JAKARTA – Pariwisata halal Indonesia benar-benar top. Buktinya, Indonesia menjadi yang terbaik dalam Global Muslim Travel Index (GMTI) 2019. Dalam pengumuman, Selasa (9/4), Indonesia nomor 1 dari 130 negara di dunia. Capaian ini sesuai target Menteri Pariwisata Arief Yahya yang bertekad menjadikan pariwisata halal Indonesia terbaik di dunia.

Kepastian Indonesia menjadi peringkat 1 GMTI 2019, diumumkan di Pullman Hotel, Jakarta, oleh CEO CrescentRating Fazaal Bahardeen. Indonesia berada di posisi teratas bersama Malaysia dengan nilai 78.

Menpar Arief Yahya, hadir beserta Deputi Bidang Pengembangan Industri Kelembagaan Ni Wayan Giri Adnyani, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran 1, Rizky Handayani, Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi Kawasan Anang Sutono, dan Pembina Tim Percepatan Wisata Halal, Riyanto Sofyan.

Buat Indonesia capaian ini sangat membanggakan. Karena, setelah bertahun tahun mengalami peningkatan secara berjenjang dari ranking 6 di tahun 2015, ranking 4 di tahun 2016, ranking 3 di tahun 2017, ranking 2 di ranking 2018, akhirnya Indonesia menduduki peringkat 1 GMTI di tahun 2019.

Menteri Pariwisata menyampaikan, bagaimana kemenangan telah dinyatakan dan ditetapkan sejak jauh-jauh hari. Laporan GMTI menganalisa berdasarkan 4 kriteria penilaian strategis, yaitu Akses, Komunikasi, Lingkungan, dan Layanan.

“Kita memang bertekad menjadikan Indonesia ranking pertama sebagai destinasi wisata halal terbaik dunia di 2019. Kita terus berusaha untuk mewujudkannya. Antara lain dengan meluncurkan IMTI (Indonesia Muslim Travel Index) 2019 yang mengacu standar global GMTI (Global Muslim Travel Index) serta melakukan bimbingan teknis (bimtek) dan workshop 10 destinasi pariwisata halal unggulan di Tanah Air,” papar Menpar.

Dalam acara tersebut, Menpar Arief Yahya memberikan keynote speech. Beliau menceritakan kronologis implementasi strategi untuk meraih bukit kemenangan GMTI dengan bantuan tim percepatan wisata halal.

Menurut Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya, peringkat 1 GMTI 2019 vital bagi pariwisata Indonesia.

“Kami gembira karena bisa menjadi peringkat 1 GMTI 2019. Status terbaik dunia sangat penting. Sebab, menjadi representasi kualitas wiata halal dan berbagai usaha perbaikan yang dilakukan selama ini. Hasil ini menjadi bukti solidnya stakeholder pariwisata di Indonesia,” ungkap Menpar.

Top GMTI 2019 sendiri didominasi negara-negara Asia. Selain Indonesia dan Malaysia, ada juga Arab Saudi di urutan 3, berikutnya disusul Uni Emirat Arab, dan Qatar. Berikutnya ada Bahrain di strip 8, diikuti Oman, Brunei Darussalam, dan Singapura.

Untuk posisi nomor 2 GMTI 2019 ditempati Turki. Sementara Maroko yang berada di urutan 7. Menpar menambahkan, posisi 1 GMTI 2019 akan menaikan value pariwisata halal milik Indonesia.

Sebab, prestasi ini memiliki makna 3C. Ada arti Calibration, Confidence, hingga Credibel. Hal ini otomatis menaikan daya saing wisata halal di level global.

“Menduduki status terbaik, daya saing wisata halal terus naik. Artinya, destinasi wisata halal yang ada di Indonesia lebih baik dari negara manapun. Kredibilitasnya pasti naik sekaligus tingkat kepercayaan diri. Untuk itu, wisatawan harus terus menempatkan Indonesia di urutan pertama daftar kunjungannya. Sebab, semua aspek terbaik ada di Indonesia,” lanjut Menpar.

Melesatnya peringkat Indonesia memang tidak lepas dari beragam perbaikan yang dilakukan. Perbaikan itu meliputi sektor aksesibilitas, komunikasi, pengendalian faktor lingkungan, hingga pelayanan. Untuk aksesibilitas, peningkatan signifikan dilakukan di 5 wilayah. Ada Aceh, Sumatera Barat, Kepulauan Riau & Riau, Jakarta, dan Lombok. Fokusnya mulai dari bandara, pelabuhan, jalan, hingga rel kereta api.

Untuk pengembangan komunikasi juga gencar dilakukan pada 5 wilayah itu. Fokusnya pengembangan Muslim Visitor Guide, Stakeholder Education, Market Outreach, Tour Guide, hingga Digital Marketing. Bagaimana dengan lingkungan? Pergerakan wisatawannya sangat positif. Mobilitasnya semakin mudah dengan dukungan WiFi di bandara, lalu destinasi punya komitmen kuat mengembangkan infrastruktur.

Wisatawan juga dimanjakan dengan beragam fasilitas pendukung wisata halal. Pada 5 daerah itu, destinasi wisatanya selalu didukung dengan restauran halal yang tersertifikat. Jumlah tempat ibadah banyak dan tersebar merata. Pun serupa dengan bandaranya yang dilengkapi prayer room. Untuk hotel, dapurnya tersertifikat halal lalu atraksinya kuat dengan nuansa Islami.

“Yang jelas, fasilitas terbaik wista halal ada di Indonsia. Bukan hanya kuantitas saja, tapi kualitasnya juga bisa dipertanggungjawabkan. Semua tertib aturan dan tersertifikasi dengan baik, bahkan secara berkala rutin di upgrade. Dengan upaya yang dilakukan, kami yakin tahun depan posisi GMTI Indonesia akan berada di atas Malaysia. Indonesia akan berstatus peringkat 1 secara penuh,” papar Menpar.

Keberhasilan Indonesia menduduki posisi 1 GMTI 2019, membuat Indonesia berhasil mengikis jurang point pada tahun lalu. Sebab, pada 2018 Indonesia berada di urutan ke-2 dengan 72,8 point. Negeri Jiran Malaysia tepat di atasnya dengan nilai 80,6. Saat itu, Indonesia hanya unggul untuk aspek outreach dan unique experience. Untuk kualitas berimbang dimiliki aspek safety and culture.

“Sekali lagi saya ucapkan terima kasih atas beragam perbaikan fasilitas di lini wisata halal. Dengan rapor ini, wisata halal Indonesia akan terus berkembang. Bila industrinya terus kompetitif seiring arus masuk wismannya, maka masyarakat akan semakin sejahtera. Ada inkam besar yang dinikmati langsung oleh masyarakat,” tutup Menpar. (*)

POSISI TOP 10 GMTI 2019
1. Indonesia (78)
2. Malaysia (78)
3. Turki (75)
4. Arab Saudi (72)
5. Uni Emirat Arab (71)
6. Qatar (68)
7. Maroko (67)
8. Bahrain (66)
9. Oman (66)
10. Brunei Darussalam (65)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here