JAKARTA – Kementerian Pariwisata bersiap menghadirkan kembali Indonesia Consumer Selling (ICS) III/2019 di Timor Leste. Pada pelaksanaan ICS kali ini, Kemenpar berkolaborasi dengan KBRI di Dili. Sebab, KBRI memiliki event pameran dagang, budaya, dan pariwisata.
ICS III/2019 akan digelar di Timor Plaza Dili, 21-23 Juni. Event yang sudah memasuki tahun pelaksanaan ketiga ini, mengusung tema ‘Trade Tourism & Investment’.
Dijelaskan Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani, dalam event ini peserta akan memperoleh informasi serta solusi tentang strategi dalam menghadapi tantangan, khususnya dalam industri pariwisata.
“Kami tetap menggandeng sejumlah travel agent dalam kegiatan ini. Mereka akan menawarkan paket wisata ke Bali. Karena, banyak wisatawan asal Timor Leste yang tertarik dengan daerah tersebut,” ujarnya, Jumat (24/5).
Menurut Rizki, pasar Timor Leste masih mungkin dimaksimalkan. Banyak wisatawan dari negara tersebut yang punya ketertarikan terhadap Bali. Sebagai salah satu daerah wisata prioritas, Bali memang menjadi magnet yang sangat kuat untuk mendatangkan wisman.
Rizki berharap, warga Timor Leste bisa memanfaatkan kesempatan ini. Sebab, Consumer Selling akan menawarkan paket wisata dengan harga miring. Lebih murah dibanding paket reguller di hari biasa. Terlebih, aksesibilitas sudah ter-cover dengan baik. Perjalanan dari Dili ke Bali bisa dilayani dengan mudah melalui jalur udara.
“Saya optimis Indonesian Consumer Selling mampu menarik banyak peminat. Dengan banyaknya travel agent yang bergabung, akan banyak pula wisman asal Dili yang bisa diajak berlibur ke Bali. Kita akan maksimalkan kegiatan tersebut. Mudah-mudahan hasil yang dicapai bisa lebih optimal,” harapnya.
Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Kemenpar Ricky Fauziyani menambahkan, selama kegiatan berlangsung, panitia akan menyuguhkan sejumlah tarian Bali. Ada Tari Janger, Tari Pendet, dan Tari Medley Nusantara.
“Tari Janger adalah tari kreasi asal Bali yang disajikan untuk menghibur para tamu internasional yang berkunjung ke Indonesia. Tarian ini biasanya disajikan oleh 2-4 penari. Tarian ini menggambarkan keindahan dan keramahan Indonesia. Khususnya, masyarakat Bali,” jelasnya.
Sementara Tari Pendet, melambangkan penyambutan keturunan para dewa ke dunia alami. Lambat laun, seiring perkembangan zaman, seniman Bali mengubah Pendet menjadi ‘salam selamat datang’, sambil tetap mengandung unsur sakral-religius. Pencipta atau koreografer bentuk tarian modern ini adalah I Wayan Rindi.
“Beda dengan Tari Medley Nusantara. Tarian ini merupakan representasi budaya dari beragam budaya di Indonesia, dari Sabang sampai Merauke. Keragaman ini menjadi sumber kekayaan bagi bangsa Indonesia,” tegasnya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengungkapkan, berdasarkan data BPS bulan Januari 2019, wisatawan Timor Leste menempati posisi tiga terbanyak yang berkunjung ke Bali, yaitu 142,31 ribu atau 12,29 persen. Jelas sekali bahwa Timor Leste menjadi salah satu pasar potensial yang harus tetap dijaga dan diperjuangkan.
“Digelarnya Indonesia Consumer Selling di Dili, menjadi langkah tepat untuk meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara. Khususnya dari Timor Leste ke Bali. Sebab, sejauh ini wisman dari negara tersebut menjadi salah satu yang terbanyak mengunjungi Indonesia,” ungkapnya.(***)