TABANAN – Kementerian Pariwisata serius mengangkat potensi kuliner Tabanan, Bali. Caranya, melalui Bimbingan Teknis (Bimtek) Pengembangan Wisata Kuliner. Kegiatan ini akan berlangsung di Puri Taman Sari Resort, 17-18 Mei mendatang.

Apa sih yang dicari Kemenpar? Kok mau sampai repot menggelar Bimtek di Bali?
Ternyata, ada hal besar yang dibidik. Kementerian yang dipimpin Arief Yahya itu ingin meningkatkan pengetahuan para pelaku usaha atau industri pariwisata. Termasuk, asosiasi pariwisata, akademisi, dan instansi pemerintah daerah.

Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kemenpar Ni Wayan Giri Adyani mengatakan potensi wisata kuliner dan belanja Tabanan sangat potensial. Lewat Bimtek, keduanya akan dijadikan produk wisata berkualitas. Serta, memiliki nilai tambah bagi wisatawan.

Bimtek ditargetkan akan diikuti 360 orang dalam setahun. Sedangkan kegiatan ini mengundang 35 orang pemangku kepentingan wisata kuliner dan belanja. Unsur pemerintah daerah, pelaku usaha kuliner, ASITA/ PHRI, akademisi, TA/TO, dan wakil komunitas lokal, semua diundang.

“Ini merupakan kegiatan full class. Hari pertama ada pemberian materi oleh para narasumber. Kemudian, diskusi penyusunan paket wisata kuliner dan belanja. Sedangkan hari kedua, merupakan kegiatan site visit. Yaitu untuk menguji paket wisata kuliner dan belanja yang telah disusun,” ujarnya, Kamis (9/5).

Ni Wayan Giri melanjutkan, Tabanan menyimpan banyak kekayaan kuliner. Umumnya diwariskan turun temurun. Sehingga, citarasa yang disajikan tetap terjaga hingga sekarang. Beberapa kuliner yang mudah ditemui antara lain entil, sambal bejek belayu, laklak pisang, dan bubur tridatu.

Entil terbuat dari beras putih yang dimasak mirip lontong. Bedanya, entil dibungkus menggunakan daun tengilidi. Daun ini dipercaya membuat citarasa entil lebih enak. Sementara untuk sambal bejek belayu, dimasak menggunakan suwiran daging ayam dengan pelengkap batang serai dan kecombrang. Kuliner ini memang belum setenar sambal matah. Namun, citarasa yang dihasilkan sambal bejek belayu sangat nikmat.

Untuk makanan ringan, ada laklak pisang. Yaitu kudapan legendaris di Tabanan dengan teknik pembuatan mirip serabi. Pecinta pisang wajib mencicipi makanan ini. Tambah nikmat karena disajikan dengan parutan kelapa. Sedangkan bubur tridatu, terbuat dari tiga jenis beras: merah, putih dan hitam. Bubur ini tidak bisa dinikmati setiap hari. Sebab, hanya disajikan pada momen sakral. Misalnya upacara keagamaan.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menuturkan, kuliner menjadi salah satu alasan wisatawan mendatangi sebuah destinasi. Karenanya, peran kuliner dinilai sangat penting bagi pengembangan sektor pariwisata.

“Wisatawan yang hadir di sebuah destinasi, pasti berburu kuliner. Oleh karena itu, kuliner tidak bisa dipisahkan dari pariwisata. Justru semakin memperkuat sektor pariwisata yang impactnya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat,” tegasnya. (*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here