BADAU – Festival Wonderful Indonesia kembali mendobrak tapal batas. Persisnya di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Nanga Badau di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Barat. Selama dua hari festival yang digelar 4-5 Mei tersebut membuat border area berdetak kencang. Imbas positif festival ini pun langsung dirasakan masyarakat sekitar. Dari hasil survei tim Kementerian Pariwisata (Kemenpar), setidaknya Rp 930 juta uang berputar di acara tersebut.

“Berdasarkan survei pedagang yang diwawancara meliputi penjual mainan anak-anak, makanan, kerajinan tenun dan pakaian menunjukkan peningkatan pendapatan. Pendapatan mereka naik 10-50 %. Selain itu masyarakat yang sebagian besar petani juga memanfaatkan festival tersebut untuk berjualan minuman,” ujar Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional II Kemenpar Adella Raung, Selasa (7/5).

Ucapan Adella tadi memang tak mengada-ada. Sepanjang akhir pekan kemarin, PLBN Badau benar-benar full crowd. Sangat ramai. Destinasinya langsung dikepung oleh lautan wisatawan. Indonesia, Malaysia, semua berbaur jadi satu. Dan jumlahnya pun tidak sedikit. Setidaknya festival tersebut menyedot 1181 wisatawan Malaysia. Mereka masuk ke Indonesia dengan menggunakan paspor, PLB dan IC.

“Meski cuaca terik tak mematahkan semangat wisatawan untuk hadir di festival ini. Ini menandakan potensi wisata di perbatasan ini sangat besar untuk terus dikembangkan,” ujar Adella.

Kabid Pemasaran Area III Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional II Kementerian Pariwisata Sapto Haryono mengatakan, Festival Cross Border tidak hanya bertujuan menjalin kerja sama dengan Malaysia, tetapi juga mempererat tali persahabatan dan silaturahmi negara serumpun di bidang ekonomi, sosial dan budaya.

Sapto mengatakan, cross border harus dijadikan super extra ordinary. Karena perbatasan punya daya tarik wisata bukan hanya alam, tapi budaya dan kuliner. Imbasnya tentu peningkatan perekonomian dari kepariwisataan.

“Ini yang kita harapkan. Bukan hanya sekedar mendatangkan wisatawan saja, tetapi masyarakat merasakan dampak positifnya,” terang Sapto.

Tidak hanya warga dan pejabat Kemenpar yang happy, Penjabat Sekretaris Daerah (Pj Sekda) Kapuas Hulu, Sarbani juga ikutan bergembira. Dirinya pun makin bersemangat bersinergi dengan Kemenpar memoles wajah pariwisata di perbatasan.

“Dari kegiatan ini tentu berdampak terhadap peningkatan ekonomi terhadap masyarakat. Paling tidak masyarakat disekitar bisa menjual hasil produksi mereka termasuk menjadi media untuk berpromosi,” ucapnya.

Menteri Pariwisata Arief Yahya langsung melayangkan dua jempol terhadap festival ini. Menurut mantan Direktur PT Telkom itu, atraksi wisata di perbatasan sangat efektif menarik minat wisatawan. Dan dengan itu, daerah pun kebagian rezeki yang tidak sedikit.

“Kalau di-create serius, pasti berdampak besar bagi perekonomian warga di perbatasan. Jangan lupa, pariwisata adalah core economy Indonesia. Pariwisata memberi multiplying effect yang besar. Karena itu Kemenpar semakin serius mengembangkan pariwisata di perbatasan. Karena perbatasan adalah beranda terdepan negara,” kata Menpar Arief. (*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here