MERAUKE – Festival Crossborder Sota 2019 resmi bergulir, Jumat (14/6). Event ini langsung mencuri perhatian. Sebab berbagai atraksi disajikan. Yang paling menarik perhatian adalah penampilan para penari dari Sanggar Daho Kehe. Atraksi para penari membuat opening ceremony jadi meriah.

Sanggar asal Merauke itu mampu membuat penonton mendekat. Daho Kehe membawakan 4 tarian sekaligus. Menariknya Daho Kehe menampilkan 4 tarian sekaligus. Dan semuanya berada dalam satu tema. 4 tarian itu dibawakan dalam satu tema.

Sebagai pembuka, ditampilkan Tari Berburu. Dalam tarian ini, para penari pria tampil menggunakan replika panah, lengkap dengan busurnya. Tarian ini menjadi penyambut para tamu yang hadir. Seperti Wakil Bupati Merauke Sularso, juga unsur CIQS. Para penari digambarkan sedang mencari hewan buruannya.

Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran I Regional III Kementerian Pariwisata Muh Ricky Fauziyani, memgatakan budaya adalah kelebihan Papua.

“Atraksi budaya Papua, seperti tari-tarian, selalu mampu menarik minat wisatawan. Dan terbukti kali ini tarian Papua juga bisa membuat para pengunjung tertarik. Apalagi kali ini ada pesan yang disampaikan dalam tarian itu,” papar Ricky.

Selain Tari Berburu, Sanggar Daho Kehe juga menampilkan Tari Mambri. Dalam sesi ini, masuk sejumlah penari lain membawa tombak. Tak lama kemudian, dua kelompok ini bertemu. Mereka terlibat dalam Tari Perang.

Mereka digambarkan terlibat peperangan. Namun kedua belah pihak sama-sama menjadi korban. Kemudian, masuklah penari wanita. Mereka mengobati dan berdoa untuk kedua pihak. Setelah para penari pria bangun, senjata-senjata yang ada kemudian dilucuti. Penari pria dan wanita pun sama-sama menari Sajojo.

“Makna yang ada dalam tarian sangat luar biasa. Mengajarkan kebersamaan. Cara penyampainnya sangat luar biasa. Atraksi ini membuat pembukaan Festival Crossborder Sota 2019 menjadi spesial,” papar Ricky.

Sedangkan Wakil Bupati Merauke Sularso mengaku sangat senang dengan adanya event ini. Untuk itu, Sularso menyampaikan terima kasih kepada Kementerian Pariwisata.

“Saya sangat berterima kasih buat Kemenpar. Karena sentuhan dan kebijakan Kemenpar menyentuh Merauke. Juga telah mengangkat potensi yang ada di Merauke. Kegiatan ini sudah dirancang jauh-jauh hari. Di samping seni budaya, semua potensi diangkat. Kita perlihatkan kita punya budaya unggulan, budaya Marin Anim. Kita akan padukan dengan budaya tetangga, Papua Nugini,” katanya.

Sularso menjelaskan, Merauke telah menjadikan pariwisata sebagai sektor unggulan. Sektor untuk meningkat perekonomian masyarakat. Juga untuk mendatangkan wisatawan.

“Pariwisata bisa untuk percepatan pembangunan. Hal itu sesuai visi presiden dan bupati. Kita harus bersama-sama memajukan Merauke melalui pariwisata,” katanya.

Menteri Pariwisata Arief Yahya, memberikan apresiasinya atas pembukaan Festival Crossborder Sota 2019.

“Event ini mempunyai banyak makna. Pertama mengangkat potensi yang ada di Merauke. Kedua mendatangkan wisatawan asal Papua Nugini,” papar Mantan Dirut PT Telkom itu.

Dijelaskannya, crossborder menjadi senjata pamungkas untuk memenuhi target kunjungan wisatawan.(****)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here