AGAM – Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Bumi Tangka Permai di Desa Bawan, Kecamatan Ampek Nagari, Kabupaten Agam, Sumatera Barat merasakan manfaat program Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT).

Luas Layanan Irigasi sebelum dilakukan Perbaikan saluran seluas 35 Ha. Diharapkan Luas Layanan Irigasi setelah dilakukan Perbaikan saluran seluas 45 Ha. Dampak kegiatan RJIT ini dapat berpengaruh terhadap percepatan tanam, karena kebutuhan air di lahan persawahan dapat terdistribusi dengan lancar .

Menurut Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL), kegiatan RJIT dilakukan untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan air di lahan persawahan.

“Air adalah faktor yang sangat menentukan dalam pertanian. Dengan air yang terpenuhi, tanaman bisa maksimal. Melalui kegiatan RJIT, kita memastikan hal itu. Kita pastikan air di saluran irigasi bisa memenuhi kebutuhan di lahan persawahan,” kata Mentan SYL, Minggu (22/11).

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan), Sarwo Edhy, mengatakan kegiatan RJIT adalah bagian dari water management.

“Kegiatan RJIT dilakukan bukan hanya untuk memperbaiki atau membenahi saluran irigasi. Tetapi juga memaksimalkan fungsi saluran irigasi agar luas areal tanam bertambah, begitu juga indeks pertanaman dan produktivitas,” kata Sarwo Edhy.

Dijelaskan Sarwo Edhy, kegiatan RJIT dilakukan karena kondisi saluran irigasi awalnya berupa saluran tanah. Kondisi ini membuat distribusi air ke lahan sawah kurang lancar dan sering kehilangan air akibat tanah yang porus.

“Kita perbaiki kondisi itu dengan RJIT. Dan agar fungsinya lebih maksimal, saluran irigasi ini kita buat permanen menggunakan konstruksi pasangan batu dengan dua sisi saluran,” tuturnya.

Hasilnya, luas layanan irigasi bertambah. semula terairi 35 Ha setelah dilakukan rehab menjadi 45 Ha. Terkait dengan peningkatan (Intensitas Pertanaman), pada lokasi ini lebih kepada mempertahankan IP yang sudah 200% atau dua kali dalam setahun.

Ketua P3A Bumi Tangka Permai mengatakan, kondisi saluran sebelum diperbaiki berupa saluran tanah, sehingga distribusi air ke lahan sawah kurang lancar akibat sering kehilangan air akibat saluran air yang bocor/rusak.

“Kondisi Saluran saat ini menjadi saluran permanen menggunakan konstruksi pasangan batu dengan 2 sisi sepanjang 90 Meter dengan jumlah anggaran Rp 42 juta,” jelasnya.

Dampak sosial yang dirasakan adalah semangat partisipasi masyarakat semakin tinggi. Sehingga rasa tanggung jawab dan rasa memiliki saluran yang dibangun semakin baik, karena telah merasakan manfaatnya secara langsung.(*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here