JAKARTA – Konsumsi masyarakat semakin positif dan kompetitif. Porsi pertumbuhannya sudah membesar pada awal April 2021. Multiplier effectnya positif karena mendorong pergerakan manufaktur. Acuannya tentu Purchasing Manager Index (PMI). Beragam indikator positif tersebut tentu jadi parameter keberhasilan kebijakan tim ekonomi pemerintah yang dimotori Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

“Belanja masyarakat saat semakin bagus. Menggeliat cukup signifikan sepanjang April ini. Konsumsi tersebut tentu didasarkan kepada data perbankan,” ungkap Airlangga.

Konsumsi rumah tangga melalui aktivitas belanja terus terkoreksi positif. Untuk April 2021, slotnya tumbuh hingga 32,48% year on year (yoy). Pertumbuhan tersebut untuk komponen non-seasonally adjusted atau tidak dipengaruhi faktor musiman. Adapun slot yang bersifat seasonally adjusted (digerakkan faktor musiman) naik 13,11% yoy.

Pertumbuhan konsumsi tersebut diprediksi akan terus melonjak. Apalagi, ada momentum Ramadhan dan Lebaran 2021. Kemampuan daya beli masyarakat pun ikut terdorong oleh program Tunjangan Hari Raya (THR) yang dibayar full. THR ini diproyeksikan akan memberikan tambahan konsumsi Rp215 Triliun pada Kuartal II-2021 nanti.

“Secara nasional, belanja masyarakat sudah bagus. Tumbuh 32,48% untuk non-seasonally adjusted, lalu non-seasonally adjusted naik 13,11%. Kondisi tersebut tentu memberikan iklim sangat positif bagi perekonomian secara menyeluruh. Turut mendorong industri,” terang Airlangga.

Naiknya konsumsi atau daya beli masyarakat memang berimbas positif terhadap industri. Mengacu kepada PMI, pembelian barang manufaktur sudah menyentuh angka 53,2. Angka tersebut jauh diatas rata-rata PMI 2020 yang berada pada level 51. Airlangga menambahkan, perekonomian nasional sangat kondusif.

“Perekonomian nasional saat ini sangat stabil dan kondusif. Peliknya efek pandemi Covid-19 secara pasti terus ditangani dengan baik. Ekonomi dan kesehatan bisa dijalankan dengan sangat baik. Meski demikian, pemerintah akan terus menjaga konsumsi dan daya beli masyarakat,” jelas Airlangga yang juga Ketua Umum Partai Golkar.

Menguatkan perekonomian, konsumsi rumah tangga masih menjadi elemen penting. Elemen ini jadi penyumbang tertinggi Produk Domestik Bruto (PDB) hingga 57,6%. Seiring membaiknya kepercayaan konsumen, konsumsi rumah tangga diperkirakan tumbuh 1,3% hingga 1,8% sepanjang 2021. Kondisi berbeda dari 2020, konsumsi rumah tangga tercatat minus 2,63%. Terkontraksi dalam dari tahun 2019 yang tumbuh hingga 5,04%.

“Pemerintah tetap memberikan kebijakan dan regulasi terbaik bagi masyarakat. Masalah pandemi Covid-19 ini harus diselesaikan tuntas dan secepat-cepatnya. Sebab, itu jadi faktor utama yang memengaruhi ekonomi. Untuk itu, protokol kesehatan harus dijalankan ketat,” kata Airlangga yang menjabat Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN).

Menguatkan dukungan bagi akselerasi perekonomian, sejumlah formulasi sudah direlease pemerintah sejak awal. Ada alokasi anggaran program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) senilai Rp688,33 Triliun. Naik Rp627,9 Triliun dari rencana awal untuk sektor yang sama pada 2020. Kenaikan dana tersebut pun berimbas pada alokasi klaster kesehatan Rp173 Triliun atau naik Rp109,49 Triliun dari realisasi 2020.

Pemerintah juga mengalokasikan anggaran Rp187,17 Triliun untuk klaster UMKM dan Pembiayaan Korporasi. Pos pembiayaan keduanya akhirnya digabung menjadi satu. Pada tahun 2020, realisasi slot anggaran untuk UMKM dan Pembiayaan Korporasi mencapai Rp173,17 Triliun. “Silahkan akses permodalan usaha dioptimalkan untuk kesejahteraan,” tutupnya.(***)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here