MANADO – Kegiatan famtrip Filipina di Manado yang diadakan Kemenpar tak hanya sekedar mengajak peserta mengeksplore destinasi wisata di Manado. Namun kegiatan ini juga mempertemukan pelaku industri wisata Sulawesi Utara (Sulut) dengan peserta famtrip yang merupakan travel agent Filipina. Kegiatan yang dikemas dalam bentuk table top, Senin (1/4/2019) malam itu dianggap lebih konkrit dan mengena sasaran.

Kegiatan bisnis to bisnis ini memang diharapkan mampu meningkatkan kunjungan wisman Filipina ke Manado. Peserta famtrip yang terdiri dari Medy C Gonzales Holili (GM Ticketianda Travel and Tours), April Rose T (GM Golden Sunrise Travel and Tours), Jose AR ( Ambik Travel and Tours), Gregorio Sarita (GIS Travel and Tours), Charisse (GM One World Travel and Tours) dan Gilbert Alvarez (CTOURZ.Inc) antusias melakukan interaksi dengan tak kurang 40 pelaku bisnis pariwisata di Manado. Mereka saling berbagi informasi dan menawarkan sejumlah paket wisata mereka.

Tahun lalu kunjungan wisman Filipina ke Indonesia berjumlah sekitar 217 ribuan, tahun ini kunjungan wisman Filipina ditargetkan meningkat menjadi 260 ribu wisman. “Kami berterima kasih kepada Kemenpar yang telah mengadakan kegiatan famtrip ini. Kami berharap kegiatan ini mampu menyedot wisman Filipina untuk berkunjung ke Manado lebih banyak lagi,” ujar Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Sulawesi Utara Daniel Mewengkang.

Menurut Daniel, Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara telah melakukan berbagai cara untuk meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara. Beberapa pusat keramaian dan perbelanjaan di Kota Manado pun bahu membahu membuat program yang nyaman kepada turis yang datang ke Bumi Nyiur Melambai itu. Salah satu dukungan tersebut adalah penggunaan bahasa asing dalam penanda di tempat keramaian. Selain dengan bahasa Inggris juga menggunakan bahasa Mandarin, mengingat meningkatnya turis asal China ke sana. Hal ini terlihat di sejumlah hotel, objek wisata, pusat perbelanjaan, bahkan taksi bandara di Manado. Selain itu, Sulut juga punya beberapa event yang bisa dijual ke wisman. “Tahun ini ada 3 event yang masuk calender of event Kemenpar dari Sulut. Selain Festival Pesona Bunaken dan Tomohon International Flower Festival, kami juga menambah satu dengan Festival Pesona Selat Lembeh,” kata Daniel.

Salah satu kendala yang dihadapi saat ini menurut Daniel adalah tidak adanya penerbangan langsung dari Manila ke Manado. “Kami harapkan dalam waktu dekat ada penerbangan langsung Manila ke Manado. Karena untuk bisa ke Manado mereka harus dua kali penerbangan, ke Jakarta baru lanjut ke Manado. Ini memberatkan karena selain waktu tempuh yang lama, tentunya biaya perjalanan jadi lebih mahal” kata Daniel.

Untuk saat ini kunjungan wisman ke Manado, kata Daniel, paling banyak asal China. Rata-rata kunjungan wisman China ke Manado perbulannya sekitar 30 ribu wisman. “Jumlah ini bisa bertambah sampai 50 ribu wisman saat masuk musim liburan. Jumlah ini terus meningkat karena adanya penerbangan langsung dari China ke Manado. Sehari ada 2 penerbangan. Bahkan di hari Jumat ada 3 penerbangan langsung China – Manado,” ujar Daniel yang berharap hal ini bisa juga dilakukan wisman Filipina mengingat banyak persamaan antara Filipina dan Manado.

Manado adalah kota terbesar kedua di pulau Sulawesi yang terletak di sebelah timur Kalimantan dan selatan Mindanao. Di antara tempat-tempat wisata yang bisa dikunjungi wisatawan Filipina adalah Taman Nasional Bunaken, Christ Blessing, Air Terjun Tunan, Jembatan Soekarno, Kai Santi, Pantai Paal dan banyak lagi. Maskapai penerbangan berbiaya rendah Indonesia Sriwijaya Air telah menyatakan minatnya untuk melayani rute Davao-Manado, yang hanya akan memakan waktu satu jam lebih. “Sriwijaya Air sudah komit melayani rute Davao – Manado secara reguler seminggu dua kali. Jadi kalau sudah terealisasi wisman Filipina akan mudah mengunjungi Manado,” ujar Daniel.

Sebelumnya memang pernah ada penerbangan Filipina ke Manado dari Davao, tapi rute tersebut ditiadakan sejak 2008. Jika rute ini dibuka kembali maka orang Filipina tidak harus terbang jauh-jauh ke Singapore, Jakarta, atau Kuala Lumpur terlebih dahulu.

Seperti yang kerap diungkapkan Menpar Arief Yahya, untuk mendukung pariwisata harus ada 3A, yakni akses, aksi, dan amenitas. Penerbangan langsung Filipina – Manado merupakan dukungan pada aspek aksesibility.

Sementara pada kesempatan lain, Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional III Kemenpar Muh Ricky Fauziani mengatakan tahun lalu Kemenpar berhasil mencapai target wisman Filipina sebesar 103,6% atau 217.644 wisman dari target 210.000 wisman. Karena itu, tahun 2019 target wisman Filipina ditetapkan sebanyak 260.000 wisman, yang artinya dibutuhkan kenaikan sebesar 29%.

“Kedekatan geografis dan hubungan diplomatis yang baik menjadi keuntungan bagi Indonesia untuk menggenjot kunjungan wisman Filipina. Sejauh ini, destinasi favorit wisman Filipina masih dominasi Bali, Jakarta, dan Batam. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan akan ada destinasi lain yang bisa dijual, misalnya Manado,” jelasnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here