BANDUNG – Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) P1 Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) NHI Bandung menggelar Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi Kerja Bidang Hotel, Restoran dan Kepemanduan. Kegiatan ini diikuti 605 Asesi dan 63 asesor. Kegiatan ini digelar di STP NHI Bandung selama lima hari, 13-17 Mei 2019.

Kegiatan ini adalah hasil kerja sama STP NHI Bandung dengan Asdep Pengembangan SDM dan Hubungan Antar Lembaga Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata (Kemenpar).

Direktur LSP P1 STP NHI Bandung Lien Maulina mengatakan, 605 Asesi ini merupakan mahasiswa STP dari Program Studi Hospitaliti dan Perjalanan. Skema yang digunakan adalah Okupasi bidang hospitaliti dan perjalanan.

”Uji Kompetensi ini diikuti oleh para mahasiswa Diploma 3 dan 4. Skema yang digunakan yaitu Okupasi bidang Hospitality dan Perjalanan, seperti Chef De Partie, Demi Chef dan Front Office Supervisor (untuk Asesi Semester Terakhir Diploma 3). Lalu ada Asisten General Manager serta Restauran Outlet Manager (untuk Asesi semeter terakhir Diploma 4),” sebut Lien.

Dia menambahkan, Uji Kompetensi ini semuanya dibiayai oleh Kemenpar. Semua mahasiswa STP NHI Bandung harus mengikuti uji kompetensi sesuai bidangnya masing-masing sebelum lulus. Menurut dia, hal ini karena sudah Peraturan Perundang-undangan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang mewajibkan seluruh karyawan memiliki sertifikasi kompetensi.

Para Asesi yang memenuhi standar kelulusan, akan mendapat sertifikat dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Dia berharap, dengan memiliki sertifikasi kompetensi, mahasiswa akan mudah diterima kerja di industri.

“Tahun ini, uji kompetensi sudah dilakukan secara online. Uji cobanya sudah dari tahun 2018 lalu. Sekarang uji kompetensi sudah tidak manual lagi,” ujar Lien.

Deputi Bidang Pengembangan Industri Pariwisata dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Ni Wayan Giri Adnyani berharap sertifikasi dapat meningkatkan kualitas mahasiswa. Khususnya, terhadap tingkat kompetensi yang dimiliki sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Serta, memberikan informasi mengenai kondisi kompetensi yang dimiliki oleh mahasiswa. Sekaligus, bisa membangun kesadaran bagi manajemen perguruan tinggi dan mahasiswa akan pentingnya kompetensi kerja dan pengakuan kompetensi tersebut oleh industri.

“Uji kompetensi ini digelar agar semua mahasiswa siap menghadapi persaingan di tingkat ASEAN maupun global,” kata Giri.

Giri menambahkan, sebelum mengikuti sertifikasi, semua mahasiswa telah memiliki laporan nilai sampai semester lima. Mereka pun, sudah memiliki pengalaman bekerja.

“Jadi, berdasarkan nilai mereka selama lima semester dan pengalaman kerja. Kalau sudah mengikuti semua bagus baru bisa dilaksanakan proses sertifikasinya,” imbuh Giri.

Menteri Pariwisata Arief Yahya meyakini, sebagai lembaga pendidikan di bawah naungan Kementerian Pariwisata, STP NHI Bandung mampu memberikan sumbangsih bagi kemajuan kepariwisataan nasional. Hal tersebut diyakini sebanyak 40% dari jumlah tersebut telah diserap oleh industri pariwisata mancanegara.

“Sebagai perguruan tinggi di bidang pariwisata STP Bandung berkontribusi besar dalam menyediakan sumber daya manusia bagi industri pariwisata yang memiliki daya saing dan kualitas internasional,” kata Menpar Arief Yahya.

Lebih lanjut, Arief mengatakan, STP NHI Bandung memiliki visi yang sesuai untuk menghasilkan SDM yang siap menghadapi era millenial. Visi tersebut yakni menjadi institusi pendidikan tinggi terkemuka di dunia namun tetap memiliki kepribadian Indonesia.

“Saat ini tantangan semakin kuat terlebih di era millenial, menjadi tugas bagi para pimpinan dan dosen STP Bandung untuk mengembangkan berbagai upaya pembenahan dalam pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi,” pungkasnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here