JAKARTA – Kinerja perekonomian Indonesia semakin impresif. Neraca perdagangan tetap terjaga dengan baik. Sebab, ekspor tetap tumbuh dan mencapai nilai USD18,48 Miliar. Di atas slot impor yang didominasi bahan baku dan penolong. Tingginya ekspor pun tidak lepas dari industri pengolahan, apalagi harga beberapa komoditas mengalami peningkatan cukup signifikan.

“Ekspor tetap tumbuh di sepanjang April 2021, meski kenaikannya tipis. Hal ini menjadi indikator tetap impresifnya perekonomian nasional,” ungkap Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto.

Nilai ekspor USD18,48 Miliar sepanjang April 2021 naik 0,69% dari bulan sebelumnya. Angka tersebut pun naik signifikan hingga 51,94 bila komparasinya periode sama pada tahun 2019. Kondusifnya ekspor tidak lepas impresifnya kinerja beberapa komoditas. Menurut sektornya, industri pengolahan masih menjadi kontributor utama. Menjadi pengungkit utama ekspor, industri pengolahan memiliki slot 80,73%.

Ada juga pertambangan yang memiliki kontribusi hingga 12,27%, selain migas dengan 5,17%. Untuk slot lainnya ditempati sektor pertanian dengan kontribusi 1,83%. Dengan slot besar, industri pengolahan mampu mendatangkan income bagi negara hingga USD14,92 Miliar. Naik 0,56% dari Maret 2021, lalu melonjak 53,65% dari periode sama tahun sebelumnya.

“Seiring membaiknya perekonomian, kinerja ekspor terus naik. Kondisinya memang sangat kondusif, apalagi industri sudah berada pada level ekspansif. Kami tetap optimistis kinerja ekonomi secara keseluruhan akan tumbuh positif di masa pandemi Covid-19 ini,” terang Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Lebih lanjut, ekspor migas pada April 2021 mencapai USD0,96 Miliar. Jumlahnya naik 5,34% dibanding bulan sebelumnya. Tetap tinggi dari periode bulan sama tahun sebelumnya dengan slot 69,6%. Adapun sektor pertanian angkanya mencapai USD0,34 Miliar atau turun 14,55% dari bulan sebelumnya. Kendati demikian, naik 18,98% dari tata waktu sama tahun sebelumnya.

Adapun secara detail, dorongan nilai ekspor juga diberikan kenaikan harga komoditas non minyak dan gas. Sebut saja, minyak kelapa sawit yang naik 4,24% secara month on month (mom). Meningkat 76,5% secara year on year (yoy). Komoditas tembaga meningkat 3,74% (mom) dan 84,4% (yoy). Ekspor juga ditolong kenaikan harga emas 2,43% (mom) dan naik 4,6% (yoy). Kenaikan juga dialami komoditi timah dan alumunium. Ekspor pertambangan total naik 2,27%.

“Optimisnya industri tentu menjadi keuntungan masyarakat. Masyarakat bisa mengakses peluang kerja lebih besar. Mereka bisa mendapatkan pekerjaan dengan kesejahteraan lebih baik. Apalagi, kami sudah membekali mereka dengan kompetensi melalui program Kartu Prakerja,” jelas Airlangga yang juga Ketua Umum Partai Golkar.

Secara keseluruhan, nilai total ekspor pada Kuartal I/2021 mencapai USD67,38 Miliar. Jumlah tersebut meningkat 24,96% dari nilai total ekspor periode sama tahun lalu. Sebab, nilai ekspor pada periode sama 2020 hanya berjumlah USD54,92 Miliar. Adapun secara khusus, total ekspor nonmigas periode Januari-April 2020 bernilai USD63,78 Miliar atau naik 24,84% dari tahun lalu.

“Pemerintah akan terus mendorong pertumbuhan industri domestik. Kami juga akan memperluas pangsa pasarnya, terutama luar negeri. Dengan begitu, slot ekpor akan terus besar dan tumbuh optimal dari waktu ke waktu,” tutup Airlangga.(***)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here