LOMBOK TENGAH – Kementerian Pertanian melalui Badan Pengembangan dan Penyuluhan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) optimistis akhir tahun 2020 THL-TBPP diangkat menjadi ASN P3K. Hal itu disampaikan Kepala BPPSDMP Kementerian Pertanian, Dedi Nursyamsi saat Launching Model BPP Kostratani Kecamatan Lingsar, di UPTD Pertanian Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), Rabu (21/10/2020).

Dedi Nursyamsi menjelaskan, saat ini terdapat 11.569 THL-TBPP yang sudah lolos passing grade menjadi ASN P3K. Segala hal berkaitan dengan administrasi pengangkatan mereka juga sudah usai diproses di tingkat pusat.

“Saat ini Perpres mengenai Fungsional ASN P3K Penyuluh Pertanian sudah diteken Bapak Presiden. Kemudian Perpres tentang Penggajian ASN P3K Penyuluh Pertanian juga sudah diteken oleh Bapak Presiden,” papar Dedi.

Namun, Dedi menilai masih ada beberapa hal yang perlu dirampungkan agar belasan ribu THL-TBPP bisa diangkat menjadi ASN. Pertama, pengajuan formasi dari bupati yang ASN P3K-nya sudah lolos passing grade.

“Kedua, ternyata dari jumlah 11. 569 itu ada sekitar 4.500 calon ASN P3K, jumlah pastinya saya lupa, yang belum tersertifikasi. Itu yang harus digarap segera oleh Kementan sebagai salah satu syarat menjadi atau diangkat atau turunnya SK ASN P3K,” tutur Dedi.

Ia bersyukur mendapat dukungan penuh dari pemerintah kabupaten dan provinsi untuk memperjuangkan status THL-TBPP.

“Target kita kalau kita bekerja secara baik, bekerjasama dengan seluruh pihak mulai dari kabuaten, provinsi hingga Kementan, KemenPAN-RB, BKKN, Insya Allah akhir tahun ini THL-TBPP diangkat menjadi ASN P3K,” tutur dia.

Menurut Dedi, tenaga penyuluh amat penting untuk meningkatkan produktivitas pertanian dalam negeri. Itu sebabnya tenaga penyuluh memiliki peranan yang besar untuk merealisasikan target pemerintah dalam rangka meningkatkan SDM petani dan penyuluh yang berorientasi pada peningkatan produktivitas.

“Kalau produktivitas pertanian tidak meningkat, tidak mungkin tujuan pembangunan pertanian akan tercapai. Kalau petani tidak pintar, artinya tujuan pembangunan pertanian tidak tercapai. Penyuluh harus menjadi penembak jitu. Senjata kita alsintan. Peluru kita pupuk, benih dan lainnya. Penyuluh yang jitu harus mampu membidik bagaimana caranya meningkatkan produktivitas,” kata Dedi.

Dukungan penuh disampaikan oleh Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB, Husnul Fauzi. Baginya, program yang digulirkan yakni penguatan SDM petani dan penyuluh melalui gerakan Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani) yang berpusat di kecamatan merupakan dukungan nyata dan upaya konkret bagi pembangunan pertanian di daerah.

“Maka dari itu, kami dari Pemprov NTB sangat mendukung inisiasi Kementan, dalam hal ini BPPSDMP. Ini dorongan yang luar biasa kepada kami dan kami merasa terbantu,” kata dia.

Fauzi berkomitmen akan mengembangkan Kostratani demi terciptanya SDM petani dan penyuluh yang unggul di seluruh wilayah NTB.

“Nanti tak hanya di Lombok, tapi akan kami kembangkan juga ke Pulau Sumbawa. Saya optimistis apa yang menjadi target akan tercapai dan NTB gemilang sudah di genggaman. Bagaimana kami menyikapinya bersama dengan penyuluh sebagai ujung tombak, itu yang harus kami sikapi, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten,” demikian Fauzi.

Peran penting penyuluh juga disampaikan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL).

“Peran penyuluh sangat penting. Mereka harus terus turun ke lapangan mengawal petani. Penyuluh harus memastikan produksi pertanian terus berlangsung, serta produktivitas bisa ditingkat. Oleh karena itu, kita menyebut penyuluh sebagai garda terdepan dalam pertanian,” ujarnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here