Palangka Raya – Berkunjung ke Palangka Raya, akan membuat siapa pun membuka mata. Sebab, ibukota Kalimantan Tengah ini menyimpan banyak sekali destinasi wisata yang bisa dikunjungi. Salah satunya adalah kawasan Taman Nasional Sebangau.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kalimantan Tengah Guntur Talajan mengatakan, Sebangau memiliki luas sekitar 568.700 hektare. Ada banyak kekayaan alam yang dimiliki taman nasional tersebut. Mulai dari ratusan jenis flora dan juga fauna. Secara administratif, Taman Nasional Sebangau terletak di Palangka Raya, Kabupaten Katingan, dan Kabupaten Pulang Pisau.

“Di Palangka Raya, wisatawan bisa menjumpai danau dengan air yang berwarna hitam. Lokasinya dikelilingi rasau atau tanaman sejenis pandan yang biasa tumbuh tegak di tepian sungai atau danau di kawasan rawa gambut,” ujarnya, Senin (24/6).

Pantulan sinar matahari membuat warna air yang hitam di Danau Sabangau terlihat sangat indah. Selain itu, disediakan beberapa spot foto yang instragamable di setiap titik. Bahkan jika beruntung, wisatawan akan melihat monyet ekor panjang atau bekantang bergelantungan di pepohonan.

Danau Sabangau juga dihuni berbagai jenis ikan. Di antaranya kerandang, toman, dan haruan atau gabus. Selain foto-foto dengan spot atau view menarik, wisatawan bisa melakukan aktifitas lain seperti memancing atau menyusuri danau menggunakan perahu kelotok yang disediakan warga. Ada juga sepeda air atau bebek-bebekan.

“Kegiatan ekowisata ini dikelola masyarakat, dan didukung Pemerintah Palangka Raya. Dengan demikian, masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan bisa mendapat penghasilan tambahan. Dengan mengelola ekowisata, masyarakat secara tidak langsung akan menjaga hutan gambut Sebangau,” jelasnya.

Tahun ini, Palangka Raya menjadi tuan rumah Festival Budaya Isen Mulang yang telah berlangsung dengan sukses, tanggal 17-22 Juni lalu. Beragam kegiatan yang mengedepankan budaya masyarakat Dayak disajikan dengan menarik, sehingga membuat pengunjung berdecak kagum.

Data dari Disbudpar Kalteng, peserta dan pengunjung Festival Budaya Isen Mulang 2019 meningkat signifikan. Kualitas lomba juga meningkat, khususnya tarian pedalaman yang membuat penonton antusias. Dari data tersebut, total pengunjung sebanyak 127 ribu, dimana 41 orang diantaranya adalah wisatawan mancanegara. Jumlah itu jauh lebih banyak dibanding tahun 2018 yang hanya tembus di angka 20 ribu pengunjung, dengan 30 orang diantaranya murupakan wisatawan asing.

“Suksesnya Festival Budaya Isen Mulang 2019 tentunya juga tak lepas dari salah satu kearifan lokal masyarakat Dayak Kalteng. Yaitu ritual budaya, minta tidak hujan saat acara berlangsung. Dan memang, sudah dua tahun terakhir kegiatan ini berjalan lancar tanpa diguyur hujan. Alam bersahabat,” ungkap Guntur Talajan.

Ketua Pelaksana Calendar of Event Kemenpar Esthy Reko Astuty mengatakan, Festival Isen Mulang 2019 sangat efektif untuk memperkenalkan Kalimantan Tengah secara utuh. Berbagai kegiatan yang digelar bukan hanya mengangkat soal seni budaya, tetapi juga potensi alam dan potensi pariwisata daerah setempat.

“Saya sangat mengapresiasi pemerintah daerah dan panitia yang sangat serius menggarap event tersebut. Hampir semua kekayaan Kalimantan Tengah ditampilkan. Ini jelas menambah wawasan para pengunjung atau wisatawan luar daerah terkait Provinsi Kalteng,” katanya.

Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran I Regional II Kemenpar Adella Raung menambahkan, konten yang dihadirkan pada Festival Isen Mulang kemarin memang lengkap. Terutama ragam budaya suku Dayak. Keunikan yang tersaji jelas memiliki daya tarik bagi wisatawan.

“Atraksi yang ditampilkan sangat menarik dan membuat event itu berlangsung meriah. Dalam bahasa lokal, Isen Mulang berarti tidak pernah mundur. Ini merupakan moto Palangka Raya yang menggambarkan keberanian masyarakat setempat,” jelasnya.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menuturkan, Festival Isen Mulang menjadi momentum yang pas untuk membangkitkan industri pariwisata di Kalimantan Tengah. Kegiatan itu kental dengan nuansa budaya yang dikemas dengan standar nasional.

“Kalteng harus bangkit dan berkibar seperti daerah lain. Konsep acaranya sudah bagus. Tapi, tahun depan harus lebih keren, sehingga wisatawan tak bosan dan tertarik untuk datang lagi,” tandasnya. (*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here