www.INDONESIATRAVEL.NEWS– Potensi wisata di Aceh terus dieksplorasi lewat beragam atraksi. Di tahun 2018, Provinsi yang berjuluk ‘Bumi Serambi Mekkah’ itu menyiapkan lebih dari 100 atraksi dan top 9. Namun, daya tarik Aceh secara konkrit terdapat di wisata bahari dan halal.

“Aceh memiliki dua diferensiasi yaitu wisata bahari dan wisata halal. Untuk wisata bahari Aceh masih kalah sama Raja Ampat. Akan tetapi, untuk urusan Freediving, Aceh terbaik,” ujar Menteri Pariwisata Arief Yahya saat  launching Calendar of Event (CoE) Aceh 2018. Lokasinya di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Senin (14/5) malam.

Untuk wisata Aceh, Menpar berharap Kota Sabang bisa dijadikan gerbang bagi pariwisata bahari Indonesia. Sebab, Sabang sangat dekat dengan pasar wisatawan mancanegara.

“Setiap Provinsi, kita pilih jagoannya. Untuk Aceh kita pilih Sabang. Posisi Aceh tidak kalah dengan Dubai dan Doha. Kalau kita jadikan Aceh sebagai Hub tentu akan baik,” ujar Menpar Arief.

Soal Atraksi, Menteri yang saat launching COE didampingi Wakil Gubernur Aceh Nova Iriansyah menambahkan, Aceh menang dua Kategori World Halal Tourism Award: World’s Best Halal Cultural Destination, dan Sultan Iskandar Muda Airport sebagai World’s Best Airport for Halal Travelers. 

Maka dari itu Kemenpar mendukung penyelenggaraan event Aceh International Freediving. Begitu juga Saphula Regatta (Sabang-Phuket-Langkawi Regatta) yang sudah dilakukan melalui kegiatan Sabang Marine Festival.

“Sekarang sudah ada Sabang Yacht Club, pengelolaannya bisa diserahkan ke professional, misalnya pengelola di Phuket yang sudah berpengalaman dan memiliki networking luas. Saat ini sudah ada 55 Yacht Calling (Jan-Mei) dan 7 Cruise Calling. Targetnya 100 untuk Yacht dan 10 untuk Cruise ditahun 2018,” ujarnya.

Menpar Arief kembali menegaskan, Tourism is about Proximity. Aceh dekat dengan pasar, tapi masih kalah dengan Lombok yang jumlah wismannya sudah sampai 1 juta, namun Aceh 100 ribu. Menpar pun mengusulkan agar Hot deals dilakukan di Aceh. Misalnya ketika Ramadhan. Karena orang ingin merasakan Ramadhan di Aceh.

“Untuk menjual Aceh harus menggunakan cara cerdik untuk mengundang wisman saat kosong. Misalnya ketika haji, pesawat yang kembali ke Indonesia relatif kosong. Hal ini bisa dimanfaatkan untuk memberikan Hot Deals bagi wisman asal Timteng. Aceh itu dekat dengan India yang hanya dua jam, dengan Singapura dan Malaysia,” ujarnya.

Sementara itu Wakil Gubernur Aceh Nova Iriansyah menambahkan wisata berbasis alam dan budaya serta berkarakter daerah ini telah dikurasi. Semua itu dirangkum dalam tema ‘Aceh Hebat melalui Ragam Pesona Wisata’. 

“Industri pariwisata Aceh semakin berkembang. Hal ini terbukti dengan semakin membaik branding wisata Aceh di mata wisatawan, juga  semakin banyak ragam paket wisata sesuai keunikan daerah, serta  semakin tinggi minat masyarakat terlibat dalam industri pariwisata,” kata Nova Iriansyah.

Indikator positif lainnya, kata Nova Iriansyah, terlihat dari semakin banyak atraksi wisata yang digelar hampir di seluruh Aceh. Juga semakin berkembangnya destinasi wisata baru dengan berbagai sarana dan prasarana pendukung. Dan, semakin viralnya pesona Cahaya Aceh di berbagai dunia maya.

Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh Amiruddin mengatakan, jumlah kunjungan wisatawan (wisnus dan wisman) ke Aceh semakin meningkat dari tahun ke tahun. 

Tahun 2017 jumlah kunjungan wisatawan ke Aceh mencapai 2,9 juta orang. Terdiri dari 2,8 juta wisnus dan 78 ribu wisman. Atau, terjadi kenaikan dibandingkan tahun 2016 yang tercatat sebanyak 2,1 juta. Terdiri dari 2 juta wisnus dan 76 ribu wisman.

“Faktor meningkatnya kunjungan wisman ini juga berkat hasil kerja sama dan komitmen lintas sektor dan anugerah Destinasi Wisata Halal Dunia yang diraih Pemerintah Aceh,” ujarnya.

Diproyeksikan tahun 2018  kunjungan wisman ke Aceh akan meningkat signifikan. Yaitu mencapai 100.000 orang. Diantaranya melalui pintu masuk Sabang (Pulau Weh) sebagai destinasi wisata bahari (marine tourism) kelas dunia. Destinasi ini setiap tahun disinggahi banyak kapal pesiar (cruise ship) dan kapal yacht dari mancanegara.

Untuk menjaring wisatawan, beberapa event besar disiapkan. Termasuk kategori Atraksi Top Aceh 2018. Seperti Aceh International Marathon, PKA VII, Gayo Alas Mountain International Festival, Tour de Leuser, Aceh International Freediving, Aceh Surfing Championship. Ada juga dua event 100 top event nasional Aceh Culinary Festival dan Aceh International Rapa’i Festival.

Aceh International Rapa’i Festival adalah atraksi seni musik perkusi yang berasal dari Timur Tengah yang dibawa oleh seorang penyair Islam bernama Syech Rapa’i. Melalui atraksi seni musik ini, wisatawan dapat merasakan langsung nuansa kehidupan masyarakat Aceh yang berbudaya dan memiliki nilai seni tinggi.

Event baru yang disiapkan adalah Aceh International Marathon. Atraksi ini memperebutkan hadiah hingga Rp 4 miliar. Aceh International Marathon akan berlangsung di Kota Sabang pada 29 Juli 2018. 5.000 peserta jadi targetnya.(*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here