki Ratman, menilai event membuat Jakarta memiliki banyak pilihan buat wisatawan.

“Jakarta adalah kota yang heterogen. Semua yang dibutuhkan wisatawan bisa dijumpai di sini. Termasuk seni. Ini juga yang menjadikan Jakarta semakin kaya,” tuturnya.(*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here