JAKARTA – Tak perlu meragukan komitmen Kementerian Pariwisata untuk memajukan wisata halal. Ada 10 destinasi yang telah ditetapkan sebagai destinasi wisata halal. Destinasi pilihan ini kerap menyabet award. Tak heran jika dalam tempo 5 tahun, Indonesia mampu menjadi negara terbaik di Global Muslim Travel Index (GMTI) 2019, mengungguli 130 destinasi dari seluruh dunia.
10 Destinasi wisata halal Indonesia adalah Selain Lombok (NTB), Riau-Kepulauan Riau, Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur (Malang Raya), serta Sulawesi Selatan (Makassar dan sekitarnya).
Hal ini menunjukkan daya saing wisata halal Indonesia terus naik. Artinya, destinasi wisata halal yang ada di Indonesia lebih baik dari negara manapun. Kondisi itu pun diperkuat dengan terpilihnya Bali yang dinobatkan sebagai Favourite Adventure Destination buat wisatawan asal Timur Tengah. Penghargaan ini diberikan oleh Condé Nast Traveller Middle East, sebuah situs web majalah yang menampilkan ragam destinasi pariwisata di seluruh dunia.
“Indonesia adalah destinasi wisata halal yang luar biasa. Atraksi yang ditawarkan sangat lengkap dan menginspirasi. Fasilitas pendukungnya juga optimal. Semua ramah dengan Muslim traveler. Ini merupakan kerja keras selama 5 tahun membangun pariwisata halal di Indonesia,” kata Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya, Senin (16/4).
Apa yang dikatakan Menpar Arief jelas tak terbantahkan. Lombok misalnya, daerah ini menyabet 2 penghargaan World Halal Travel Awards (WHTA) 2015 dalam kategori World Best Halal Tourism Destination dan World Best Halal Honeymoon Destination.
Apalagi fasilitas yang dimiliki Lombok terbilang lengkap. Lombok didukung oleh 60 restoran halal bersertifkat dan 1.076 self claimed. Masjidnya berjumlah 8.456 bangunan dan ada 60 hotel dengan sertifikat halal. Wilayah ini ditopang oleh 25 situs heritage Islam, 98 moslem friendly attraction dari 161 atraksi, 7 islamic event, dan 11 paket tur halal.
Untuk aksesibilitas, Lombok ditopang bandara dengan kapasitas besar dan ditambah dua pelabuhan. Jalan raya mengalami perkembangan 9.566,42 kilometer area jalan.
“Selain aksesibilitas, aspek komunikasi wilayah itu juga optimal. Stakeholder education Lombok memiliki 30 event, lalu jangkauan marketnya 50 event halal dengan 4 tipe brosur. Untuk digital marketingnya mengandalkan GenPI dan Poltekpar Lombok,” urai Menpar.
Di posisi kedua ada Aceh yang jelas merupakan wilayah ramah Muslim traveler. Pada ajang WHTA 2016, Aceh dinobatkan sebagai World’s Best Airport for Halal Travellers dan World’s Best Halal Cultural Destination.
Hal ini ditopang dengan aksesibilitas yang juga mumpuni. Aceh didukung oleh satu bandara internasional dan 12 bandara domestik. Ada 125 rute bus antar kota dan 1.069.032 kilometer area jalan.
Aceh pun didukung oleh empat tipe brosur dan 10 event halal untuk market outreach-nya. Sedangkan stakeholder education-nya ada 16 event yang digelar di sana. Untuk digital marketingnya sendiri, Aceh didukung 100 persen oleh GenPI.
“Begitu juga dengan Riau dan Kepulauan Riau yang juga makin ok. Pertumbuhan Aceh dan Riau-Kepulauan Riau sangat luar biasa. Area ini pertumbuhannya signifikan. Kami harap, wisatawan akan nyaman saat berkunjung ke wilayah-wilayah itu. Selain atraksinya yang luar biasa, wilayah ini juga ditopang fasilitas terbaik,” lanjutnya lagi.
Hal serupa juga dimiliki Jakarta. Wilayah ini memiliki 510 hotel dengan sertifikat halal, lalu 3.683 self claimed. Jumlah masjidnya sekitar 7.795 bangunan. Hotelnya masing-masing memiliki 5 tipe syariah, sertifikat dapur halal, dan no pork. Jakarta memiliki atraksi berupa 20 situs heritage Islam, 19 muslim friendly attraction, dan 11 islamic event.
Menpar menambahkan, saat ini Kemenpar pun terus mendorong daerah-daerah lainya untuk meningkatkan pariwisata halal. Saat ini Kemenpar mengeluarkan Indonesia Muslim Travel Index (IMTI). Program ini bekerja sama dengan Mastercard-CrescentRating. Acuannya pun mengacu pada standar global Global Muslim Travel Index (GMTI).
Dengan program ini Kemenpar menetapkan 10 detinasi wisata halal yang dipilih dan dibina dalam bimbingan teknik menggunakan standar GMTI.
‘Indonesia telah menumbuhkan empat aspek dari GMTI melampaui semua negara. IMTI menghadapkan masing masing daerah untuk menumbuhkan wisata halal di setiap destinasi. Ada komitmen yang kuat dari setiap elemen pemerintah dan pertumbuhan yang signifikan dari pemain industri pariwisata halal,” jelas Menpar Arief Yahya.(*)