Foto : Istimewa
Foto : Istimewa

www.INDONESIATRAVEL.NEWS//SUBANG – Para petani di Desa Cidahu, Kecamatan Pagaden Barat, Kabupaten Subang, Jawa Barat, yang tergabung dalam Kelompok Tani Citangkolo, menjaga stok pangan dengan melakukan percepatan tanam. Para petani memilih menanam Padi Varietas Inpari 32 dengan Sistem CSA.

Menurut Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, ketersediaan pangan harus dipenuhi dalam pandemi Covid-19. Untuk itu, petani dan penyuluh harus terus turun ke lapangan meski dalam pandemi Covid-19.

“Pemerintah terus berupaya menjaga stok pangan demi menjamin ketersediaan pangan bagi 267 juta rakyat Indonesia, untuk itu semua harus ke lapangan, petani harus ke lapangan, penyuluh harus ke lapangan dan produksi pangan tidak boleh berhenti,” tutur Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Rabu (03/06/2020).

Desa Cidahu, Kecamatan Pagaden Barat, Kabupaten Subang, Jawa Barat, merupakan salah satu lokasi kegiatan Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP) tahun 2020.

Para petani Desa Cidahu yang tergabung dalam Poktan Citangkolo, pun bersemangat menjaga stok pangan dengan memulai tanam kembali padi dengan varietas Inpari 32 seluas 0,5 ha. Usai panen mereka langsung menanam dengan didampingi Penyuluh lapangan.

Menurut Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi, saat beraktivitas di lapangan penyuluh dan petani harus tetap memperhatikan protokol pencegahan dan penanganan Covid-19.

“Pertanian tetap harus terus bergerak di tengah pandemi Covid-19 untuk menjamin keamanan pangan. penggunaan masker, social distancing, mencuci tangan, menjaga kebersihan badan,” tutur Dedi.

Kegiatan tanam oleh petani kelompok Citangkolo dilakukan dengan system jajar legowo merupakan system pertanian cerdas iklim (CSA). Sistem ini berprinsip meningkatkan populasi dengan cara mengatur jarak tanam melalui optimalisasi tata letak tanam. Sehingga rumpun tanaman sebagian besar menjadi tanaman panggir. Mereka juga melakukan cara tanam padi sawah dengan pola beberapa baris tanaman yang diselingi satu barisan kosong sehingga terjadi peningkatan populasi.

Dijelaskan Dedi Nursyamsi, pertanian CSA menggunakan pendekatan yang mentransformasikan dan mengorientasi ulang sistem produksi pertanian dan rantai nilai pangan.

Tujuannya, untuk mendukung pertanian berkelanjutan serta memastikan ketahanan pangan dalam kondisi perubahan iklim diantaranya meningkatkan produksi hasil pertanian, yaitu melalui peningkatan produktivitas maupun peningkatan Indek Pertanaman (IP) yang berimplikasi pada pendapatan petani secara berkelanjutan.

“Tentunya tanpa merusak lingkungan melalui adaptasi terhadap perubahan iklim serta mengurangi dan atau menghilangkan emisi gas rumah kaca,” paparnya.(***)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here