LEBAK – Kementerian Pertanian (Kementan) kembali melaksanakan program Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT). Kali ini program pengairan tersebut diselenggarakan di Desa Cipeucang, Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak, Banten.
Program RJIT tersebut diperuntukkan Kelompok Tani Bangkongreang II dengan target seluas 42 hektar. Program RJIT Kementan itu membuat petani lebih tenang dalam menggarap sawah mereka. Pasalnya, RJIT membuat pasokan air ke sawah petani menjadi stabil.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menuturkan, program RJIT dilakukan untuk memastikan lahan pertanian mendapatkan irigasi yang akan menjamin kebutuhan air hingga panen.
“Pengelolaan air dilakukan petani untuk memastikan lahannya bisa terus berproduksi. Jaminan ketersediaan air bagi lahan dilakukan salah satunya dengan cara merehabilitasi jaringan irigasi. Sehingga air benar-benar dipastikan mengalir ke lahan pertanian. Pengaturannya pun tepat,” terang Mentan SYL.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian, Ali Jamil menuturkan, air merupakan faktor penting penentu dalam sektor pertanian. “Dengan air, petani dapat terus berproduksi. Air itu kebutuhan mendasar dalam sektor pertanian,” tutur Ali.
Untuk itu semakin terasa pentingnya pengelolaan air agar petani tak terganggu dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. “RJIT ini bagian dari water management. Sawah petani harus terus teraliri air. Proses budidaya pertanian tak boleh terganggu oleh kondisi apapun. Program RJIT ini memastikan kebutuhan air bagi lahan pertanian dapat terus terpenuhi,” ujarnya.
Direktur Irigasi Pertanian Ditjen PSP Kementan, Rahmanto menambahkan, selain untuk mengaliri sawah petani, RJIT juga bisa dimanfaatkan untuk memasok air bagi sub sektor lainnya seperti hortikultura, perkebunan dan peternakan.
“Dengan program RJIT ini kami berharap produktivitas petani dapat meningkat dan kesejahteraan petani juga terangkat,” kata Rahmanto.(*)