BANDUNG – Asia Afrika Festival (AAF) tahun ini bakal digelar 26-29 April 2019. Festival ini juga akan menjadi gerbang Kota Bandung menjadi tuan rumah penyelenggaraan World Experience Festival (WEF) 2020. Gelaran WEF merupakan agenda rutin pagelaran budaya yang melibatkan lebih dari 70 negara.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung Kenny Dewi Kaniasari menuturkan, pada 2019 ini WEF bakal digelar di Rumania. Oleh karena itu, pada AAF 2019 ini, Kenny sengaja mengundang salah satu wali kota di Rumania.

“Asia Afrika festival sebenarnya ada rangkaian untuk 2020 itu World Experience Festival. Ini semacam multiculture, heritage culture, dan salah satunya musik daerah. Kalau memang jodohnya, maka tahun depan akan ada 70 kebudayaan dari berbagai negara akan tampil di Kota Bandung. Inisiasinya kita akan mengundang Wali Kota Cluj Rumania untuk datang ke sini,” ucap Kenny, Rabu (17/4).

Kenny memaparkan, WEF menjadi salah satu festival yang mendapat dukungan dari Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa Bangsa (UNESCO). Karenanya, pihaknya kini terus berusaha agar UNESCO memberikan kepercayaan ke Kota Bandung untuk menjadi tuan rumah di 2020.

Jika terpilih, lanjut Kenny, akan memberikan dampak positif kepada sektor pariwisata Kota Bandung. Tak hanya itu, WEF dapat membuka kerja sama dengan kota-kota dunia.

“Keinginan menggelar World Experience ke Kota Bandung itu selain menarik wisatawan juga ingin menginisiasi kerja sama antarkota,” terang Kenny.

Kenny melanjutkan, untuk AAF 2019 ini akan dibuka dengan rangkaian pagelaran tari mulai 26-29 April. Perhelatan ini juga sekaligus memperingati hari tari sedunia yang jatuh setiap 29 April.

“Untuk menambah kemeriahan Kota Bandung ada kegiatan dalam rangka memperingati world dance day itu 26-29 April. Rencananya dari 26-27 April ada Festival Jaipongan. Juri dari Jogja, Solo, dan beberapa daerah di Jawa Barat, pesertanya itu 29 sanggar tari dan kebanyakan dari Jawa Barat,” jelasnya.

Masih dalam rangkaian peringatan hari tari sedunia, Kenny menjelaskan, pada 28 April bakal digelar menari masal di area Car Free Day Dago. Acara tersebut bakal turut melibatkan 3.624 penari.

“Mudah-mudahan bisa memecahkan rekor nasional dalam rangka world dance day. Kemudian 29 April ada kegitan 24 Jam Bandung menari di gedung YPK menampilkan bermacam tarian,” tambahnya.

Setelah pagelaran tari, rangkaian AAF 2019 disambung dengan festival Ramadan. Disbudpar Kota Bandung menyiapkan acara Ngabuburit On The Street (Ngaos).

Lebih lanjut, Kepala Bidang Produk Seni dan Budaya Disbudpar Kota Bandung Sigit Iskandar menuturkan, pihaknya juga telah menyiapkan festival kuliner Asia Afrika.

“Geografic dan food market Asia Afrika digelar di Braga 21-27 Juni. Beragam makanan Asia Afrika akan kita tampilkan,” ujar Sigit.

Sigit menegaskan, sebagai acara utama AAF 2019 akan dilaksanakan pada 29 Juni mendatang dengan menampilkan karnaval budaya. AAF 2019 menempati posisi keempat acara unggulan di Indonesia dari Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Republik Indonesia.

“Karena ada Pemilu dan masuk bulan puasa, sesuai dengan arahan Kemenpar maka jatuh pada 29 Juni. Di Agenda Kemenpar Asia Afrika Festival masuk ke jajaran top ten even nasional dan menempati peringkat keempat,” pungkasnya.

Menteri Pariwisata Arief Yahya sangat antusias dengan kegiatan ini. Menurutnya, Asia Afrika Festival 2019 adalah event internasional yang selalu mampu menyedot wisatawan dalam jumlah tinggi.

“Asia Afrika Festival ini bukan event sembarangan. Ini adalah kegiatan internasional. Negara-negara tetangga selalu antusias ambil bagian dalam event ini. Kemasannya selalu menarik dan memiliki nilai jual yang sangat tinggi. Setiap digelar, kemeriahan pasti tersaji,” ujar Menpar Arief Yahya.(*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here