www.INDONESIATRAVEL.NEWS- Borobudur memang monumental. Inspirasinya membangkitkan semangat kepada semua untuk menebar kebaikan. Melalui Borobudur International Conference (BIC) 2018 yang digelar Jumat (4/5), Borobudur akan membagi ceritanya melalui para pembicara kelas dunia. 

Yang ingin mendengar pesan kebaikannya, silakan langkahkan kaki ke 

Marga Utama, kawasan Taman Wisata Candi Borobudur. Tema ‘Borobudur as an Inspiration of Humanity and Civbilization’ bisa disimak dari pukul 08.00-17.00 WIB.

“BIC 2018 ini menjadi daya tarik lain dari Borobudur. Event ini bagus karena sangat menginspirasi dengan beragam paparan yang diberikan para pembicaranya,” ungkap Deputi Bidang Pemasaran I Kemenpar I Gde Pitana, Kamis (3/5).

Membagikan berbagai inspirasinya, BIC 2018 akan menyajikan pembicara-pembicara yang top. Keynote Speakers akan diisi Menteri BUMN Rini Soemarno dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy.

Speakers-nya diisi tujuh nama. Mereka adalah KH. Said Aqil S, Diane Butler, I Made A Arsana, juga Yenny Wahid. Ada juga Hastho Bramantyo, Budi Subanar, dan H. Syukriyanto.

Untuk Guest Speakers, ada nama Kyabje Dagri Rinpode dari Serajey Monastic Universit, Bangalore, India. 

Dengan sejumlah nama besar tadi, materi-materi yang dikeluarkan pun diyakini akan menginspirasi. “Para pembicara di event ini adalah yang terbaik di bidangnya. Peserta akan banyak mendapatkan berbagai pencerahan. Pokoknya ada banyak ilmu yang bisa dipelajari,” lanjut Pitana lagi.

Mengusung tema berbeda setiap tahunnya, BIC 2018 akan mengupas Borobudur sebagai peradaban dunia. Konsep ini pun selaras dengan sisi humanisme yang selalu ditawarkan Borobudur. Mengedepankan konsep spiritual, berbagai tema bahasan akan diselaraskan dengan agama-agama yang ada di Indonesia. “Borobudur menawarkan kebersamaan, meski kepercayaan mungkin berbeda. Yang jelas, sisi humanisme ini yang menyatukan semuanya,” tuturnya.

Pesan moral perdamaian memang kuat disampaikan dalam event ini. Tujuannya apalagi kalau bukan untuk mewujudkan toleransi. Dari BIC 2018 ini diharapkan muncul solusi untuk mengurai 6 potensi isu agama dan budaya yang muncul. Event ini juga bagian dari upaya pelestarian situs warisan dunia. “Tujuan akhirnya tentu sangat luas. Semua mengarah upaya pelestarian. Kami gembira karena antusiasme publik besar,” katanya lagi.

Memasuki tahun ke tiga penyelenggaraan, BIC 2018 ini selalu menjadi perhatian masyarakat dunia. Pada event tahun ini, sampai Kamis (3/5) pagi, sedikitnya 500 peserta siap bergabung di BIC 2018. Mereka berasal dari berbagai kalangan dan negara. Selain lokal, BIC 2018 juga akan diikuti warga negara asing. Mereka berasal dari beberapa negara, diantaranya Amerika Serikat, Australia, dan Prancis.

Paspor asing lainnya berasal dari kalangan ekspatriat. Mereka sangat terinspirasi dengan konsep kebersamaan yang dikembangkan BIC 2018. Serupa dengan minat mahasiswa asing yang sedang menuntut ilmu di Yogyakarta. Asisten Deputi Pemasaran I Regional II Kemenpar Sumarni menerangkan, repon publik selalu saja positif dari tahun ke tahun penyelenggaraan event.

“Borobudur ini memang luar biasa. Antusiasme peserta selalu besar. Event ini paket yang lengkap. Selain materi dari BIC yang luar biasa, pengunjung juga bisa menikmati eksotisnya Candi Borobudur,” kata Sumarni.

Memasuki tahun ke tiga penyelenggaraan event, jumlah peserta BIC relatif stabil. Event ini selalu diikuti oleh 500 hingga 600 orang. Mereka juga berasal dari berbagai belahan dunia. Pada penyelenggaraan tahun ini, peserta mendapat beragam fasilitas terbaik. Mereka akan mendapat konsumsi untuk sehari, snack 2 kali, cendera mata, juga sertifikat. “Ada beragam keramahan. Yang jelas para peserta akan dibuat puas dan nyaman,” tutur Sumarni lagi.

Selain mendapatkan pencerahan, mereka juga bisa menikmati kemegahan Candi Borobudur. Menjadi bangunan monumental, Borobudur memiliki 3 palataran. Candi ini pun semakin eksotis dengan ribuan panel dan 504 arca Budha. Setiap tahunnya, Borobudur dikunjungi umat Budha dari seluruh Indonesia dan dunia. Mereka berkumpul guna merayakan dan hari Trisuci Waisak.

“Borobudur ini bangunan monumental, bisa dikatakan milik semua umat. Buktinya, banyak tokoh lintas agama berkumpul di sana untuk membagikan inspirasinya. Semoga dari event BIC 2018 ini, akan muncul spirit baru yang lebih membangun,” pungkas Kepala Bidang Area Jawa Kemenpar Wawan Gunawan.

Menpar Arief Yahya juga ikut menyimak. Dia sering menyebut Borobudur sebagai “Mahakarya Budaya Dunia” atau World Cultural Masterpiece. Sebagai ikon destinasi prioritas di Jawa Tengah dan DIY, kompleks candi terbesar di dunia dan sudah menjadi bangunan warisan budaya yang tercatat UNESCO itu, Borobudur diyakini bisa menjadi inspirasi. Bisa membawa pesan perdamaian dan keharmonisan umat ke seluruh dunia.

“Borobudur yang sudah diakui dunia merupakan sumber inspirasi. Heritage-nya menjadi sumber inspirasi untuk karya baru pada masa sekarang. Sebagai warisan budaya dunia dengan logo UNESCO, nilai Borobudur sangat luar biasa,” ujar Arief Yahya, Menteri Pariwisata RI.

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here