JAKARTA – Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (LIB), Cucu Somantri mendapat sorotan dari beberapa pihak. Iya, pria yang juga Wakil Ketua Umum PSSI ini dinilai merangkap jabatan dan kepentingan. Tentu ini hal yang tidak bagus nantinya dalam menentukan kebijakan.

Cucu terpilih sebagai direktur utama PT LIB saat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada 23 Januari 2020 di Bali. Ia didampingi Sujarno sebagai direktur operasional, Anthony Chandra direktur keuangan, Rudy Kangdra direktur bisnis, dan Sonhaji sebagai komisaris utama. Selain itu, ada empat nama sebagai komisaris yakni Munafri Arifuddin, Ferry Paulus, Hasani Abdulgani, Endri Erawan, dan Hakim Putratama.

Kompetisi Shopee Liga 1 dan Liga 2 2020 sudah berjalan sejak 29 Februari dan 14 Maret. Namun saat ini, sedang dihentikan karena efek pandemi virus Corona (Covid-19) di Indonesia.

Pemilihan Cucu Somantri terlihat dipaksanakan karena teorinya struktur petinggi PT LIB itu harus kuat dan memiliki supremasi. Tapi sekarang kenyataannya seolah-olah “dianeksasi” oleh federasi dimana direkturnya adalah seorang anggota Komite Ekesekutif bahkan Wakil ketua Umum yang dipilih di Kongres PSSI pada 2 November 2019 lalu.

Dengan situasi sekarang struktur klub di PT LIB menjadi kerdil dan tidak berdaya. Dalam literatur bahkan fakta menunjukkan bahwa beberapa negara seperti Jepang menempatkan dalam statutanya bahwa seorang CEO atau Direktur Utama operator Liga otomatis menjadi Wakil Ketua Umum di Federasi. Hal ini bukan sebaliknya Wakil Ketua Umum (yang dipilih voters saat kongres) dijadikan sebagai direktur utama operator Liga yang terjadi sekarang ini.

Situasi ini jelas berbeda, kalau CEO atau Direktur Utama sebuah operator Liga adalah seorang profesional yang menjadikan ia petinggi corporasi. Hal ini terjadi saat yakni direktur utama PT LIB suka memerintah klub.

Yang terjadi, kalau seperti ini jadinya pembuat kebijakan mmenjalankan kebijakan yang dibuatnya sendiri. Ia yang membuat, dia yang menjalankan, dia pula yang mengevaluasi. Tentu hal ini tidak bagus untuk sebuah operator Liga.

Kondisi sekarang membuat beberapa klub sudah mulai gusar dengan situasi pengelolaan liga dan mengerucut minta dibentuk Asosiasi Klub Liga. Asosiasi atau apapun namanya adalah ekspresi ketidakpuasan pada situasi yang terjadi di organisasi atau corporasi dalam hal ini manajemen Liga.

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here