NUSA TENGGARA BARAT – Kementerian Pertanian selalu berupaya mendorong penyuluh dan petani untuk menerapkan pemupukan berimbang. Hal ini dilakukan didalam peningkatan produktivitas pangan guna mencukupi rakyat Indonesia yang jumlahnya sudah melebihi 267 juta jiwa. Penerapan pemupukan berimbang juga dilakukan di Kabupaten Dompu yang merupakan lokasi IPDMIP.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, juga mengimbau insan pertanian untuk tetap bekerja selama pandemi Covid-19, khususnya untuk mencegah terjadinya krisis pangan.

“Walaupun dalam kondisi pandemi Covid-19, don’t stop, maju terus, pangan harus tersedia dan rakyat tidak boleh kekurangan pangan,” ungkapnya.

Menurut Mentan SYL, peran penyuluh pertanian sangat dibutuhkan untuk mewujudkan pemupukan berimbang.

“Sebab, penyuluh merupakan sahabat petani. Penyuluh pertanian harus tetap semangat mendampingi petani walaupun dalam masa pandemi Covid-19,” katanya.

Hal senada juga dikemukakan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi. Menurutnya, peningkatan produktivitas menjadi salah satu target yang akan direalisasikan Kementerian Pertanian.

“Untuk mendukung hal tersebut, Kementan akan mendorong penyuluh dan petani untuk menerapkan pemupukan berimbang,” katanya.

Oleh sebab itu, dalam Sekolah Lapang IPDMIP di Kabupaten Dompu, tepatnya pada pertemuan ke 5 dan 6, dilakukan pembelajaran Uji Kesuburan Tanah dan Pemupukan.

Menurut Kepala Seksi Penyuluhan Dinas Pertanian Kabupaten Dompu, Nastap, hal ini dilakukan supaya para peserta sadar bahwa selama ini yang dilakukan kurang pas dalam memupuk tanaman.

Lebih lanjut Nastap menyampaikan, SL di Poktan  Nangakara Utama, Daerah Irigasi Namgakara, Desa Namgakara, Kecamatan Pekat, diikuti sebanyak 25 orang, terdiri atas 17 orang laki-laki dan perempuan 6 orang serta pemuda tani 2 orang.

SL IPDMIP pertemuan ke 5 yang diadakan 6 Maret, membawa kesan tersendiri bagi salah satu peserta SL Mardi.

“Dari awal mengikuti kegiatan ini saya merasa banyak ilmu baru yang saya dapatkan terkait dengan budidaya padi mulai dari  pengujian benih, penyemaian, pengolahan tanah, penanaman sistem jajar legowo, uji kesuburan tanah, sampai pemupukan. semoga di pertemuan berikutnya lebih banyak lagi ilmu yang bisa saya dapatkan,” ungkapnya.

Dengan munculnya ungkapan tersebut tentunya membuat kelegaan tersendiri para penyuluh pendamping tidak kecuali penyuluh pertanian swadaya, staf lapangan maupun para supervisor.

Yulia Tri S, PIC IPDMIP wilayah NTB dan NTT sampaikan dalam mengukur uji kesuburan tanah, hal yang tidak boleh dilupakan adalah cara pengambilan sampel tanah.

“Cara ini harus diperhatikan, supaya tidak salah dalam menentukan kesuburan lahan,” tutur Yulia.(YTS/EZ)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here